[1] Beginning

602 133 37
                                    

Calum.

Sebuah nama yang dapat membuat jantungku berdebar hebat. Membuat seluruh darahku memanas saat dirinya menyentuhku. Membuat diriku sempurna jika bersamanya.

Calum.

Indentik dengan kata sempurna bahkan melebihinya. Rahangnya yang tegas, tubuhnya yang tegap, dadanya yang bidang adalah incaran para gadis. Oh, dan jangan lupakan sepasang bola mata coklat yang selalu berbinar ketika seseorang menyapanya.

Calum.

Lain dari yang lain, memiliki otak cerdas dengan ketampanan melebihi rata-rata kurikulum di sekolahku. Selalu punya jawaban disemua pertanyaan, selalu mengerti disaat yang lain tak bisa, selalu ada disaat yang lain pergi.

Calum.

Suatu yang pernah ingin ku gapai namun begitu sulit, bayangkan saja dia itu matahari (ku sebut matahari karena dia begitu indah) yang dikelilingi banyaknya planet-planet nan indah. Dan diriku? hanya pluto yang berada jauh olehnya atau bahkan aku tak terlihat dimatanya?

Entah mengapa, takdir begitu manis terhadapku. Membiarkanku mengenalnya lebih dalam, bahkan menjalin pertemanan. Kala itu, aku tak merasa ingin lebih. Kurasa cukup. Dengan menjadi temannya, itu sudah cukup.

Namun lagi-lagi, takdir memilihku untuk menjalin hubungan cinta bersama sang matahari.

Pada hari itu, aku berkata jika diriku hanyalah sebuah pluto yang sering dipandang sebelah mata oleh para planet. Maksudku, apa dia tidak malu jika nanti berpacaran denganku?

Sang matahari mengelak dan mengakatakan jika dia menginginkanku dan semua yang ada dalam diriku.

Kalian bisa lihat betapa takdir begitu indah, bahkan dia dapat menyatukanku dengan sang matahari.

+++

w

dyt pas baca cerita ini?¿

hope u like ittt!

Clichè : Calum [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang