1 (Edit Done)

84.2K 3.7K 94
                                    

"Auw...sakit, Alice, stop!"seruku merasakan sesak di dadaku karena maid Alice terus menarik tali korset agar mendapatkan lekuk tubuh yang ia inginkan.

"Sedikit lagi, Nona,"ujarnya seraya menarik napas sebelum menarik tali korsetku lagi.

Aku berpegangan pada tiang ranjang sambil mengenyit karena sesak. "Urgh...cukup...lagipula malam ini seharusnya kakakku yang tampil sempurna, bukan aku."ujarku mengeluh.

"Tapi anda adalah anak keluarga Earl Calvert yang terhormat. Tetap harus tampil cantik menarik."kata Alice memakaikan gaun berwarna biru lembut dengan detail rumit di bagian atas gaun. Ia merapikan sanggul rambut Madeleine dan menyematkan hiasan bunga di sanggul rambutku.

"Anda sudah cantik, Nona Madeleine"ujarnya dengan puas menatapku. Ia menatapku dengan kagum.

Aku berbalik badan menghadap kaca dan menatap bayangan diriku dengan puas. Melihat mata hijauku yang kuwarisi dari ibu. Aku tersenyum dengan cara yang aneh karena merasa sesak. "Cantik tapi susah napas...."ujarku meraih kipas putih dari tangan Alice.

"Ayo semangat, Nona!"

"Bukan aku yang seharusnya semangat."sahutku tertawa. "Aku hanya menemani kakakku untuk menghadiri pesta, tidak seharusnya aku ikut tersiksa juga."

Aku menyeret kakiku keluar kamar dan menuju tangga untuk turun ke bawah. 

Namaku Madeleine Calvert. Anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak pertamaku bernama George. Dan kakak ke duaku bernama Gabriella. Malam ini keluarga kami akan menghadiri the ball party di rumah keluarga Duke of Ford. Orang tuaku berharap Gabriella bisa menemui pria pilihan hatinya di sana. Meski biasanya para prialah yang akan mengincar wanita yang diinginkan hingga dapat. Tapi ibuku ingin kakak menikah dengan pria yang dicintainya.

"Ah anakku, Maddy, kau cantik sekali."ujar ayahku, Phillips Calvert, menyambut dan membantu aku turun.

Aku menatap ayah sambil menghela napas. "Cantik yang tersiksa, ayah..."

"Kenapa?"

"Aku susah napas, Ayah....."ujarku mendesah frustrasi sambil memegang perutku yang sangat rata. "Bagaimana aku bisa makan dengan perut seketat ini?! Aku bisa pingsan kalau tidak makan...."

Ayah tertawa seraya merangkul bahuku "Kau bisa makan banyak sepulang dari sana, Maddy. Ayo, semua sudah menunggu..."

Ayah menyodorkan lengannya yang di sambut olehku. Lalu kami berjalan menuju ruang duduk di mana ibu dan ke dua kakakku sudah menunggu.

Kakakku, George Calvert, sudah siap dengan jas hitam resminya. Terlihat gagah dengan wajah tampannya. Ia berusia 25 tahun. Sementara Gabrielle duduk mengenakan gaun berwarna merah yang kontras dengan kulit putih mulusnya. Ibuku pun sudah cantik dengan gaun hijau lembutnya. 

"Adik kecilku sudah siap akhirnya..."kata George berdiri. Ia melihatku dengan sayang. Memeluk dan mencium keningku.

"Wow kau cantik sekali, Maddy."puji Gabriella melihat Penampilanku.

Aku hanya meringis. "Kakak lebih cantik dariku."gumamku menatap Gabrielle yang berdiri dan berjalan dengan gaun merahnya. Ekor gaunnya menyapu lantai saat ia berjalan. Warna gaunnya sangat cocok dengan kulit putih mulusnya yang bagaikan mutiara.

"Ayo anak-anakku, mari kita jalan!"kata ayah menyodorkan lengannya pada ibuku. Dan kami pun berjalan keluar di mana kereta kuda sudah menanti dengan kusir duduk di depan.

Ayahku membantu ibu naik ke dalam kereta, diikuti oleh Gabrielle dan aku. Dan George masuk belakangan seraya menutup pintu kereta. Kereta pun segera melaju menuju rumah keluarga Duke of Ford, tempat di mana pesta akan diselenggarakan.

-----

Tempat kediaman Duke of Ford....

Aku masuk ke dalam rumah besar keluarga Foster yang sudah mulai ramai dengan para undangan. Bagian dalam rumah dihiasi berbagai bunga warna warni yang harum. Begitu terang benderang dengan cahaya lampu kristal besar yang tergantung di atas langit rumah 

Aku menatap kemegahan rumah keluarga Foster dengan terperangah. Di rumahku tak ada lampu kristal sebesar itu. Dan aku menatap semua tamu undangan yang tampil cantik dalam balutan gaun warna warni. Sementara para pria tampak gagah dengan jasnya. Dan aku baru menyadari maksud perkataan Alice. Ya, aku pun harus tampil sempurna. Semua para wanita begitu sempurna di acara ini.

Kakakku, Gabrielle, yang cantik dan anggun dengan segera menarik banyak perhatian para pria. Salah satunya adalah seorang pria tampan dan gagah bernama Nicholas Foster. Anak sulung dari pemilik rumah kediaman duke of ford. Nicholas menghampiri dan mengajak kakaknya berdansa. Gabrielle menerima ajakannya dengan muka merona, yang membuat aku tersenyum lalu kurasakan kakakku menyikut lenganku. 

Aku memperhatikan banyak pasangan yang menari di lantai dansa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memperhatikan banyak pasangan yang menari di lantai dansa. Termasuk kakakku, Gabrielle. Tampak serasi dalam pelukan Nicholas. Lalu aku melihat George menari bersama wanita yang tak kukenal. Oke, bagus, kini aku sendiri tak tahu harus apa, batinku dalam hati. Orang tuaku pun entah ke mana. Aku berjalan menuju balkon. Memutuskan ingin menghirup udara malam yang sejuk.

Aku menyibakkan tirai yang menutup ke arah balkon dan melihat bayangan sosok pria yang berdiri bersandar di sana. Gerakanku yang membuat tirai tersibak menyebabkan pria itu menoleh. Deg....jantungku serasa berhenti berdetak. Malam itu cukup gelap. Tapi aku bisa melihat manik mata biru indah milik pria di hadapanku. Seindah dalamnya lautan. Aku berdiri gugup dan meremas tepi gaun. Tak tahu harus berbuat apa. Langkahku terhenti di sana.

Pria itu menegakkan badannya lalu berjalan ke arahku. Langkahnya begitu mantap dan gagah hingga aku merasa jantungku berpacu begitu kencang. Perlahan mataku bisa melihat wajah pria itu. Wajah yang sangat tampan sempurna dan mempesona. Otot yang terbentuk dengan sempurna terlihat dari balutan jasnya. Karisma dan gayanya yang berkelas. Serta kesan angkuh yang menempel pada dirinya, membuatnya pantas menyandang gelar sebagai pria yang paling diincar wanita ataupun ibu para gadis dalam kalangan bangsawan. Baginya, pria itu perfect di matanya.

Pria itu terus berjalan. Dan mataku terus bertatapan dengannya hingga pria tersebut pergi melewatiku. Aku dapat mencium aroma khasnya saat ia berlalu. Aroma yang seperti ayahku tapi lebih harum. Refleks aku memegang dada, merasakan debaran jantung. Apa arti semua ini, batinku dengan wajah terasa panas. Kenapa hatiku berdebar melihat pria itu? 


❤️❤️❤️❤️

To be continue
Cerita pertamaku untuk kategori historical romance
Semoga kalian suka
Jangan lupa voment nya apabila ada yang kurang ataupun salah
Akan kuterima dengan senang hati 😉
Sekali lagi aku memakai idolaku Henry Cavill sebagai cast pria nya..... again 😁✌🏻
Ada ide untuk cast Madeleine?

Anyway thanks yang sudah mau baca ya
See u....

Madeleine (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang