"Sebenarnya kakak mau belanja apa?"tanyaku saat sudah berada di kereta kuda yang melaju ke arah kota. Hari ini Gabrielle mengajakku menemaninya pergi belanja ke kota.
"Gaun untuk acara minum teh di keluarga Foster minggu besok."kata Gabrielle dengan wajah berbinarnya.
Sejak Gabrielle menerima lamaran Nicholas, ia terlihat begitu bahagia dan bersinar. Rencana pernikahannya akan segera disiapkan dalam waktu 1 tahun ini. Ke dua keluarga begitu senang dengan hubungan mereka.
"Bukankah gaunmu masih banyak, kak?!"
"Aku kan ingin tampil menarik dan sempurna, Maddy. Apalagi keluarga besar Foster akan berkumpul juga nanti."
"Oh..."sahutku lalu terdiam. Aku menoleh pada kakakku. "Kak, seperti apa rasanya jatuh cinta?"
Gabrielle menatapku dengan kaget. Ia tersenyum. "Seperti apa? Yang pasti itu perasaan yang sangat bahagia sekali. Saat melihatnya kau akan merasa jantungmu berdebar kencang. Kau akan merasa gugup dan sesaat tak dapat berpikir. Terkadang mukamu akan memerah. Kenapa? Apa itu yang kaurasakan saat bersama Henry kemarin?!"tanya Gabrielle menggodaku.
Refleks aku merasa wajahku panas. Dan sepertinya sudah merah padam kini, karena kakakku tertawa melihat reaksiku. "Aku hanya bertanya..."
"Tapi wajahmu merah."goda Gabrielle seraya tertawa pelan melihat wajahku
Aku mencoba mengalihkan pembicaraan ke arah lain. Meski dalam hati aku merasakan apa yang dikatakan Gaby tadi, kualami juga saat bersama Henry kemarin. Terutama saat kami berdansa berdua. Mukaku merona saat mengingat kembali kecupan Henry di tangan. Refleks aku menyentuh tangan yang sempat dikecupnya.
Sampai di kota, Gabrielle segera masuk ke dalam sebuah toko gaun langganan keluarganya. Aku tidak terlalu tertarik belanja dan hanya duduk diam memperhatikan kakakku mencoba semua jenis gaun. Dan menunggu membuat bosan hingga aku pamit keluar sebentar untuk sekedar jalan-jalan. Gabrielle hanya mengiyakan seraya berkata agar tidak terlalu jauh dan lama.
Aku keluar menuju trotoar dan bernapas lega. Berada di dalam toko baju sangat membosankan. Aku tak mengerti mengapa kakak begitu menyukai belanja baju sedangkan koleksi gaunnya sangat banyak. Mataku menatap jalanan kota di mana banyak kereta kuda lalu lalang. Banyak para pejalan kaki juga yang berjalan di trotoar. Siang yang cerah dan cocok untuk para pejalan kaki. Aku berjalan pelan menyusuri toko di sepanjang trotoar dan berhenti di depan etalase toko tea set. Aku menatap dengan kagum pada deretan tea set warna warni di etalase.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeleine (Tamat)
Historical FictionVERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK DI GOOGLE PLAYSTORE (Versi berbeda plus extra part) Highest rank #1 at historical fiction 22 April 2017 & 3-8 Mei 2017 😘 21++ Kisah mengenai hubungan Lord Henry dengan lady Madeleine My first story fo...