12 (Edit Done)

25.9K 1.5K 8
                                    

Pelayan yang mengurus kuda Henry segera berjalan menghampiri saat ia melihat kami keluar menuju kebun. Ia berjalan mendekat seraya menggiring kuda milik Henry. "My lord, saya sudah memberi makan serta minum untuk kuda anda."

"Terimakasih, kau sangat membantu sekali."sahut Henry tersenyum senang melihat kudanya tampak segar. Ia meraih tali kuda itu dan menoleh padaku.

"Ini kuda kesayanganku, Millie."

"Kau menamai kudamu?"tanyaku kaget. Sangat jarang seorang pria memberi nama pada kudanya.

"Ya..aku sudah memilikinya sejak kecil."

Aku mendekat dan menyentuh leher kuda coklat itu. Terasa hangat dan lembut di tanganku. Millie membalasnya dengan ringkikan pelan.

"Ia menyukaimu"ujar Henry tertawa. "Ayo akan kubantu kau naik"

Aku tak siap saat tangannya memegang pinggangku dan menaikkan ke atas punggung kudanya. Duduk di atas pelana dengan posisi menyamping. Tak lama kemudian ia segera naik juga. Duduk di belakangku. Refleks badanku langsung tegak dan tegang. Tanganku memegang tali kekang dengan kencang.

"Jangan takut, my little lady. Aku akan menjagamu.."bisiknya di telingaku.

Suaranya menggelitik daun telingaku. Aku bisa mencium aroma khas pria dari tubuhnya. Aroma mint bercampur sabun. Membuatku tenang serta rileks.

"Lebih baik?"tanyanya.

Aku hanya mengangguk dengan wajah terasa panas. Ini ke dua kalinya berdekatan dengan dirinya sejak tarian itu. Aku menjerit pelan seraya refleks memegangi lengannya saat ia memacu kuda dengan mendadak.

Henry tertawa dengan suaranya yang bagaikan lonceng.

"Tak usah cemas..."ujarnya seraya merangkul pinggangku. Ia memacu kudanya menuju keluar rumahku.

Henry memacu Millie melewati jalan setapak. Kiri kanan jalan terdapat pepohonan yang hijau. Sinar matahari mengintip keluar dari balik dedaunan. Hidungku mencium aroma daun yang segar. Millie berlari dengan kencang tapi aku tak merasa takut. Rasanya nyaman dan aman dalam lindungan Henry. Angin bertiup seiring gerakan Millie, menerbangkan rambutku yang tergerai.

Aku tertawa senang merasakan deru angin membelai wajahku.

Millie terus berlari mengikuti perintah majikannya melalui tali kekang. Gerakan Millie membuatku beberapa kali membentur Dada Henry yang kekar. Aku merasakan jantungku yang berdebar kencang. Aku tak tahu ia hendak membawaku ke mana. Millie mengikuti jalan setapak kecil hingga memasuki sebuah hutan kecil.  Laju kuda itu melambat seiring banyaknya pepohonan dan semak-semak.

"Kau menikmatinya?"

"Ya...."sahutku mendongak menatapnya. Menatap mata birunya yang seakan bisa menghanyutkanku. Wajahnya dekat dengan wajahku. Begitu dekat hingga aku bisa merasakan hembusan napasnya. Ia juga menatapku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Madeleine (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang