Diculik

9.3K 814 7
                                    

# Navi Note

Setelah Navi baca-baca ternyata pembaca lebih suka cover yang nomor 1.

Makanya Navi ganti cover!!!

^^

Happy Reading!!!


Seminggu lebih sudah berlalu sejak Caroline tinggal bersama William. Sudah seminggu juga Elena dan Louis bagaikan seseorang yang tak penah kenal. Setiap kali Elena menatap Louis, laki-laki itu selalu membuang muka. Sedangkan Elena tak kuasa menahan dirinya untuk tidak memperhatikan Louis. Kesalahan dan perasaan yang bergejolak membuat Elena tidak mengerti apa yang terjadi.

Setiap kali melihat wajah laki-laki yang ia rindukan air matanya selalu mengenang. Hatinya seakan teriris. Nafasnya selalu tercekat dan seolah hidupnya berada di dalam jurang terdalam.

Dan di hari itu hal buruk terjadi.

Sara berjalan keluar sendirian. Steven tidak mau pulang. Laki-laki itu ada keperluan sengan pihak sekolah. Ia diharuskan pergi ke ruang guru seusai jam pelajaran. Elena juga sudah pergi sedari tadi. Dan Louis menghilang entah kemana.

Memang, Sara tak pernah pulang dengan orang-orang seperti itu. Ia bagaikan perang dingin dengan Elena. Dan dengan Louis, jelas Sara mengangkat bendera perang. Hanya Stevenlah Sara sering pulang bareng.

Sara berjalan menjauh dari gerbang sekolah. Ia memang biasa menunggu jemputan di halte dekat gerbang sekolah. Beberapa menit kemudian, sebuah sedan hitam berhenti di depan Sara. Tak ada orang lain disana. Hanya dirinya. Detik kemudian, dua orang berpakaian hitam keluar dari mobil dan langsung meringkus Sara. Gadis itu tahu situasi. Tiba-tiba tangannya bercahaya dan beberapa helai rambutnya bergerak. Namun tidak cukup satu menit Sara kehilangan semua itu.

Bagaimana tidak? Sebuah kalung hitam yang dikunci dengan gembok kecil melekat di lehernya. Entah kenapa, Sara tidak bisa mengeluarkan kekuatannya. Seluruh tubuhnya seakan lemas. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh dua orang berpakaian serba hitam itu. Mereka langsung menggiring Sara masuk ke dalam mobil.

"Kalian ingin membawaku kemana?"tanya Sara. Ia masih sadar. Hanya saja, ia tak bisa dengan leluasa menggunakan kekuatannya. Laki-laki berpakaian serba hitam tak menjawab. Mereka hanya menatap lurus ke depan.

Hingga sedan hitam itu berhenti di sebuah gudang yang tidak terpakai. Sara diseret masuk oleh laki-laki serba hitam itu. Ia telah berusaha berteriak. Namun tidak ada yang mendengar. Karena termpat tersebut sangat sepi.

Sara digiring masuk ke sebuah ruang kosong. Di sudut ruangan terdapat benda-benda yang telah rusak dan tidak terpakai. Ia didorong masuk. Sara terhempat ke lantai. Ia meringis karena merasa nyeri di kedua tangannya.

"Kau! Amethyst!" salah seorang laki-laki berpakaian hitam yang menggunakan kacamata mendekat. Ia menarik paksa kerah kemeja sekolah Sara hingga robek. Kemudian simbol yang disembunyikan selama ini terpajang. Sara, salah satu penyihir yang dicari master. Si kacamata menyeringai menatap simbol itu.

Sara membeku begitu mendengar nama itu. Pasalnya ia begitu takut mendengar nama itu. Dirinya yang bersembunyi dari kejaran sang kegelapan begitu menakutkan. Ia menangis sesegukan dengan mata membelalak dan tubuh bergetar.

"Kau, panggil seseorang untuk menolongmu dalam waktu sepuluh menit. Jika tidak maka kau akan tahu apa yang akan terjadi!" si kacamata hitam keluar dari ruangan. Terdengar bunyi pintu yang dikunci.

THE BLACK WINGS (END) - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang