Sam bisa merasakan tangan Nadine yang menggenggam pergelangan tangannya. Sam berhenti, sambil menatap wajah Nadine.
"kenapa?"tanya Sam dengan singkat.
"you chose the wrong person to be your friend, Sam" ucap Nadine membuat Sam kebingungan. bukan karena dia berbahasa inggris, tapi maksud nya.
"maksud lo apa?" Sam sadar kalau Nadine masih memegang erat pergelangan tangannya. dengan cepat ia berusaha menyingkirkan tangan nya.
"gue tau, lo pingin ngubah kehidupan Rachel. pasti lo enggak tega ngeliat dia.. dont have friends, parents, popularity- she's too weak to have all that. The only thing she can do.... is to hide in people's shadow and what she have done to us all."
"lo salah. apa yang dia perbuat di masa lalu, itu pasti ada alasan yang dia sembunyikan."
"emang lo tau apa? lebih buruk dari kehilangan sahabat. tau kenapa? karena gue juga kehilangan sahabat gue. jadi gue bisa tau yang mana lebih sakit. "
"Nadine, bilang sekarang apa salah Rachel selama ini sampai seluruh sekolah membenci nya."
Sedih muncul di wajah Sam dengan tiba-tiba. tapi, Nadine hanya membalas nya dengan tatapan tajam. ia ingin dia mencari tahu dengan sendiri nya. Nadine pergi begitu saja meninggalkan Sam di lorong sendirian.
lorong itu mulai kehilangan cahaya yang didapatkan dari luar. sama seperti hati nya saat ini. ternyata diluar sedang mendung. angin bertiupan dengan kencang.
Nadine. Gadis yang bisa di bilang kaya, pintar, dan juga cerdas. Tahun ini dia mengikuti olimpiade matematika. Ayah nya strict banget, kerja sebagai pengacara. Ibu nya sebagai perancang baju dan di ekspor kan ke luar negeri.
Teman-teman nya tidak begitu banyak. Tapi kadang-kadang, ia bersama Olivia dan Bryan.
Bel istirahat berbunyi. Semua pada keluar dari kelas masing-masing. Oh, Sam? Dia sedang duduk di halaman belakang sekolah sambil makan sandwich nya.
"Kok bengong?" Olivia tiba-tiba datang.
"Enggak kok, Liv. Lo enggak makan?"
"Enggak—"
"Liv! Ayo! Katanya mau traktir makan!" Ucap Justin dan sekelompok geng nya.
"Tuh, temen-temen lo manggil." Ucap Sam dengan santai.
"Gue... pergi ya, Sam! Bye!" Olivia pun pergi meninggalkan Sam. Beberapa langkah kemudian, Olivia berhenti lalu membalikkan badan.
"Kalo ada apa-apa, panggil gue aja ya. Gue peduli sama lo." Ucap Olivia dengan senyuman.
"Oke." Jawab Sam dengan simple. Dan akhirnya Olivia pergi.
Sam masih memikirkan soal tentang Rachel.
-
"Nadine, sayang, temen kamu tuh udah nunggu di depan!"
"SIAPA, MA????" Teriak Nadine dengan kencang dari dalam kamarnya. Ia sedang memakai lipstick berwarna merah, di depan cermin.
Penampilan itu harus nomor 1, bagi Nadine. Alasannya biar semua orang hanya memandangnya ketika bersama Rachel. Dan bagi Rachel, justru have fun yang nomor 1. Kalo penampilan, bodo amat.
Rachel mengetuk pintu kamarnya.
"Masuk!" Ucap Nadine. Rachel pun membuka pintu kamar nya.
"Eh, mbah Syahrini sudah dandanan" Ucap Rachel ketika melihat Nadine sedang ber payas.
"Whatever. Oh iya, kita kemana nih?? Gue jadi bingung mau pake baju apa" ucap Nadine.
KAMU SEDANG MEMBACA
The girl named Rachel
Teen FictionSam bertemu dengan seorang gadis yang selalu menyendiri bernama Rachel. kebetulan mereka tetanggaan. Setiap hari, Sam melihat Tingkah laku Rachel yang tidak biasa. Sam sangat ingin menjadi temannya. Semakin sam mengenal Rachel, dia semakin dekat de...