[2] First ride

508 106 32
                                    

"Jika itu pilihanmu, maka apa yang harus ibu perbuat?" ucap ibuku mengakhiri obrolan kami mengenai hubunganku dengan Calum.

Aku terdiam. Mencoba meyakinkan diriku jika memilih Calum adalah hal benar.

"Ibu cuma takut jika ia akan melakukan kebodohan yang akhirnya menyakitimu." terang Ibu mengelus puncak kepalaku.

"Relax mom." ucapku dengan senyum yang seakan mengartikan jika semuanya akan baik-baik saja.

"Apa kamu benar-benar yakin?" tanya Ibu memastikan.

Aku mengangguk yakin dengan apa yang aku katakan. "Sure."

Ia tersenyum. "Baiklah, jika itu pilihanmu." ia mengecup singkat pipiku. "sepertinya pangeranmu sudah datang, keluarlah."

Aku tersenyum mendengar kata pangeran yang ia sebutkan, dengan senyum tercetak di bibirku, aku berjalan perlahan menuju pintu keluar.

"Hey, sudah siap berangkat?" tanya Calum yang aku jawab dengan sebuah anggukan.

Ia membantuku berjalan menuruni tangga dan saat diriku memasuki mobilnya, wangi parfum khas Calum menyeruak kedalam indra penciumanku.

Sungguh memabukkan, campuran bau menyengat tetapi membuatku nyaman dan ingin kembali menghirup wangi itu berkali-kali. Ku pastikan, ini akan masuk kedalam hal favoritku dalam diri Calum yang pertama.

Calum membawa tongkatku ke sampingku dan memasangkan seatbelt padaku.

Aku mendengar pintu tertutup di samping kananku, yang aku tebak jika itu Calum.

Sekali lagi ku katakan, jika wangi parfumnya membuatku ingin berada di dekapannya. Parfum macam apa ini?

Seketika aku mendegar kekehan kecilnya yang lagi-lagi masuk kedalam hal favoritku.

"Ada apa?" tanyanya dingin. Ya, beginilah Calum. Kadang hangat dan kadang dingin. Awalnya itu menjadi masalah untuk ku tapi aku mencoba untuk meras terbiasa dengan hal ini.

"Tidak."

Sial.

Sepertinya dia marah padaku karena sedari mobil ini berjalan, ia tak berbicara sedikit pun.

Oh, bagus sekali Sierra. Hari pertama dan kau telah mengacaukannya.


Moodnya cepat sekali berubah yang membuatku kewalahan menebak mood apa yang dimilikinya hari ini. Aku memijit pelipisku perlahan dan seketika yang ada fikiranku selama ini salah.

"Sierra, apa kau tidak suka berpacaran denganku?" tanyanya lembut. "aku melihatmu tidak... um, nyaman."

Double sial.

Ia mengiraku tidak senang berpacaran dengannya?! apa dia gila?!

Aku tersenyum kikuk. "Oke, ini awkward sekali saat kita harus berbicara aku-kamu." ucapku gugup namun hati ku menghangat saat mendengar Calum tertawa.

"Aku juga!" teriaknya masih dengan tawa.

Namun seketika tawanya menghilang dan membuatku terbingung-bingung.

Apa moodnya berubah lagi?

"Kenapa?" tanyaku.

"Gapapa kan kalo.... kita berenti di pom bensin bentar?" kurasa ada nada aneh di kalimatnya tadi.

Ia seperti menahan sesuatu.

"Gue kebelet boker." lalu setelahnya aku mendengar pintu terbuka dan Calum membantingnya keras sehingga membuatku terlonjak di kursi mobil.

Astaga! jadi ini rasanya jadi pacar Calum?!


+++

triple update dlu niey;)

Clichè : Calum [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang