Siapa Aku?

9.3K 870 18
                                    

Akhirnya Elena masuk sekolah. Ia duduk di kursinya yang berada di pojokan. Selama ia tidak hadir tak ada yang berminat untuk menanyakan keadaannya. Ya, ia tetap sendirian. Tak ada teman yang menantinya ketika kembali ke sekolah. Desahan nafas panjang Elena bersambut dengan suara pintu yang didorong.

Louis masuk dengan langkah yang tak seperti biasanya. Aura aneh sok berkuasa yang selalu ia keluarkan hari ini tidak terasa. Tiga sejoli menyambut senang dengan kedatangan tuan mereka. Namun Louis hanya melirik sebentar kemudian bergegas ke mejanya. Duduk dengan tiduran dengan kepala di atas meja.

"Dia kenapa?" gumam Elena yang sedari memandang Louis. Elena terdiam cukup lama hingga akhirnya gadis itu bangkit dan berjalan menuju keluar kelas. Belum sampai ia di pintu kelas, wajahnya membentur sesuatu yang keras. Gadis itu mengusap kepalanya sambil menengada melihat siapa yang berada di depannya.

"Kau tidak apa kan? Ikut denganku!" Louis langsung menarik tangan Elena keluar kelas. Nada suaranya terdengar jauh lebih dingin dari pada yang biasa.

"Pergi kemana?" tanya Elena susah payah mengejar Louis yang menarik tangannya. Langkah kaki tergesa-gesa menyeimbangkan tubuhnya.

Louis tidak menjawab. Ia juga tak menoleh sekedar melihat keadaan Elena di belakangnya. Ia terus menarik gadis itu keluar menuju halaman belakang. Berhenti di sebuah rumah kaca yang pernah mereka datangi. Louis membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam. "Kau diamlah disini." Louis segera tidur di sofa yang berada di dalam rumah kaca. Dan Elena terdiam duduk di kursi lainnya. Kursi Elena dan Louis berada sangat dekat. Laki-laki itu tidur dengan telungkup. Salah satu tangannya menahan tangan Elena. menggenggam tangan gadis itu. "Temani aku." Setelah mengucapkan itu ia memejamkan mata.

Elena hanya mampu diam. Ia membeku sambil memperhatikan Louis. Entah mengapa ia juga tak ingin meninggalkan laki-laki itu. Ia ingin berada di dekat laki-laki itu juga. Membiarkan tangannya digenggam Louis agar laki-laki itu dapat tidur dengan nyenyak walaupun perasaan hangat mulai menggelitik hatinya.

Steven baru saja sampai di kelas. "Ah! Dia sudah datang!" ucap Steven begitu melihat tas Elena di kursinya. "Namun, kemana perginya?" Steven mengedarkan pandangan. Ia tak menemukan sosok Elena di dalam kelas. Penasaran, ia menghampiri salah satu temannya yang berada tak jauh darinya. "Hei. Apa kamu melihat Elena?"

"Elena tadi dibawa pergi Louis." Balas laki-laki itu.

Tercekat. Steven segera berlari keluar. Mencari Elena. kemanapun. Secepat yang ia bisa.

Gadis yang dicari masih terdiam di posisinya. Elena duduk dengan pandangan lembut untuk Louis. Entah perasaan apa. Ia mengulurkan tangan mengusap rambut Louis. Kemudian berpindah mengusap punggungnya.

"Aww!" Seketika Louis mengerang kesakitan. Ia segera duduk namun tangannya tetap menggenggam Elena.

"Ada apa?" tanya Elena cemas.

"Tidak apa." Louis menggeleng.

"Aku tidak percaya. Buka blazermu!" Elena berteriak. Ia langsung menarik blazer Louis. Louis memandang Elena sebentar kemudian menurut. Ia membuka blazer birunya. Kedua mata Elena melebar melihat bercak darah di kemeja putih Louis. Punggung laki-laki itu sepertinya terluka. "Apa ini?" Elena mengulurkan tangan dan meraba daerah berwarna merah itu namun tidak menyentuhnya. Louis hanya diam memperhatikan gadis itu.

"Buka bajumu!" perintah Elena.

Lagi, laki-laki itu menurut. Ia membuka kemeja putihnya. Dan betapa terkejutnya Elena mendapati beberapa luka yang masih segar di punggung Louis. Elena bergidik membayangkan betapa sakitnya luka itu sekarang. Kemudian hatinya terasa teriris melihat semua itu. Beberapa luka panjang dengan darah yang masih segar. Sebenarnya apa yang terjadi? Perasaan sakit menelusup hingga berganti dengan genangan air mata. Sadar, Elena cepat menunduk.

THE BLACK WINGS (END) - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang