11. Jes, aku suka kamu

565 48 4
                                    

Bara keluar dari ruang rawat Chelsea, dia menghampiri Jes dan dua temannya yang duduk di kursi koridor RS.

Wajah Ken terlihat babak belur. Setelah tadi mereka mengantar Chelsea ke RS dan menceritakan kejadian yang terjadi, Bara dengan brutalnya memukuli Ken. Meskipun Bara sempat memiliki niatan untuk menduakan Chelsea, tapi tetap Chelsea yang paling Bara cintai. Jes hanya masalalu dan akan selalu menjadi masalalu, ga akan berubah.

Bara hanya menuruti keinginan orangtuanya, selalu. Seperti saat Bara meninggalkan Jes, sampai akhirnya ia menikahi Chelsea dan jatuh cinta. Ini takdir. Dan Jes menerima takdirnya yang menyedihkan.

"Bar gimana Chelsea? Ma...." Jes berdiri saat Bara menghampirinya.

Bara mengangguk, ia tersenyum. Sempat melirik Ken yang tampak melipat tangannya dan melirik ke arah Bara acuh.

"Chelsea gpp, kandungannya juga gpp"

"Syukurlah" Jes menampakkan wajah leganya.

"Eh" Jes, Dinda, dan Ken menatap Bara dengan wajah terkejut sekaligus penasaran.

Bara menganggukkan kepalanya.

"Iya, Chelsea hamil" jawabnya dengan senyum lebar.

****

Jes duduk di hamparan rumput taman. Headphone terpasang dan dengan novel di tangannya.

Kegiatan membacanya terhenti saat Ken memberikan secangkir teh tepat di hadapannya.

Jes mengucapkan terimakasih lalu meminum teh hijau favoritnya. Dengan Ken yang duduk di sampingnya melakukan hal yang sama, meminum teh hijau favoritnya.

"Enak ya suasananya" ucap Jes pada Ken.

Ken mengangguk.

"Teduh gini"

Jes melihat sekelilingnya. Tampak orang-orang sedang menikmati sore mereka.

"Jes"

"Ng?"

"Aku, suka sama kamu"

Akhirnya kalimat itu keluar, akhirnya Ken berani mengungkapkan. Berbeda dengan Ken yg lega dan merasakan gugup melihat reaksi Jes, Jes tampak terkejut.

Terlihat Jes salah tingkah dengan pernyataan Ken.

"Ken ak...."

"Iya aku tau kok" Ken tersenyum, Jes hanya menatapnya. "Kamu masih butuh waktu buat berani jatuh cinta"

Jes tersenyum tipis.

"Maaf"

"Kamu ga salah, aku juga ga salah"

"Ya, ga ada yg bisa nolak datengnya cinta. Dan ga ada yg bisa nyalahin orang yg belum bisa nerima cinta"

"Jangan berubah Jes"

Jes menggeleng.

"Makasih Jes"

"Kamu, mau?"

"Apa? Teh ku masih banyak" Ken mengangkat cangkir kertasnya yang masih berisi separuh teh hijau hangatnya.

Jes menggeleng.

"Bukan itu"

"Lalu?"

"Mau nungguin aku siap jatuh cinta?"

Ken tertawa pelan, Jes juga menampakkan senyum malu-malu. Mencoba menghilangkan gugupnya, ia meminum teh yang ada ditangannya.

"Gemesin banget kalo malu-malu gitu" Ken mengusap kepala Jes. Jes makin terlihat malu-malu.

****

Tears stream down on your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down on your face
And I

Tears stream down on your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down on your face
And I

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you


Jes meneteskan air matanya, Ken yang berdiri di belakangnya memeluk tubuh Jes. Dagunya ia sandarkan pada kepala Jes. Ikut bernyanyi bersama penonton lain di stadium.

Malam ini, Jes dan Ken datang ke konser Coldplay di Singapura.

Belum resmi jadian, tapi Ken tahu bahwa Jes mulai menyukainya atau mungkin mencintainya.

Cukup dengan kedekatan mereka selama hampir setahun ini setelah pernyataan cinta Ken di taman waktu itu.

Tanpa Ken minta, tanpa Ken tanyakan. Jes sudah membuka hati untuknya, Jes memang belum terang-terangan mengatakan cinta, tapi dari tatapan dan sikapnya, Ken tahu bahwa Jes memberi hatinya.

Malam ini, di tengah-tengah riuh ramainya konser Coldplay, Jes membisikkan sesuatu.

"...."

Ken mendengarnya walau seperti berbisik, walau bising. Pernyataan cinta Jes, ia dengar dengan jelas.

Ken tersenyum, semakin mengeratkan pelukannya. Ia kecup pelipis Jes.

"I love you too"

Ken menyembuhkan hati Jes.
Ken memenangkan hati Jes.

****

Sekarang album foto itu tidak berisi tentang Jesika, berisi tentang Ken dan Jesika. Bahkan jika nanti menikah akan ada foto anak-anaknya nanti.

End

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang