Pukul 5.30 am
Aku sudah siap untuk pergi kesekolah."Bundaaaa, duit jajan mana?" Teriakku kepada bunda.
"Udah bunda titip di pak jono nak!" Balas bunda dari dapur.
"Arin berangkat ya!"
Dalam perjalanan menuju kesekolah aku mengirim sebuah pesan kepada sahabat tersayangku Karin melalui LINE.
Arina : Karin! Gue mau crita tentang kak Jerin!
Karin : dia kenapa?nge-chat lo?
Arina : tunggu gue di gerbang, gue udah deket.
Karin : udah daritadi mba😏Tibalah aku di gerbang SMA TARUNA, Karin sudah menungguku didepan gerbang. Aku melihat mimik wajah jengkelnya haha, Kak Edo dan Rafli menggodanya didepan gerbang. poor you my sist.
"Pak jon, nanti jemput jam 2 siang ya"
"Iya mba, ini uang jajan dari ibu" pak jono memberiku selembar uang berwarna biru.
Aku turun dari mobil dan Karin langsung melambai-lambaikan tangannya.
"Ayok cepet ke kelass gue mau denger cerita loo" Karin sangat antusias dengan apa yang akan aku ceritakan.
"Gue semangat banget mau ceritainnya!!"
Aku dan Karin berjalan dengan langkah yang agak cepat karna terlalu semangat. Dan sebuah sindiran kecil berhasil membuat kami berhenti.
"Begitu cara lo sama senior?nyelongos aja."
"Gak punya sopan santun si sama senior haha."
Kak Moza dan kak Elsya
"Maaf kak, kita gak liat ada kakak" jawab Karin sambil menunduk.
"Badan segede ini lo gak liat? liat itu pake mata bukan pake lobang idung." Cetus kak Moza dengan tatapan sinisnya.
"Masih pagi loh ini udah riwuh aja lo pada, kekelas yuk lah" kak Syarah menyelamatkan kami dari nenek lampir ini. Big thanks kak syar.
Kami masih menunduk menunggu hingga kak Moza, kak Elsya, dan kak Syarah melewati kami.
*DI KELAS*
"Masih pagi udah bikin kesel" celetuk Karin.
"Senior terfavorit lo kan"
"Najis! Cepetan cerita ih"
Aku ceritain semuanya ke Karin tentang kejadian kemarin. Aku satu angkot sama kak Jerin, aku ngobrol sama kak Jerin. Semuanya aku ceritain. Kami berdua paling histeris di kelas. Setiap menyebut nama Jerin aku tersenyum kecil.
"Dia tau nama lo gak?" Karin tiba-tiba bertanya.
"Hm, i don't think so..."
"Jadi dia cuma nanya kelas?"
"Iya..."
Kami berhenti bercerita karna bu Nuril guru Biologi telah tiba dikelas.
"Kumpulkan tugas yang kemarin ibu kasih!"
Kami mengumpulkan tugas kami kepada bu Nuril kecuali Rafli, yah dia adalah salah satu biyang kerok di kelasku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Novela JuvenilCinta dalam diam itu memang menyakitkan tapi... cinta yang nyata lebih menyakitkan. Jika disuruh pilih, aku lebih memilih cinta dalam diam. Bagaikan bunga mawar, indah dipandang namun ketika kita berusaha meyentuhnya kita akan terluka akibat duri...