"Ken lo udah siapin kameranya?" tanya Doni sambil sibuk mengeluarkan perlengkapan kameranya sendiri dari dalam tas ransel miliknya.
Ken yang sedang bersandar pada salah satu meja cafe sambil membaca sebuah majalah hanya menggumam menjawab pertanyaan Doni.
Doni melirik Ken sekilas lalu fokus pada persiapannya. Hari ini keduanya ada job prewed di salah satu cafe dan kliennya sendiri adalah si pemilik cafe tersebut. Ken sudah siap dengan peralatannya, ia hanya tinggal menunggu Doni yang masih sibuk dengan kameranya.
"gimana?" tanya Bagas, si pemilik cafe sekaligus kliennya hari ini. Ken meletakkan majalah yang ia baca lalu berdiri tegap saat Bagas sudah ada di dekatnya bertanya.
Ken mengangguk "tinggal nunggu pasangan lo"
"bentar ya bro, cewek gue masih otw" Bagas merasa tidak enak kepada Ken yang sudah lumayan lama menunggunya.
"gpp kali, santai aja. Gue juga masih bisa santai-santai dulu"
Bagas tersenyum "oh ya mau gue bikinin minum apa? kopi atau...." Bagas menengok ke belakang dan Ken mengikuti arah pandang Bagas.
"green tea ajadeh" tanya Ken sambil membaca daftar menu yang ditulis menggunakan kapur di tembok hitam di depannya.
Bagas mengangguk "kirain lo bakal pesen kopi" Ken tersenyum sambil menggeleng pelan "Don, lo mau minum apa?" Bagas bertanya pada Doni.
"jus jeruk ajadeh"
Bagas kemudian pergi meninggalkan Ken dan Bagas menuju dapur dan membuatkan pesanan Ken dan Doni.
Ken mengambil kameranya dan mencoba mengatur settingan di kameranya, ia kemudian mengarahkan kameranya pada sudut-sudut cafe. Cafe yang didesain klasik ini menarik perhatian Ken untuk terus mengabadikan di kameranya. Ken menoleh pada pintu masuk cafe saat mendengar suara pelayan menyambut pelanggannya. Ken melihat perempuan itu lagi, perempuan yang dipanggil Jes oleh anak-anak panti semalam. Tatapan Ken terfokus pada satu titik, Jes. Jes selalu terlihat cantik, dia tidak perlu berdandan agar mendapat pujian sebagai bidadari, cantik natural.
Ken melihat Jes duduk di salah satu meja dekat jendela, ia terlihat membolak balikkan buku menu lalu si pelayan yang berdiri di dekatnya menulis pesanannya, entah apa yang ia pesan Ken hanya melihat Jes menggerakkan bibirnya mengucapkan sesuatu. Setelah pelayan pergi meninggalkan meja, Jes membuka tasnya dan mengambil sebuah buku. Seolah kebiasaan, Ken melihat perempuan itu Jes menyumbat telinganya kemudian mulai membaca buku yang tadi ia ambil, seperti saat Ken melihatnya pertama kali di taman. Ken mengarahkan kameranya pada Jes dan mengambil gambar beberapa kali.
Kegiatan memotretnya berhenti saat Ken merasakan bahunya ditepuk.
"ngapain sih lo? ayo. Udah dateng tuh ceweknya Bagas" ajak Doni, Ken agak menggeram kesal karena merasa terganggu.
Mau tidak mau Ken harus menghentikan jepetrannya ke Jes dan mengikuti Doni menuju sudut cafe lainnya untuk memulai pemotretan prewed Bagas. Ken di ajak ke sudut cafe yang terdapat meja kecil dengan dua kursi. Meja itu diletakkan di sudut paling pojok ruang dengan hiasan dinding berupa foto-foto yang seolah bersambung, hamparan bunga mawar putih. Dan di atas meja ada sekuntum mawar putih, sekarang Bagas dan calon istrinya sudah duduk berhadapan.
Doni mengarahkan pasangan itu untuk berpose, Bagas dan pasangannya yang bernama Lisa menurut pada arahan Doni dan Ken.
Berkali-kali Doni dan Ken memotret keduanya, selain itu mereka juga berpindah ke sudut cafe lainnya. Ken pun juga seperti mencuri-curi kesempatan untuk melihat Jes saat Bagas menginginkan untuk difoto di sudut cafe dekat Jes duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
RomanceKen, fotografer muda yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan cewe yang dilihatnya duduk di bangku taman sendirian. Kegugupan & kecerobohan bikin Ken maju mundur untuk mendekati Jes, cewe yg hobi baca dan fanatik dengan teh hijau