Hari ini adalah hari besar bagi Gabrielle dan Nicholas. Hari pernikahan mereka. Sejak subuh rumah sudah disibukkan dengan persiapan upacara serta pesta. Banyak pelayan yang hilir mudik membereskan rumah, membersihkan, ataupun membantu kami semua menyiapkan diri.
Gabrielle sudah dipoles menjadi cantik. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih. Terbuat dari bahan terbaik dan halus. Begitu sempurna bagaikan bidadari.
Ketika semua sudah siap, keluarga kami pergi ke gereja dengan kereta kuda.
Gereja yang sederhana sudah dihias indah dengan bunga-bungaan. Aroma harumnya memenuhi seluruh ruang. Para tamu juga sudah datang menanti sang pengantin. Para wanita menatap Gabrielle dengan kagum serta iri pada kecantikan wajah dan keindahan gaunnya. Para pria merasa tak rela Gabrielle menikah. Incaran mereka berkurang. Tapi apa daya mereka? Gabrielle sudah menjatuhkan pilihannya pada Nicholas.
Ayah mengantarkan Gabrielle ke altar di mana Nicholas sudah menanti dengan pakaian jasnya. Terlihat gagah serta tampan. Gabrielle tersenyum bahagia dari balik tudung putihnya. Tiba di depan altar, ayahku menyerahkan anak perempuan kesayangannya pada Nicholas. Berharap mereka bahagia.
Gabrielle meraih tangan Nicholas yang membimbingnya ke altar. Dan pemberkatan mereka pun dimulai hingga mereka saling memakaikan cincin. Lalu Nicholas membuka tudung putih Gabrielle dan menciumnya. Mereka sudah resmi sebagai suami istri.
Suasana dalam gereja begitu penuh dengan aura kebahagiaan. Beberapa wanita merasa terharu dan sedikit menangis. Tak terkecuali aku. Aku pun menangis karena bahagia serta sedih. Merasa kehilangan kakak perempuanku. Tiada lagi kakak perempuan yang akan menemani bergosip atau merajut bersama. Tiada lagi teman minum teh di saat ibu sibuk dengan kegiatan sosialnya. Perasaanku sangat bahagia dengan pemberkatan Gabrielle. Berharap pernikahannya nanti pun akan berjalan dengan lancar juga tahun depan.
"Jangan sedih. Tahun depan kita yang akan berada di depan"hibur Henry menepuk tanganku.
Aku menoleh padanya sambil tertawa. Kuhapus air mataku. Ya, dia benar. Aku tak boleh sedih. Hari ini adalah hari bahagia bagi kami semua.
Pemberkatan dilanjutkan dengan pesta di rumah Nicholas. Pesta itu begitu meriah dan mewah. Ruangan telah dihias dengan indah. Lampu kristal yang menyala menambah keindahan ballroom yang luas itu. Pesta di mulai dengan dansa yang dilakukan oleh Gabrielle dengan Nicholas. Mereka terlihat sangat bahagia malam itu. Para tamu berdatangan dari segala penjuru. Semakin malam semakin ramai hingga ballroom penuh sesak.
-----
Aku bersandar pada bangku kereta kuda ketika pulang. Menjelang subuh akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk pulang karena lelah. Henry pulang dengan kereta kudanya. George mengantar Lady Kiana pulang lebih dulu. Kini aku duduk bersama orang tuaku. Mataku terasa lelah dan berat. Kuistirahatkan mataku dengan menutupnya seraya mengingat pesta mewah tadi. Pesta yang meriah serta menyenangkan. Hampir sepanjang malam aku menari bersama Henry, ayah juga George. Kakiku terasa sakit dan pegal.
Sesampainya di rumah, ayah ibuku langsung masuk kamar mereka untuk istirahat. Besok pasti semuanya akan bangun siang, ujarku dalam hati. Aku pun menaiki tangga dengan lelah. Alice pasti sudah tidur sehingga aku harus berganti pakaian sendiri.
Kakiku melangkah melewati kamar Gabrielle. Mendadak aku berhenti dan menatap daun pintu yang sering kuketuk dulu. Aku memegang kenop pintu dan membukanya. Pintu kamar terbuka. Tapi kamar itu kosong. Semua perabotan masih ada namun penghuninya sudah tidak tinggal di kamar ini lagi.
Aku masuk ke dalam. Duduk di ranjang besar milik kakakku. Mataku beredar melihat sekeliling kamar indah ini. Dominan dengan warna merah kesukaan Gabrielle. Ingatanku kembali pada masa kami masih bersama dulu. Terkenang saat kamu dulu sering bertukar pakaian. Membaca buku bersama di ranjang Gabrielle. Atau saat bergosip di sofa serta ranjangnya.
Aku tersenyum kecil saat teringat aku sering masuk kemari untuk minta tidur bersama karena mimpi burukku di malam hari.
Mendadak kerinduan menyerang diriku. Betapa aku merasa kehilangan Gabrielle. Kakakku yang cantik dan manis padaku. Kini ia sudah menjadi milik Nicholas. Meski kami masih bisa berhubungan, tapi itu tidak sama seperti dulu lagi. Mataku terasa panas. Air mata jatuh menetes membasahi ranjang Gabrielle.
Isakanku terdengar oleh George yang hendak masuk kamarnya dan melewati kamar Gabrielle yang terbuka.
"Maddy...."ujarnya berdiri di depan pintu.
Aku mendongak kaget dengan air mata berlinangan di wajah. George begitu kaget. Tapi ia pasti tahu kenapa aku menangis.
"Oh sweetheart, jangan menangis,"ujar George mendekat. Ia duduk di sebelahku seraya memeluk.
Aku membalas pelukannya. Menangis di dada kakakku. Menumpahkan rasa sedih serta kehilangan yang sudah aku tahan semenjak di pesta tadi.
George menghibur dan menenangkan aku hingga tangisanku berhenti.
"Maaf, kak,"sahutku melihat bajunya yang kotor dan basah karena tangisan serta make up yang luntur.
"Hahaha tidak apa. Kau sudah tenang?"
Aku mengangguk.
"Ayo jangan sedih. Kita masih bisa saling kontak dengan Gaby. Lagipula sebentar lagi kakak juga akan merasa sedih karena kehilangan kau juga"
"Tapi kakak sudah punya lady Kiana bukan?!"godaku. "Kulihat kalian sangat dekat malam ini. Ia wanita yang cantik dan baik, kak"
"Bagus kalau kau menyukainya. Kita lihat saja nanti bagaimana hubunganku. Aku belum menemui keluarganya"
"Kau pasti mendapat restu"
"Semoga. Ayo, Maddy, lebih baik kita istirahat. Kau sudah sangat lelah bukan?! Kakak juga sangat lelah"
"Ya kak,"sahutku berjalan keluar kamar seraya menggandeng tangannya. George mengantar hingga aku masuk kamar. Sebenarnya aku ingin sekali George menemaniku tidur. Tapi ia juga pasti sudah lelah. Maka aku pun segera masuk kamar. Bertukar gaun tidur. Membersihkan wajahku yang coreng moreng akibat menangis. Dan akhirnya aku bernapas lega ketika sudah menyentuh ranjang dan bantalku. Mataku terasa berat.
Dengan cepat aku jatuh tertidur pulas dan bermimpi indah bersama Henry. Mimpi tentang aku mengenakan gaun putih indahku dan berkuda bersamanya menyusuri tepi danau yang indah.
Aku hanya ingin bersamanya. Menghabiskan waktu bersamanya...❤️❤️❤️❤️
To be continue......
Yang ringan dulu ya sebelum mulai konflik 😁✌🏻
Thanks all
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeleine (Tamat)
Historical FictionVERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK DI GOOGLE PLAYSTORE (Versi berbeda plus extra part) Highest rank #1 at historical fiction 22 April 2017 & 3-8 Mei 2017 😘 21++ Kisah mengenai hubungan Lord Henry dengan lady Madeleine My first story fo...