"Nanti Ahel masuk aja ke ruang guru yah? Ruang guru ada dilantai dasar paling pojok sebelah kanan katanya, terus Ahel cari yang namanya bu Rima. Nanti Ahel tanya aja ke guru yang lain, meja bu Rima ada dimana. Ibu itu bakal jadi walikelas Ahel nanti, nanti bu Rima bakal nganterin Ahel ke kelas baru Ahel, ngertikan?" Rian menjelaskan secara detail agar Rachel tidak kebingungan disana.
Rachel mengangguk paham walaupun sebenernya gak paham-paham amat.
"Inget kan?"
"Inget lahhh! Emangnya Ahel lemot?" Jawab Rachel dengan kepedean tingkat nasionalnya.
"Halah biasanya juga suka lemot kaya jaringan. Hmmm, Kalo Ahel gak lemot, coba abang tanya. Ruang guru disebelah mana hayooo?" Rian mencoba memastikan apakah Rachel benar-benar ingat apa yang disampaikannya tadi.
"Di lantai dasar paling pojok..."
"Mmm..duh S-sebelah.." Rachel memejamkan matanya berusaha mengingat."Kiri atau kanan ya?" gumamnya.
"Tuh..tuh..kan loading." Kata Rian.
Tak lama, Rachel berkata "Ohh iya! Kanan. Sebelah kanan! hehehe. Sabar napa mikir dulu!"
Rian tersenyum dan kembali bertanya "Terus nama gurunya siapa?"
"Bu Rima! Iyakan? Ohhh jelas iyadongggg..."
Rian mengacak-acak rambut Rachel "Bagus deh kalo inget,"
Rachel hanya bisa pasrah karena rambutnya diacak-acak oleh Rian. Sudah kebiasaan abangnya yang satu ini. Suka mengacak-acak rambutnya.
"Dari tadi juga ngerti, abang nya aja yang gak percaya!"
"Hahahaha, orang abang Cuma mastiin aja, lagian tadi ada yang hampir lupa kan? Wleee," kata Rian sambil memeletkan lidahnya.
"Tapi kan inget lagi! Wleee," Rachel menjulurkan lidahnya juga tak mau kalah.
"Hahaha yaudah sana masuk, inget yang tadi ya, kalo lupa nanya aja."
"Oke." Jawab Rachel sembari mengangkat tangannya yang berbentuk O.
"Yaudah kalo gitu, nyari ilmu yang bener! Jangan nyari cogan, hahaha. Dadah adik abang tercitaaa muahh hahaha."
"Dihhh apa sih abang nyium-nyium segala, malah abang tuh yang nanti nyari cewe disana."
"Ahhh tau aja, emang diniatinnya mau nyari cewe abang mah, hahaha." Jujur Rian. Rachel hanya mendengus.
Ada sebagian pasang mata yang menatap mereka sekarang, kebanyakan malah menatap kepada abangnya dengan tatapan memuja, kebanyakan yang menatap Rian itu perempuan semua. Huh!
"Yaudah sekarang abang cepet berangkat, nanti telat ntar malah bolos!"
"Iyah iyahhh, yaudah. Dahh Ahel" Rian tersenyum.
"Dahhh abang." Rachel melambaikan tangannya.
Rachel menatap punggung Rian yang lama-lama menghilang terbawa motor.
Rachel kembali mengingat ucapan Rian tadi. Rachel menelusuri koridor sekolah, dan akhirnya dia menemui ruangan yang dia yakin adalah ruang guru karena di atas pintu itu terpampang tulisan 'Ruang Guru'.
Rachel mulai melangkahkan kakinya ke ruang guru. Menemukan meja yang terletak di dekat pintu masuk, di meja itu terdapat perempuan yang terlihat masih muda, kira-kira ia berumur dua puluhan, ia sedang duduk manis seraya sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
Rachel menghampiri perempuan itu dan dengan sopan, Rachel bertanya.
"M-maaf saya ganggu, mejanya bu Rima dimana ya bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebahagiaan Yang Tak Betah
Novela Juvenil[Revisi Kalo Cerita Udah Beres] "Tuhan menciptakan kebahagiaan. Bahagia itu indah dan Bahagia itu sederhana, dia datang kapan saja. Hanya melihat orang disekitar kita tersenyum dan tertawa karena kita, sudah membuat kita bahagia bukan? Tetapi Tuhan...