Chapter 9

82 6 0
                                    

Rachel berjalan menuju ke dalam rumahnya. ketika ia membuka pintu, terlihat kakaknya sedang duduk di tangga yang sedang khawatir.

"lo kemana tadi?!" Tanya Robin kepada Rachel, dan memeluknya. Tapi, ia tidak memeluknya balik.

"taman." Jawabnya dengan singkat.

"ngapain? jangan bilang lo kabur dari sekolah." Robin mendengus.

"terus kenapa? lagian, gue males ke sekolah." Ia duduk di sofa, sambil melihat jam yang sudah pukul 7:43.

Rachel sedang memegang segelas hot chocolate, dan selimut yang menutupi kedua kakinya di ruang tamu. Ia tampak senang dapat menemui Sam di perpustakaan. Tetapi, kesenangan Rachel dipadamkan oleh kedatangan Olivia.

Ia selalu kesal melihat wajah Olivia. Entah kenapa. Dalam pikirannya, Rachel tidak ingin memiliki teman. Tetapi dalam hatinya, ia ingin sekali. Sam lah yang diinginkan oleh Rachel. Hanya sebagai teman. Bukan yang enggak-enggak.

"Tadi Kuliah gimana?" Tanya Rachel, melihat Robin sedang duduk di sofa lagi satu.

"Biasa aja. Coba lo udah kuliah. Terus satu kampus sama gue. Pasti semangat banget gue masuk." Mereka berdua tertawa.

"Satu kuliah sama kakak gue? You wish. Kan gue mau kuliah di Perancis." Rachel menjulurkan lidahnya.

"jangan tinggalin kakak dong!" Robin memeluk Rachel dengan erat. masih lagi 2 tahun Rachel akan pergi dari Indonesia. walaupun Rachel kadang-kadang pendiam di rumah, ia tetap menyayangi dan peduli dengan Robin.

Robin tertidur di bahu Rachel. ia perlahan-lahan membaringkan kepalanya di atas bantal kecil. Rachel mengelus kepalanya, dan pergi ke kamarnya.

keinginan Rachel menjadi dokter di perancis, mengakibatkan ia sedih hati. ia harus meninggalkan Robin di Indonesia sendirian. jika ia ingin ikut dengannya, Robin terpaksa harus putus sekolah di awal semester 5.

Besok hari sabtu. hari yang paling Rachel sukai. ia bisa diam di rumah sambil menonton Netflix, makan pizza, dan tidur seharian.

walaupun ia benci hanya diam di rumah saja, tetapi ia menikmati meluangkan waktu sendirian di rumah.

ketika Rachel berbaring di tempat tidurnya, ia memeluk erat boneka kuda pony berwana putih, yang diberikan oleh ibunya ketika berumur 10 tahun, lalu tertidur.

10:35 pagi. Rachel masih tidur dengan tenang. tidak lama lagi. Robin membuka pintu kamarnya dan perlahan-lahan ia bersembunyi di samping tempat tidurnya. Robin tertawa kecil. ia mengambil nafas dengan berat lalu berteriak.

"BANGUUUUUN!!!"

"AAAAH!!" Rachel terjatuh dari tempat tidur. "lo tu ya! nganggu tidur cantik gue!" ia kembali tidur ke tempat tidurnya.

"Kebo lo! dari tadi gue panggil-panggil, enggak nyaut!" Robin tertawa, lalu mengacak-acak rambut Rachel.

"Tumben bangunin gue." ucap Rachel dengan wajahnya di atas bantal.

"Ada yang pingin ketemu lo, tuan putri."Robin menyegir kepada Rachel.

"Hmm? who?" Rachel menatapnya dengan kebingungan ketika ia mengangkat kepalanya.

"Mana gue tau!  turun muh! sarapan udah gue buat." ucap Robin sambil keluar dari kamarnya.

Kedua alis Rachel terangkat ke atas seakan mengatakan apa. Rachel merentangkan lengan dan kakinya. Ia melihat jam dindingnya;sudah jam 10:37. biasanya, ia bangun jam 12 atau lebih siang. gadis cantik seperti dia, juga orangnya pemalas.

Rachel mengambil sebuah sweater berwarna hijau toska di lemarinya, karena terlalu malas mengganti baju tidur yang dia pakai.

Ia turun dari tangga, sudah mencium bau aroma bacon dan sosis yang digoreng. perutnya mulai bersuara karena lapar. tetapi, ia ingat ada yang ingin bertemu dengannya.

The girl named RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang