1106 R (chap 1)

2.6K 176 18
                                    

Hoho, hallo. Yes, akhirnya bisa buat ff baru. Ini ff asli buatan saya. Content setiap part ff ini lebih sedikit dibanding dengan ff yang sebelum sebelumnya, biar nggak kepanjangan bacanya hehe. Oh ya, ini ff saya dapat waktu lagi dengerin lagunya Sabrina Carpenter yang judulnya On Purpose, nggak ada nyambungnya banget sama isi ff ini tp yah mau gimana lagi. Maaf saya terlalu banyak cuap" gaje. Typo everywhere.
Kalau baca jangan sambil tiduran, oke?

Happy Reading

Wanita muda itu menatap penuh sayang namja kecil yang kini tengah belajar untuk berdiri sembari berusaha menggapai mainan yang sengaja di letakkan sang eomma yang tak lain dan tak bukan adalah wanita muda tadi di atas bantal yang bertumpuk cukup tinggi. Wanita muda bernama lengkap Seo Joohyun itu menghampiri putra semata wayangnya yang mulai merambat untuk menggapai mainannya. Seohyun, wanita itu segera membawa sang putra kedalam pangkuannya.
"Hanwoo-ya, kau tidak boleh menggigit jarimu seperti ini." ucap Seohyun pada bayi yang baru berumur 15 bulan itu, bayi itu terlihat tertawa karena Seohyun menggelitik pelan tubuhnya. Karena gemas, Seohyun menciumi seluruh bagian wajah Hanwoo. Bayi itu semakin terkikik geli akibat perbuatan Seohyun. Kegiatan Seohyun tersebut harus terhenti saat ponsel yang ia letakkan di meja ruang tengah bergetar cukup keras, Seohyun menggendong Hanwoo dan dengan sebelah tangannya gadis itu mengangkat panggilan pada ponselnya.

"Yeoboseoyo."
"Sajangnim, seseorang mencari anda."
"Siapa?"
"Saya tidak tahu, tapi dia mengatakan ingin mengatakan mengenai seorang gadis bernama Haera."

Tubuh Seohyun menengang demi mendengar nama yang disebutkan oleh salah satu pergawai restaurant miliknya. Gadis itu memeluk Hanwoo dengan begitu erat,

"Baiklah, suruh orang itu menunggu di ruang VIP restaurant."
"Ne, akan saya lakukan."
"Terimakasih."

Seohyun terlihat linglung saat ini, gadis itu semakin mengeratkan pelukkannya pada Hanwoo kecil. Hanwoo kecil bahkan menangis saat dirasa pelukkan Seohyun terasa begitu erat.
"Nona?! Kenapa tuan kecil menangis?" tanya seorang wanita paruh baya bermarga Park yang baru saja datang tergopoh-gopoh dari dapur. Seohyun tersentak saat ahjumma Park mengambil alih gendongan Hanwoo.
"Nona baik-baik saja?" tanya ahjumma Park khawatir saat Seohyun sama sekali tak bergeming dari tempatnya berdiri.
"E-eoh, aku baik-baik saja ahjumma." Ucap Seohyun sedikit gelagapan. Perhatian ahjumma Park kini sepenuhnya teralih pada bayi bertubuh gembil yang ada dalam gendongannya yang sudah berhenti menangis, bayi mungil itu kini menghisap seluruh jari jemarinya dengan mulutnya yang mungil.
"Ahjumma, aku harus pergi ke restaurant, sebisa mungkin ahjumma tetap berada di apartment ini, jangan kemana-mana, jangan bukakan pintu untuk siapapun sampai aku datang, jika ada apa-apa langsung hubungi aku." Jelas Seohyun sembari berusaha mengucir kuda rambutnya, tak peduli seberapa berantakan ia saat ini, tidak ada waktu berdandan baginya dalam keadaan saat ini.
"Tapi kenapa nona?" tanya ahjumma Park heran.
"Tolong turuti saja perintahku. Aku sangat berterimakasih pada ahjumma. Aku pergi." Ucap Seohyun yang sudah mendapatkan tas slempangnya, sepatu sneakers menghiasi kakinya. Sekalipun memiliki seorang anak, penampilan yang sedikit tomboy gadis itu tidak pernah berubah. Wanita muda itu kemudian bergegas pergi, sebelum pergi gadis itu berpesan pada petugas keamanan gedung apartment jika saja melihat orang mencurigakan untuk segera menghubungi Seohyun atau melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Seohyun menaiki mobil Range Rovernya dengan kecepatan normal, sesekali gadis itu menatap kearah jam tangan berwarna coklat yang melingkar di pergelangan tangannya. Dalam waktu 20 menit gadis itu berhasil memasuki restaurant miliknya. Gadis itu menatap ke sekelilingnya, mencari sosok perempuan yang tadi menghubunginya.
"Jihye-ya? orang itu masih disini?" tanya Seohyun. Jihye menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Dia benar-benar tampan sajangnim." Ucap Jihye berlebihan, Seohyun memutar bola mata malas melihat kelakuan salah satu pegawai restaurant miliknya ini.
"Dimana dia sekarang?" tanya Seohyun kemudian.
"Ah, aku sudah mengatakan padanya untuk menunggumu di ruang VIP, tapi dia justru berjalan ke ruanganmu, sepertinya dia sangat hapal letak ruanganmu." Ucap Jihye dan seketika itu pula Seohyun berlari menuju ruangannya. Wanita muda itu membuka kasar pintu ruangannya. Di ambang pintu, Seohyun bisa melihat sosok pria yang tak dikenalnya tengah memegang sebuah bingkai photo yang Seohyun tahu pasti bahwa itu adalah foto dirinya dan juga bayinya Hanwoo, pria itu menatap menilai kearahnya, terlihat mencemooh, begitu menurut Seohyun. Mungkin bagi sebagian orang, seharusnya pemilik restaurant yang memiliki 2 cabang di kota Seoul ini harusnya berpakaian rapi layaknya wanita kantoran pada umumnya. Tapi tidak dengan Seohyun, wanita yang sudah memiliki 1 anak itu masih terlihat seperti gadis belia dengan pakaian berupa kaos oblong putih juga kemeja bermotif kotak-kotak yang bagian lengannya terlipat hingga ke siku, mengenakan ripped jeans yang warnanya sudah usang, dan sneakers butut sejak ia kuliah yang menghiasi kakinya, jangan lupakan rambutnya yang kucir kuda namun sedikit berantakan karena sebagian anak rambut Seohyun mencuat kesana kemari. Tak mempedulikan pandangan mencemooh pria tersebut, Seohyun berjalan cepat kearah pria tersebut. Merebut paksa bingkai photo tersebut dari tangan si pria,
"Silahkan duduk!" ucap Seohyun sembari meletakkan lagi bingkai tersebut di meja kerjanya. Pria tersebut tersenyum sinis, duduk di salah satu sofa di ruangan ini. Seohyun menghela nafas panjang.
"Maaf atas kecerobohan pegawai saya, anda ingin minum apa? Saya akan pesankan pada pegawai saya." Ujar Seohyun saat tak melihat sama sekali ada gelas ataupun cangkir untuk minum pria itu. Seohyun merutuki sikap pegawainya yang tidak kompeten kali ini, pria itu tersenyum ia kira gadis yang kini menatap padanya meminta maaf karena sudah melakukan tindakan yang cukup kurang ajar, karena merebut bingkai tadi secara kasar, tapi ternyata hanya karena tak ada minuman di meja didepannya ini?
"Tidak perlu." Jawab pria itu datar.
"Jadi?" tanya Seohyun to the point, pria tadi terkekeh kecil mengingat begitu sosok gadis didepannya ini terlalu to the point. Tidak berkata apa-apa, pria itu justru menunjukkan sebuah potret foto pada Seohyun. Dalam foto tersebut terdapat dua perempuan yang salah satunya tengah hamil besar. Seohyun menatap tak percaya bagaimana foto itu bisa didapatkan pria yang kini duduk menyilang kaki disebrangnya.
"Shin Haera adalah eomma kandung dari anakmu sekarang ini kan?" tanya pria tersebut, tanpa basa-basi. Seohyun menatap bengis pria dihadapannya tersebut.
"Kau...apakah kau appa-" perkataan Seohyun terpotong karena pria tersebut menyodorkan sebuah kartu nama padanya. Seohyun melihat sekilas nama yang tertera di kartu nama tersebut, Cho Kyuhyun. Pria itu lagi-lagi tersenyum kepada Seohyun,
"Seperti dugaanku, kau masih berusaha mencari appa dari anak itu kan? Aku tahu dengan jelas siapa appa dari anak itu, dan tujuanku datang kemari adalah untuk menawarkan kerjasama denganmu." Ucap pria bernama lengkap Cho Kyuhyun itu.
"Kerjasama?" ulang Seohyun.
"Hum, kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan dan aku akan mendapatkan apa yang  aku inginkan." ucap Kyuhyun tenang.

1106 RendezvousWhere stories live. Discover now