6. Janji Ken

290 32 1
                                    

"Lemes amat boy" Dinda baru saja masuk ke dalam ruangan dan meletakkan tasnya di atas meja saat melihat Ken meletakkan kepalanya di atas meja kerjanya.

Ken hanya menghela nafas, tidak ada niatan untuk menanggapi ucapan Dinda.

"Lagi patah hati" ucap Doni enteng yang baru saja meminum kopinya.

"Lah. Baru juga jatuh cinta udah patah hati aja. Cepet banget, bahagia lo bentar banget Ken"

"Udah deh ga usah ngejek" ucap Ken dengan nada lemas.

Ken masih meletakkan kepalanya di meja, tatapannya kosong. Sepertinya hari ini memang dia tidak akan punya semangat untuk beraktifitas. Apalagi ditambah dengan kebodohannya tadi pagi, ia menunggu di depan apartemen Jes untuk melihat siapa yang menjemput Jes, tebakannya benar, teman yang dimaksud Jes adalah Bara, teman yang katanya akan diperkenalkan oleh Jes padanya. Dan Ken sama sekali tidak berminat untuk berkenalan dengan laki-laki itu.

Dinda bertanya kepada Doni mengenai kondisi Ken yang terlihat begitu menyedihkan pagi ini.

"Si Ken liat Jes dipeluk trus diantar jemput sama cowo" jawab Doni enteng sambil menyalakan laptopnya.

"Wow"

"Mau yg lebih wow ga?" Doni memainkan alisnya menatap Dinda.

"Apa apa?" Dinda semakin penasaran.

"Cowo itu Bara Prayoga"

"Waooow!" mata Dinda melotot tidak percaya "saingan berat"

Doni mengangguk. Ken hanya diam mendengar kedua temannya secara terang-terangan sedang membicarakannya. Dia lebih memilih untuk tidak menanggapi dan melantunkan lagu-lagu galau dengan suara yang pelan. 

.
.

"Nih"

Ken hanya melirik sekilas kantong plastik berisi sate ayam yang disodorkan oleh Dinda.

"Gue ga laper"

Dinda menghela nafas.

"Patah hati boleh, tapi isi perut lo. Biar makin kuat ngadepin patah hati lo. Nih" tangan Dinda masih menggantung di depan Ken, menunggu.

Ken berdecak sebal "taruh situ"

Dinda menaruh kantong plastik di atas meja kerja Ken.

"Dimakan jangan cuma dianggurin" Dinda kemudian kembali ke meja kerjanya di sebelah Doni. 

Ken hanya mengangguk, enggan menanggapi Dinda. Jam memang sudah menunjukkan waktu makan siang sudah lama lewat tapi Ken masih terlihat tidak bersemangat.

kring kring

Ken mendengar dering dari ponselnya, ia melirik sekilas ponselnya tapi sedetik kemudian matanya melotot membaca nama yang tertera di layar ponselnya.

Jes's calling....

Seperti obat, lesu yang dirasakan Ken tadi menghilang berganti dengan rasa semangat. Buru-buru ia mengangkat panggilan dari Jes. 

Ken berdehem sebentar sebelum mengangkat telepon dari pujaan hatinya "halo Jes"

"halo Ken, kamu sibuk ga?"

"hah? enggak, kebetulan lagi free nih. Ada apa Jes?"

"oh enggak, aku cuma pengen ke taman trus...."

"oke, aku jemput ya" belum selesai Jes ngomong sudah dipotong oleh Ken dengan nada yang semnagat tidak seperti tadi sebelum ditelepon oleh Jes. Doni dan Dinda hanya geleng-geleng kepala, jatuh cinta memang ajaib. 

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang