1106 R (chap 9)

1.2K 152 17
                                    

Hoiiiii
Akhirnya bisa update lagi,  duhhhhh makasih buat yang masih mau baca ff abal ini. Nggak nyangka saya, hehe. Ini ff udah saya edit sedemikian rupa, jadi kalau ada typo mohon maaf ya. Oke cussss

Happy Reading

Gadis itu tetap seperti biasanya, celana ripped jeans dan juga kaos putih yang terlapis dengan kemeja kotak-kotak warna biru tua yang tidak ia kaitkan kancingnya menutupi seluruh tubuhnya. Rambut kucir kuda adalah ciri khas gadis itu. Kali ini bukan sneakers yang dipakai oleh gadis itu melainkan sendal gunung yang cukup membuat kesan tomboy gadis beranak 1 itu makin terlihat. Keluar dari kamarnya, ia melihat Kyuhyun sudah duduk membaca pesan di ponselnya. Pria itu terlihat santai dengan pakaian yang dipakainya sore ini, mengenakan celana jeans hitam dan juga kaus berkerah hangat yang kebetulan sekali warnanya senada dengan warna kemeja Seohyun, biru tua.
"Sudah selesai?" tanya Kyuhyun saat mendapati Seohyun sudah berdiri tak jauh di depannya. Gadis itu mengangguk, meletakkan sebentar tas bawaannya yang berisi keperluan eommanya selama di rumah sakit di atas sofa, gadis itu menghampiri Jeong ahjumma yang tengah menemani Hanwoo bermain di halaman tengah rumah besar ini. Seohyun memeluk dan menciumi seluruh bagian wajah Hanwoo, karena lagi-lagi malam ini ia tidak bisa menemani Hanwoo tidur. Setelah memeluk dan mencium Hanwoo, Seohyun memberi pesan pada Jeong ahjumma agar segera menghubunginya jika terjadi apa-apa. Kyuhyun melihat semua itu, lagi-lagi senyum tipis mengembang di wajahnya. Pria itu membawa tas yang diletakkan di sofa oleh Seohyun menuju ke mobil. Meletakkan tas tersebut kebagian bangku penumpang dibelakang. Tak lama kemudian Seohyun sudah muncul di balik pintu penumpang dekat kemudi.
"Kau yang membawa tasku?" tanya Seohyun yang masih berdiri di luar mobil.
"Ya, masuklah!" ucap Kyuhyun kemudian, Seohyun mengangguk dan kemudian bergegas duduk di bangku tepat disebelah Kyuhyun. Seohyun hendak melihat kearah bangku bagian belakang untuk mengecheck keadaan tasnya, namun niatnya tersebut terhalang saat tubuh Kyuhyun mendekat kearahnya dan tangan pria itu dengan cekatan memasang safety belt untuknya. Seohyun dibuat tak berkedip selama beberapa detik.
"Aku bisa memakai safey belt sendiri, terima kasih." Ucap Seohyun sedikit kikuk, gadis itu kemudian mengambil tasnya dan mulai mengecheck hal apa yang kurang di dalam tasnya. Ia membawakan beberapa pakaian ganti dan peralatan mandi untuk sang eomma, tentang makanan ia bisa membelinya nanti di kafetaria rumah sakit. Seohyun menepuk dahinya dengan keras saat tak membawa tissu turut serta kedalam tasnya.
"Wae?" tanya Kyuhyun menoleh sebentar pada Seohyun, pria itu kini sibuk mengemudi.
"Aku lupa membawa tissu." Jawab Seohyun seadanya.
"Kita bisa membelinya di supermarket ujung jalan ini, sekaligus membeli makanan ringan untuk eommanim." Jelas Kyuhyun yang masih fokus mengemudi disana. Tidak tahu kenapa Seohyun menjadi sedikit kikuk saat Kyuhyun bersikap seperti ini, kewaspadaannya entah kenapa melambung tinggi jika seperti ini. Pria itu tidak memiliki maksud lain kan?
"Oh ya, mengenai amplop yang kuberikan padamu, sudah kau berikan pada Baekjoon, Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun kemudian, Kyuhyun menoleh demi mendengar panggilan Seohyun kepadanya, seharusnya ia bisa bersikap biasa saja toh memang pernikahan mereka bukanlah pernikahan sebenarnya. Tapi bukankah orang lain akan merasa curiga jika seperti ini? jika Seohyun tidak terbiasa maka ia akan membiasakannya.
"Aku ingin mempermasalahkan hal kecil padamu." Ucap Kyuhyun kemudian, Seohyun mengerutkan keningnya bingung.
"Mengenai panggilanmu padaku, bisakah kau mengubahnya, aku suamimu di mata orang lain." Ucap Kyuhyun masih fokus dengan kemudinya. Seohyun menatap bingung kearah Kyuhyun, kemudian berdehem kecil disana saat menyaddari maksud Kyuhyun.
"Aku belum terbiasa." Sahut Seohyun tak peduli, sudah Kyuhyun duga.
"Maka kau harus membiasakannya mulai sekarang, setahuku kau lebih muda beberapa tahun dariku, jadi panggil aku semestinya seorang istri memanggil suaminya."  Mobil yang dikemudikan Kyuhyun berhenti di traffic light. Lampu merah telah menyala saat ini. Seohyun menghembuskan nafas pendek, sebenarnya ucapan Kyuhyun ada benarnya juga, tapi.. ah masa bodoh. Ia hanya ingin tahu bagaimana reaksi Baekjoon saat membuka amplop darinya.
"Oke, Kyuhyun op-pa, kau sudah memberikan amplop itu pada Baekjoon?" tanya Seohyun kemudian, gadis itu terdengar cukup kaku saat memanggil Kyuhyun dengan panggilan seperti itu. Kyuhyun tersenyum tipis disana, terlalu senang mendengar panggilan Seohyun yang entah kenapa terdengar lucu dan nyaring di telinganya. Senyum yang benar-benar membuat Seohyun ingin menenggelamkan wajahnya di laut Jeju sekarang juga. Lampu traffic berubah menjadi warna hijau, Kyuhyun dengan pelan menginjak pedal gas mobilnya.
"Aku sudah memberikan amplop itu padanya." Jawab Kyuhyun santai.
"How about his reactions?"  tanya Seohyun penasaran, Kyuhyun menyeringai.
"Shock maybe. I don' t analyze his reactions, I just do my job as your request." Ucap Kyuhyun datar, Seohyun menatap Kyuhyun malas. Pria ini balas dendam padanya kah? Seohyun tak peduli.
Mobil yang dikemudian oleh Kyuhyun berhenti diarea parkir sebuah supermarket besar, Seohyun yang bergegas turun lebih dulu. Beberapa detik kemudian Kyuhyun menyusul, pria itu berjalan mengikuti kemana saja langkah kaki Seohyun melangkah. Usai meletakkan 1 box besar tissu di keranjang belanjaanya, Seohyun bergegas memilih beberapa makanan ringan di bagian rak makanan ringan. Sebagian besar adalah untuk dirinya sendiri, ia tahu eommanya lebih menyukai makan buah ketimbang makanan ringan sejenis snack kentang seperti yang saat ini di pilihnya.
"Kau membeli makanan ringan untukmu atau untuk eommanim?" Kyuhyun yang sedari tadi berdiri dibelakangnya berkomentar. Seohyun melirik sinis Kyuhyun yang berdiri terlalu dekat dengannya.
"Tentu saja untukku, aku akan membeli buah untuk eomma." Ucap Seohyun yang kemudian berjalan menghentakkan kakinya karena kesal akan komentar Kyuhyun. Ia tahu Kyuhyun berkata seperti itu untuk menyindirnya karena ia terlalu banyak membeli makanan ringan untuk dirinya sendiri. Kyuhyun terkekeh kecil, pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Seohyun. Seohyun kini sibuk memilih buah segar di rak buah, gadis itu memilih pisang dan apel untuk dibeli. Ia tahu eommanya begitu menyukai buah pisang sama seperti Hanwoo. Seohyun yang sibuk memilih buah lain merasa terganggu dengan keberadaan Kyuhyun yang berdiri cukup dekat dibelakangnya, sekali saja Seohyun memundurkan langkahnya, bisa dipastikan punggungnya akan bertubrukkan dengan dada Kyuhyun. Seohyun menyesali kebodohannya yang membiarkan Kyuhyun ikut masuk kedalam supermarket ini. Gadis itu hendak mengambil anggur saat tiba-tiba saja tangan lain juga mencoba mengambil anggur itu.
"Ah, maaf anda bisa mengambilnya nyonya." Ucap Seohyun pada wanita paruh baya didepannya.
"Aku bisa mengambil yang lain, nona." Ucap wanita paruh baya tersebut bijak.
"Oh, bukankah ini presdir Cho?" sebuah suara menghentikan perdebatan kecil Seohyun dan wanita paruh baya didepannya. Kyuhyun yang sedari tadi berdiri dibelakang Seohyun menatap kearah pria paruh baya yang baru saja menyapanya, Kyuhyun membungkuk kecil pada pasangan pria dan wanita paruh baya didepannya. Seohyun yang melihat kearah Kyuhyun pun ikut membungkuk kecil pada pasangan paruh baya tersebut.
"Jadi gadis ini istrimu, presdir Cho?" tanya pria paruh baya yang Seohyun ketahui tadi saat Kyuhyun menyapa dengan sebutan presdir Shin. Seohyun tidak tahu sejak kapan tangan Kyuhyun sudah melingkar manis di pinggangnya. Presdir Shin adalah client terpercaya perusahaan Kyuhyun.
"Ya, bukankah saya mengundang anda dipernikahan kami,  presdir Shin?" tanya Kyuhyun ramah, tangan pria itu semakin erat memeluk pinggang Seohyun. Seohyun tersenyum kikuk pada pasangan paruh baya didepannya, Seohyun merasa Kyuhyun bersikap kurang ajar saat pria itu memainkan telapak tangannya di pinggang Seohyun dengan gerakan mengusap-usap, bisa dibayangkan segeli apa Seohyun saat ini. Ingin rasanya Seohyun mencubit telapak tangan Kyuhyun atau yang lebih menyenangkan lagi, ia menginjak dengan keras kaki Kyuhyun. Tapi Seohyun tidak bisa, didepan mereka ini sepertinya adalah client penting Kyuhyun, jadi sebisa mungkin Seohyun harus menjaga sikap. Tapi usapan telapak tangan Kyuhyun dipinggangnya semakin parah, bahkan telapak tangan pria itu berani mengusap-usap perut datarnya. Seohyun benar-benar ingin menginjak kaki Kyuhyun saat ini. Nyonya Shin yang tidak sengaja menangkap pergerakan telapak tangan Kyuhyun di perut Seohyun menatap menyelidik kemudian tersenyum disana.
"Mungkinkah nyonya Cho tengah menginginkan buah anggur saat ini, keinginan bayi?" tanya nyonya Shin sumringah, Seohyun membulatkan matanya terkejut, Kyuhyun tersenyum disana.
"Do'akan saja." Ucap Kyuhyun seadanya, pria itu kemudian berpamitan dan bergegas membawa Seohyun menuju kasir. Melewati lorong rak buah, Seohyun merealisasikan keinginannya, gadis itu menampik tangan Kyuhyun dengan kasar dan juga menginjak kaki Kyuhyun sekuat tenanga. Membuat Kyuhyun memekik tertahan, pria itu sadar tempat, meskipun sakit tak mungkin berteriak dengan keras di ruang publik seperti ini. Tak mempedulikan Kyuhyun yang kakinya masih kesakitan. Seohyun menyelesaikan transaksi dengan cepat, gadis itu sempat membelikan obat oles untuk kaki Kyuhyun yang ia injak. Tidak tega melihat Kyuhyun yang berjalan kesakitan menuju mobil. Di mobil, Seohyun menyuruh Kyuhyun untuk melepas sandal rumahan yang dikenakannya, dan dengan telaten Seohyun mengoleskan obat oles di bagian jari jemari Kyuhyun, ia menginjak jemari kaki Kyuhyun dengan cukup keras hingga membuat kaki pria itu sedikit membiru.
"Maafkan aku." Ucap Seohyun datar, gadis itu dengan telaten mengoleskan obat oles ke jemari kaki Kyuhyun. Salah satu kaki Kyuhyun memang berada di atas pangkuan Seohyun saat ini, itu untuk mempermudah Seohyun mengobati jemari kaki Kyuhyun.
"Sakit sekali." Gumam Kyuhyun.
"Itu hukuman untukmu, kau mengusap-usap perutku seolah-olah aku tengah hamil, dan itu sangat menggelikan. Jangan berbuat bodoh lagi, atau lain kali justru wajahmu yang akan kuinjak." Ancam Seohyun datar. Kyuhyun merasa seperti seorang anak kecil yang tengah dimarahi oleh ibunya.
"Aku hanya meyakinkan mereka bahwa aku memiliki istri dan pernikahan kita memang nyata, hanya itu." jelas Kyuhyun membantah.
"Tapi bukan seperti itu caranya, kau bisa menggandeng tanganku, aku rasa itu cukup membuktikan kalau kita adalah suami istri, tidak perlu berlebihan." Jelas Seohyun sekali lagi mematahkan argumen Kyuhyun.
"Kau membiarkanku menggandeng tanganmu?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun menepuk dahinya keras. Kenapa Kyuhyun jadi seperti ini? injakan kaki yang ia berikan tak berpengaruh pada kadar kewarasan Kyuhyun kan?
"Kau bisa melakukannya saat kita bertemu clientmu, hanya bergandengan tangan tidak lebih." Jelas Seohyun kemudian, Kyuhyun mengangguk disana dan tersenyum sumringah. Seohyun merasa curiga saat Kyuhyun tersenyum sumringah seperti itu, selama tinggal dengan pria itu beberapa hari ini ia tak pernah melihat senyum sesumringah itu.
Dalam waktu 20 menit, mobil yang dikemudikan oleh Kyuhyun sudah terpakir rapi di basement rumah sakit. Kyuhyun dengan cekatan membawa tas bawaan milik Seohyun juga kantung kresek yang penuh dengan makanan serta buah-buahan. Seohyun hendak merebut kedua barang itu namun dengan keras kepala Kyuhyun tak membiarkannya, pria itu justru menyerahkan telapak tangan kanannya pada Seohyun. Seohyun menatap bingung pada telapak tangan Kyuhyun, gadis itu mendongak dan kemudian semakin merasa aneh saat mendapati Kyuhyun tersenyum sumringah.
"Wae?" tanya Seohyun.
"Kau bilang aku boleh menggandeng tanganmu."  Ucap Kyuhyun santai, telapak tangannya masih diabaikan oleh Seohyun. Seohyun memutar bola mata malas,
"Jika kita bertemu clientmu, kau boleh menggandeng tanganku, jangan mengada-ada. Ini dirumah sakit." Jelas Seohyun menahan kejengkelan di benaknya, ia hanya ingin segera menjenguk appanya dan menemani eommanya, kenapa Kyuhyun jadi seperti ini?
"Saat di supermarket tadi kita tidak sengaja bertemu clientku kan, daripada aku mengusap-usap perutmu? Bukankah lebih baik jika aku menggandeng tanganmu?" tanya Kyuhyun kemudian. Oke, Seohyun kesal sekarang, gadis itu menggenggam telapak tangan Kyuhyun dan dengan langkah yang lumayan cepat menggandeng Kyuhyun menuju lobby rumah sakit. Kyuhyun dengan senang hati tak kalah erat membalas genggaman tangan Seohyun, tangan mereka bahkan masih bertautan saat berada di lobby rumah sakit. Seohyun menghentikan langkahnya, membuat Kyuhyun yang membawa banyak barang mengernyit bingung.
"Wae?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Sampai disini saja, kau mengantar sampai disini saja." Kata Seohyun memperjelas. Kyuhyun hendak membantah, namun mengurungkan niatnya tersebut, ia masih ingat mengenai perkataan Seohyun. Pernikahan mereka tidak normal, dan akan sangat mengecewakan untuk kedua orang tua Seohyun jika mengetahui hal itu. Apalagi mengingat tuan Seo yang baru saja pulih dari masa kritisnya. Kyuhyun juga masih ingat mengenai ucapan Jongwoon kemarin. Dengan pelan Kyuhyun melepas tautan tangan mereka,
"Semoga aboenim cepat sembuh." Kata Kyuhyun yang kemudian menyerahkan tas milik Seohyun juga kantong kresek belanjaannya. Seohyun mengangguk dan tersenyum mendengar ucapan Kyuhyun. Kyuhyun hendak berbalik dan bergegas pergi, namun niatnya terhenti saat Seohyun menarik bagian lengan baju yang dipakainya, pria itu menatap bingung kearah Seohyun. Seohyun terlihat kesusahan untuk menyusun kata-kata,
"Bisakah kau menjaga Hanwoo hingga besok?" tanya Seohyun kemudian, Kyuhyun mengerutkan dahinya bingung.
"Aku cukup kekanakan saat melarangmu berdekatan dengan Hanwoo, hal sebenarnya yang terjadi adalah aku cemburu padamu." Jelas Seohyun, gadis itu menggigit bibir bawahnya, lagi-lagi memikirkan banyak kata untuk menjelaskan maksud cemburu disini.
"Kau? Cemburu padaku?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Tentu saja, selama ini Hanwoo hanya dekat denganku dan selamanya akan terus begitu, meskipun kau memintanya untuk memanggil appa, dia hanya boleh mengandalkanku."  Jelas Seohyun, Kyuhyun menatap tak percaya pada Seohyun. Ia kira gadis ini cemburu karena ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan Hanwoo dibanding dengan gadis itu ternyata justru gadis itu cemburu karena ia tidak suka Hanwoo mengandalkan Kyuhyun suatu saat nanti, apa-apaan? Dan ada apa denganmu Cho Kyuhyun? kenapa kau berharap definisi cemburu Seohyun adalah opsi pertama? Tapi tunggu, mengenai panggilan appa. Kyuhyun membulatkan matanya menatap kearah Seohyun.
"Kau mendengarnya?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun mengangguk disana.
"Sangat jelas. Tapi maaf, seperti yang kukatakan sebelumnya, Hanwoo hanya akan mengandalkanku." Jelas Seohyun datar, Kyuhyun hanya menatap malas pada Seohyun.
"Terserah." Ucap Kyuhyun tak peduli, pria itu bergegas pergi begitu saja.
"Kau tidak akan menyakitinya kan?" tanya Seohyun saat Kyuhyun belum pergi terlalu jauh. Kyuhyun menoleh dan menyeringai disana, membuat Seohyun membulatkan matanya karena terkejut. Seohyun hendak berlari mengejar Kyuhyun yang tiba-tiba saja berjalan cukup cepat untuk menjauhinya, namun niatnya tersebuh harus diurungkan saat suara sang eomma memanggilnya.
"Siapa pria tadi?" tanya nyonya Seo saat mereka berdua berjalan di lorong menuju ruang rawat tuan Seo.
"Dia temanku." Jawab Seohyun seadanya, tidak mungkin ia mengatakan pada eommanya kan mengenai pernikahan mereka yang tidak normal?
"Dia appa Hanwoo?" tanya nyonya Seo menyelidik.
"Nde? Ah, bukan." Jawab Seohyun gugup, gadis itu tiba-tiba saja merasa terintimidasi dengan tatapan penuh selidik dari nyonya Seo. Nyonya Seo menahan pergelangan tangan Seohyun yang hendak membuka pintu ruang rawat tuan Seo. Seohyun menatap waspada pada sang eomma.
"Ada apa, eomma?" tanya Seohyun mencoba bersikap biasa.
"Kau menyembunyikan sesuatu dari eomma." Ucap nyonya Seo tepat, bahkan wanita paruh baya itu mengucapkannya dengan nada dan ekspresi yang cukup datar. Seohyun ingin menangis saja sekarang, dari dulu ia selalu takut dan gugup saat ditatap sedatar itu oleh sang eomma, bahkan hingga saat ini pun masih sama.
"Kita akan membicarakan ini besok saat pria itu menjemputmu, dia yang akan menjelaskan semuanya pada eomma. Sekarang, ayo temui appamu!" Ucap nyonya Seo sembari membuka pintu ruang rawat tuan Seo. Tuan Seo terlihat lemah dengan banyaknya keriput diwajahnya, beliau tersenyum menyambut kedatangan Seohyun. Seohyun membalas senyum hangat tuan Seo, melupakan masalah yang akan dihadapinya sejenak, untuk saat ini ia ingin memprioritaskan kesembuhan appanya. Gadis itu dengan riang berjalan menuju kearah sang appa yang duduk bersandar pada bantal.

TBC

1106 RendezvousWhere stories live. Discover now