Love?

84 5 0
                                    

Kylie's POV

Sudah hari ketiga semenjak Zayn menyatakan perasaannya kepadaku di cafe bernuansa italia yang terletak dipinggir kota.

Aku hanya tidak mengerti...

Mengapa Zayn, mengatakan 'cinta' kepadaku, yang statusnya adalah adik kandungnya?

Pikiranku sungguh kacau. Siang itu, aku hanya bisa terdiam dengan tampang -kau bercanda- setelah Zayn mengatakan semuanya.

Haruskah aku jujur kepada diriku kalau memang, aku juga mencintai Zayn?

Tidak. Ini tidak seperti yang kalian pikirkan diluar sana yang akhirnya berkata bahwa ternyata Aku dan Zayn bukanlah saudara yang benar-benar kandung.

Hei! Maksudku, aku dan Zayn, benar-benar saudara kandung. Kami lahir dari rahim wanita yang sama, dan ayah kamipun sama.

"Kylie, Makan malam sudah siap." Aku menghela nafas panjang begitu kudengar teriakan mom yang mengharuskan aku turun kebawah, untuk makan malam.

Ini yang aku khawatirkan.

Aku belum siap bertemu Zayn. Aku takut. Panggil aku pengecut atau apapun yang kausuka.

Dengan perasaan yang bercampur, akhirnya aku memutuskan untuk segera beranjak dari kamarku dan segera turun menuju meja makan.

"Hai mom, dad, and um... Zayn?" Ucapku gugup sambil menarik kursi yang tersisa untukku tepat didepan Zayn.

Sial, pikirku.

"Hi lee, Bagaimana harimu? Menyenangkan?" Tanya Zayn yang sontak membuatku aku melotot.

Bagaimana dia bisa berkata setenang itu setelah apa yang dia katakan padaku di cafe itu?

Dan bagaimana dia bisa menanyakan kabarku sementara sejak tadi pagi aku mengurung diri dikamar memikirkan apa yang harus kukatakan padanya saat bertemu?

Cmon Zayn! Kau kakak terbodoh yang pernah kumiliki.

"Um... Ya, tadi Harry menelfonku untuk mengajakku kencan besok." Jawabku dan dapat kulihat raut muka Zayn berubah cepat.

Kau menanyakan siapa Harry? Tentu saja Harry Styles. Harry memang sahabat Zayn sejak mereka masuk SHS.

Dan bukannya aku sombong atau apa, tetapi, aku tahu bahwa Harry menyukaiku, yah, walaupun aku tidak.

Zayn's POV

Harry mengajak kencan Kylie? Oh terkutuk kau harry.

Sudah jelas Aku lebih tampan darimu.

Panggil aku bodoh. Aku memang mencintai seseorang yang statusnya adalah adik kandungku.

Aku juga tak tahu kapan rasa ini mulai muncul. Yang kutahu, aku hanya mencintainya.

Akupun mencondongkan badanku kedepan selagi mom and dad sibuk mengurus piring-piring didapur. Mata hazelku bertatapan dengan mata biru terangnya.

"Kau tahu aku mencintaimu, kan?"

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang