What the hell

86 14 0
                                    


"Aku haus, haejin huee"
Aku membujuk yeoja di sampingku yang mengabaikanku dengan membaca buku.

"Terus?"
katanya datar

"Ambilkan"
Jawabku manja

"Ambil sendiri saja, Memangnya kau tak mau pulang? Aku sudah mengantuk sekarang."

"Aku akan Ambil sendiri tapi biarkan aku disini lebih lama lagi haejin kumohon"

Aku berjalan menjauh dari tempat duduk haejin dan berjalan menuju ke dapur. Kubuka lemari es di rumah haejin sudah seperti super market. Semuanya Ada di dalam sini bahkan lemari es Ku yang sama lengkapnya tapi kurasa disini lebih banyak dengan snack daripada bumbu dapur.

'Apakah dia tak kesepian tinggal sendiri? Apakah aku harus menemaninya?' Gumamku

Setelah mengambil sekaleng cola aku berbalik dan menuju ke ruang tamu. Saat berada di ujung ruang tamu sudah kulihat kepala yang membelakangiku.

'Aish dia sudah tertidur kenapa dia ceroboh bisa bisanya tertidur padahal Ada orang lain di dalam rumahnya.'
Batinku berkata sambil melihat perempuan di depanku yang sudah tertidur.

Kurasa aku harus menunggunya sampai bangun baru bisa meninggalkannya tapi disini terlalu dingin.

'Hahaha, lihat piyama yang dipakainya' aku baru sadar kalau wanita yang berkarisma ini dan selalu mempesona memakai piyama putih dengan gambar bebek. Aku terkekeh melihatnya

Aku memutuskan untuk memindahkan haejin ke kamarnya. Aku mengangkat tubuh yang lebih pendek dari tubuhku tapi dia termasuk wanita yang bertubuh tinggi dan ramping. Kaki panjangnya membuatku kewalahan saat membawanya ke dalam kamar.
Saat memasuki kamar bernuansa peach itu aku sudah mencium bau seorang haejin yang sangat kusuka saat kembali ke kamar ini, aromanya sangat menyengat. Aroma cokelat yang terasa dan Aroma bunga melati yang bercampur aku sangat menyukai wangi kamar ini.

Ku lepaskan tubuh haejin diatas ranjangnya dan menyelimutinya.
Apakah aku harus menginap disini?

Haejin pov

Ku buka kelopak mataku yang masih berat dan kulihat aku berada di kamarku. Mengingat kejadian tadi malam Apa itu hanya mimpi? Tapi kenapa terasa begitu nyata?
Aku berpikir keras Mengingat kejadian tadi malam.

'Kalau itu nyata berarti aku ketiduran di sofa tapi kenapa aku sudah di ranjangku?' Aku meraih handphoneku dan melihat jam disana.

Pukul 03:28 ternyata ini masih sangat pagi. Aku bangkit dari tidurku dan duduk di samping ranjangku. Aku menjelajahi seluruh isi ruangan ini untuk memastikan bahwa aku berada di kamarku. Pandanganku terhenti Setelah melihat sesuatu yang aneh di atas sofa di samping tempat tidurku.

'Ya Tuhan, itu ternyata bukan mimpi melainkan nyata' aku terkejut melihat Jinyoung sudah tertidur di atas sana.
Ku lihat dia sepertinya kedinginan karna dari tadi malam dia merengek kedinginan padaku. Aku rasa untuk hari ini aku harus kasihan melihatnya kedinginan.

Aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju lemari pakaianku yang terletak sekitar satu meter dengan ranjangku. Aku membuka lemari pakaianku untuk mengambil selimut. Setelah ketemu aku berbalik dan berjalan menuju namja aneh di depanku. Aku memakaikan selimut itu padanya Ku lihat wajahnya yang sepertinya sangat tenang saat ini.

'Kenapa wajahnya seperti anak kecil saat tidur, bertolak belakang dengan sikap dan sifatnya saat bangun'
Gumamku

"Dasar aneh"
Kataku sambil menatap wajahnya

Aku kembali berjalan ke ranjangku dan berbaring tapi tak sepenuhnya sambil kepalaku bertumpu pada bantal. Aku membuka sebuah novel yang belum selesai kubaca, novel yang sedang Ku baca saat ini adalah sebuah kisah misteri kalung yang membunuh setiap pemegang kalung itu. Aku membacanya karena hobiku yang suka membaca membuatku tertarik pada novel ini. Aku tak suka keramaian, aku tak suka menonton tv dan berbagai acara yang sangat berisik, aku membenci cinta aku tak percaya akan true love yang Ku rasa hanya omong kosong buatku. Aku egois bukan karena keinginanku tapi situasi yang mengharuskan aku untuk bertindak seperti ini. Saat aku memperhatikan orang lain dan berperilaku baik sampai menyayangi mereka aku tak pernah mereka cintai. Berteman dengan mereka malah membuatku tersiksa. Mencintai tapi tak dicintai, menyayangi tapi tak disayangi, memperhatikan orang lain tapi tak diperhatikan dan kupikir sekarang itu hanyalah omong kosong saat ini. Aku sudah lelah menghadapi semua ini, jadi aku harus mengubah diriku dan aku bersyukur menjadi Haejin yang mereka kenal sekarang ini. Haejin yang dingin, haejin yang cuek, haejin yang tajam, haejin yang pendiam tapi mempunyai seribu bahasa, haejin yang galak dan semua sifat yang ada dalam diriku bahkan aku tak tau kalau aku mempunyai sifat itu.

|'Heart Cold'| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang