GRETTA POV
Buka mata dan melihat kearah jendela pesawat, nampaknya pesawat telah sampai ditujuan gue yang menurut gue agak menyakitkan untuk kembali ke negeri ini.
"Halo ma, oh begitu.. baiklah, iya aku ngerti. sampai bertemu nanti dirumah ya"
Gue segera mencari taxi menuju rumah, melihat kanan-kiri ibu kota yang telah lama gue tinggalin rasanya berbeda sekali, taxi memasuki perumahan besar dan berhenti di depan rumah berpagar coklat menjulang tinggi, setelah membayar dan menurunkan barang gue berjalan menarik koper ke dalam, kedatangan gue disambut pembantu rumah gue dia sangat berbeda, rambutnya yang hitam pekat kini berubah putih, badan yang terlihat kencang sekarang agak keriput, kangen sekali dengan Bi Surti
"Selamat datang non, sini bibi bawakan. Nyonya sudah menunggu di dalam non"
"Ahh bibi, apaan sih? aku kangen bi sama bibi" sambil memeluknya
"Bibi juga kangen non, ayo masuk non.. masuk"
Gue dan Bi Surti masuk ke dalam rumah, mama langsung bergegas menghampiri gue dan menciumi, memeluk, rasa kangen yang ia keluarkan
"Kamu udah makan? aa mama berasa mimpi tau ga, mama piki kamu itu ga akan pulang"
"Aku pasti pulang ma, tapi sebentar ada kerjaan yang memang ga bisa aku tinggalin saat ini"
"Gimana kabar kamu sama pacarmu disana?"
"Baik ma, rencananya dia mau lamar aku bulan besok"
"Wah anak mama ternyata udah gede ya sekarang" sahut papa yang baru saja pulang
"PAPA!!" teriak gue sambil berlari memelukknya
"Maaf ya papa ga bisa jemput, tadi baru aja ada meeting ini juga baru selesai"
"Gapap pa, oh iya aku ada oleh-oleh buat kalian"
"Aku ke kamar ya ma, pa"
Gue naik kelantai atas menuju kamar, gue kangen banget sama suasana yang ada di kamar ini. waktu gue duduk di kasur gue nemuin surat undangan. Gue baca nama yang tertera disampul undangan "REVAN & TRINISA" kaget bukan kepalang, gue nangis dan sakit hati
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gue udah janjian sama Sifa dan Haris di cafe tempat bisa kita nongkrong, gue baru ketemu mereka hari ini 3 hari sebelum pulang lagi ke Belanda, tak lama mereka berdua dateng
"AAA!! my love baby! i miss you so much!" ucap Sifa sambil memeluk gue erat
"me too, baby! miss you to Haris"ucap gue ke Haris
Akhirnya kami mengobrol dan gue mulai mencoba buat nanya soal undangan perkawinan Revan
"Gue nemu undangan ini di kamar gue, apa ini semua bener? apa kalian juga udah tau dan ga mau ngomong sama gue?"
"Em.. Kita, kita bisa jelasin kok"
"Kenapa kalian tega nutupin semua ini sih? kalian kenapa buat gue nunggu hal yang gak seharusnya gue tunggu. Apa kalian sengaja buat gue menderita selamanya hanya untuk nunggu dia?"
"Retta, kita tuh ga maksud, kita itu"
"Udahlah gue ga ada waktu buat ngobrolin soal itu, lusa gue udah balik dan ini oleh-oleh buat kalian berdua. Sorry kalau gue ga dateng ke acara perkawinan kalian"
Gue meninggalkan mereka di cafe, gue pulang sambil menangis. Pikiran jadi tidak tenang, apa gue harus bertemu dengan Revan dengan cara dateng ke pesta pernikahannya, atau gue ga usah dateng.
*
Besok gue udah harus pergi dari Indonesia, saat ini gue berada di mall TA. Gue mencari oleh-oleh dan titipan temen-temen ue di Belanda, saat gue jalan mau masuk salah satu toko bertemulah gue dengan cowo yang ga asing lagi wujudnya. Yup! Revan, dia melihat gue dia tersenyum
"Hai Retta, apa kabar?" sapanya
"Ah.. gue baik Van, lo sendiri?"
"Sama, gue juga baik. Lo sendirian?"
"Ah.. iya, lagi cari barang titipan. Oh iya congrats ya buat pernikahan lo, calon istrinya ga diajak?"
"Ah.. i, iya thx. Eng.. engga dia lagi dirumah ga enak badan jadi ga diajak."
"Oh gitu, yaudah kalau gitu gue duluan ya masih banyak titipan yang harus gue cari."
"Iya, ati-ati ya"
REVAN POV
hari ini gue lagi jalan-jalan sendiri ke mall TA, gue ga nyangka bertemu sama dia. Selama ini gue hanya natap dia dari jauh, dan sekarang gue ada di depannya, ngobrol singkat sama dia. Dia semakin cantik, bibirnya semakin merah walau tak memakai lipstick, matanya yang gue kangenin, semua yang ada di dia semakin membuat gue ingin memeluknya.
Gue melihat dia pergi ke arah yang berbeda setelah dia mengucapkan selamat tinggal. di perbincangan tadi dia sedikit membahas undangan pernikahan gue. Jujur gue sakit liat dia tersenyum kaya gitu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
2 bulan setelah itu...
AUTHOR POV
Hari ini Gretta akan memulai hidupnya dengan pasangan yang dia pilih, perasaan bahagia terlihat di wajah Gretta. Gaun putih yang simple nan elegan sangat indah dipandang, rambut yang terurai panjang dan make up simple terlukis diwajah Gretta. Look so Beautiful
"Cie! siap jadi Mrs. Stuward" ucap Sandra
"Hehe, apa sih kamu Mrs. Simone"
"Hahaha, oh ya ada teman-temanmu dari Indonesia datang Retta"
"Suruh mereka masuk ya, makasih Sandra"
Tamu pun masuk
"Hai calon Mrs. Stuward" ucap Sifa sambil memeluk gue dari belakang
"Aa! Sifa! Haris!"
"Selamat ya.. cie akhirnya hahaha, cepet dapet momongan ya beby" ucap Sifa
"Thx ya kalian, gue pikir kalian ga dateng. Anak kalian?"
"Lagi diluar cari balon haha"
"Gretta, bisa ngobrol berdua aja?"
"Oke"
Gretta menyuruh perias untuk keluar, serta Sandra dan Billy
"Ada apa Fa? kayanya serius banget deh"
"Ini, gue dititipin surat sama ...."
"Sama?"
"Revan" ucap Haris dengan hati-hati
"Oh.. mana?"
Sifa mengeluarkan surat itu dan memberikan ke Gretta
ada lanjutannya, baca terus dan kasih vote + komen
KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA
Storie brevipernah kah kamu menyukai seseorang namun kamu tidak pernah sadar akan perasaan kamu terhadapnya? bagaimana perasaanmu saat kamu menyadarinya setelah kamu melepas dia? begitu pula yang di rasakan oleh Gretta saat ini, apa yang akan dilakukan Gretta...