Rachel berjalan tidak bertenaga menyusuri jalanan, air matanya terus menetes dari pelupuk matanya, pikirannya berantakan, ia terus menangis merasakan sakit di hatinya yang menyesakan dada.
"K-kenapa lo g-gak mau d-dengerin p-penjelasan gue sih, Han?" ucap Rachel, ia terus menangis membuat ia kesulitan mengeluarkan kata-kata.
Rachel terus menyalahi dirinya tanpa henti karena ucapannya minggu lalu yang tidak bisa ia jaga, ia terus menyalahi dirinya.
Rachel menghentikan langkahnya, kemudian ia merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. Setelah itu Rachel menekan nomor seseorang dari kontaknya lalu ia tempelkan benda itu di telinganya
Tuttt...tuttt...tuttt...
"Hallo? Rian in here..."
"H-halo...Bang, jemput A..."
"Hel? Ahel Kenapaaaa?" Rian memotong ucapan Rachel, tiba-tiba nada suaranya berubah menjadi khawatir setengah mati setelah mendengar suara Rachel tadi.
Rachel bisa mendengar suara Reno yang bertanya keadaannya kepada Rian.
"B-bisa jemput Ahel?" tanya Rachel dengan suara paraunya, ia tidak menghiraukan pertanyaan Rian tadi.
"Bisa, sekarang Ahel dimana?" ucap Rian dengan nada paniknya dari sebrang sana.
"Di depan super market biasa."
"Oke, Abang kesana."
Rian mematikan sambungannya.
Rachel kembali berjalan seraya mengusap air matanya yang kembali menetes setelah ia mendengar suara abangnya. Rachel benar-benar butuh kedua abangnya sekarang.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Rachel memasuki mobil Range Rover Sport hitam milik abangnya, setelah ia duduk di belakang, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia menangis lagi.
Saat Reno dan Rian melihat Rachel menangis, keduanya langsung turun dari mobil dan membuka pintu belakang, Reno membuka pintu kanan, sedangkan Rian membuka pintu kiri, kemudian keduanya duduk di kedua sisi Rachel membuat Rachel berada di tengah mereka.
"Kenapa sayang?," tanya Reno seraya mengusap punggung Rachel untuk menenangkan.
Bukannya menjawab, Rachel malah menangis sejadi-jadinya sampai tubuhnya bergetar, ia masih menutupi mukanya dengan kedua tangannya.
Reno mengerti mengapa Rachel tidak menjawab pertanyaannya, mungkin ia akan bercerita nanti.
Kemudian Rian menarik tubuh Rachel ke dalam pelukannya seraya mengusap rambut Rachel dengan lembut.
"Tenang, ada Abang disini." bisik Rian.
Rachel terus menangis, menumpahkan kesedihannya di pelukan Rian. Rachel tak peduli bau keringat Rian karena Abangnya yang baru pulang latihan futsal itu.
"Lo yang nyetir sono." Perintah Rian kepada Reno. Rachel masih berada di pelukan Rian seraya menangis tersedu.
Reno mendengus pelan karena nada bicara Rian yang menyebalkan, Rian yang menyadarinya langsung menyengir.
"Lo yang nyetir ya Ren, gue yang nenangin Ahel." Rian meralat perkataanya seraya menyengir supaya enak di dengar oleh saudara kembarnya itu.
Reno mengangguk walaupun dalam hatinya ia ingin sekali menenangkan Rachel.
Reno keluar dari mobil dan kembali masuk ke kursi pengemudi.
Lalu ia menyalakan mesin mobil, kemudian ia menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya membiarkan mobilnya membelah jalan raya.
![](https://img.wattpad.com/cover/95085631-288-k228165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebahagiaan Yang Tak Betah
Teen Fiction[Revisi Kalo Cerita Udah Beres] "Tuhan menciptakan kebahagiaan. Bahagia itu indah dan Bahagia itu sederhana, dia datang kapan saja. Hanya melihat orang disekitar kita tersenyum dan tertawa karena kita, sudah membuat kita bahagia bukan? Tetapi Tuhan...