Seperti biasa, ketika Elena hendak keluar kelas karena waktunya pulang Steven membuntutinya. Laki-laki keras kepala itu mendampingi Elena keluar kelas, berjalan di koridor hingga keluar dari pintu gedung sekolah. Lagi. Pemandangan yang mengundang rasa bingung yang melihat.
Mereka heran. Bukankah Elena, gadis yang dipilih oleh iblis tampan mereka? Akan tetapi gadis itu terlihat berjalan dengan Steven.
"Hei, bukankah ia gadis beruntung itu?"
"Mengapa bersama Steven?"
"Kurang ajar sekali gadis itu?"
Telinga Elena semakin panas mendengar sesuatu yang buruk tentangnya. Hatinya merasa tidak suka mendengar ocehan tersebut. Hatinya merasa tidak terima. Tidak sekalipun ia berniat merayu Steven, mengganggu bahkan menginginkan status kekasih laki-laki itu. Ia kesal setengah mati. "Hentikan! Kau ingin membuatku lebih buruk lagi?"akhirnya Elena meluapkan emosinya.
"Elena?" Steven terkejut dengan teriakan itu. Ia memandang dengan wajah kecewa. Terluka karena gadis itu menolak kehadirannya.
"Cukup Steven! Cukup!"Elena mempercepat langkahnya menuju gerbang. Namun, mata gadis itu menangkap sosok Steven yang bersandar pada mobilnya. Sontak semua kekesalan Elena menghilang, berganti dengan rasa tak sabar ingin menghampiri Louis.
"Elena!!"panggil Steven begitu melihat gadis itu berlari menuju Louis.
"Hentikan Steven!" Sara langsung menahan tangan Steven, membuat laki-laki itu berhenti mengejar Elena.
"Lepaskan Sara!"hardik Steven.
"Kamu ingin mengganggu mereka? Tidak kah kamu lihat, Elena sendiri yang menghampiri Louis. Dan lihat! Ekspresi wajahnya!" balas Sara masih bersikukuh menahan Steven.
"Tapi..."
"Steven! Lihatlah kenyataan yang ada dihadapanmu! Jangan bersikap bodoh lagi!" Sara balas berteriak. Ia tidak terima Steven menjadi orang bodoh yang mengharapkan perasaan yang tak mungkin berbalas. Ia tahu. Sebagai seorang wanita, saat ini Elena menaruh perhatian pada Louis. Semua itu tergambar jelas di matanya. "Ku mohon Steven. Berhentilah!" Sara melembut. Ia menatap Steven dengan tatapan sedih. Andai kamu tahu bahwa aku orang yang lebih tepat.
Emosi Steven menurun. Ia mengendorkan bahu yang sempat menegang. Matanya beralih menatap Elena yang berdiri di sisi Louis. Gadis itu terlihat begitu ekpresif bersama Louis dibandingkan dengannya. Kesal. Tertawa. Dan makian. Gadis itu terlihat lebih hidup di ujung sana. Aku...
"Steven!"panggil Sara lagi. Ia menjadi semakin khawatir ketika laki-laki yang digenggamnya diam, menunduk dalam dan tak berbicara kata apapun. Aku tahu kamu sangat kecewa. Tapi aku telah lebih dahulu kecewa karenamu.
&&&
Pagi yang indah. Secerah suasana hati Louis. Ia bersenandung lembut di koridor menuju kelas. Terlihat seperti menunggu seseorang. Gadis yang lewat terkesima dengan wajah Louis yang bagaikan malaikat saat ini. Pipi merona. Terasa panas. Begitulah suasan di sekitar Louis. Sedangkan laki-laki yang lewat hanya menggeleng pelan. Kali ini, ada apa lagi dengan sang iblis?
Di ujung koridur, gadis yang seperti biasa mengikat rambutnya berjalan santai menuju kelas. Ia sadar bahwa Louis tengah bersandar tak jauh di depannya.
"Hei kau!" panggil Louis keras. Gadis yang berada di sekitar menoleh, menatap ke arah tempat yang dituju Louis.
"Apa?"balas Elena begitu Louis sampai di depannya.
"Mengapa lamban sekali!" Louis langsung menyambar tangan Elena dan menarik gadis itu masuk ke kelas.
"Ehhhh?" Elena tak bisa berkata apa-apa. Kali ini apa yang akan dilakukannya? Elena tak sempat berpikir untuk melepaskan tangannya. Ia menurut saja begitu Louis menariknya. Hingga pintu kelas terbuka, ia duduk di kursinya, Elena tetap diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLACK WINGS (END) - [REVISI]
Fantasía[ Fantasy - Romance ] Mode: Revisi Elena Dobrev--seorang gadis cantik dan pemberani, mengharuskan dirinya menjadi gadis polos berkacamata. Ia yang terdaftar di sebuah sekolah bangsawan dengan bantuan beasiswa berusaha menghindari segala kekacauan. I...