Caccoffe Cafe

160 25 93
                                    

Happy Reading Gaezzz!😚

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Sekarang Rachel dan Rehan sedang berjalan menuju parkiran sekolah. Seperti biasa Rachel di antar pulang oleh Rehan.

Sepanjang perjalanan mereka saling bercerita, sering kali Rehan menambahkan lelucon recehnya membuat mereka tertawa bersama, kedekatan mereka mengundang tatapan para siswi yang mereka lewati, ada yang menatapnya biasa saja, ada yang menatap penuh kagum kepada Rehan, dan ada juga yang menatap iri kepada Rachel.

Ternyata sepanjang perjalanan mereka menyadari jika dari tadi banyak orang yang menatap mereka secara terang-terangan, tetapi keduanya tidak menghiraukan berbagai macam tatapan saking cueknya.

Hari ini Rehan membawa motornya, dan seperti biasa Rehan menyodorkan helm bergambar minion kepada Rachel dan langsung Rachel pakai, kemudian Rachel memegang pundak Rehan sebagai penumpu badannya agar bisa duduk di jok motor Rehan.

"Udah yuk, caw!" kata Rachel saat baru saja duduk di atas jok motor.

"Cawww berangkat..." balas Rehan kemudian ia mulai menjalankan motornya meninggalkan pekarangan sekolah.

Rachel merasa perutnya kini keroncongan, sebenarnya dari istirahat kedua ia ingin mengisi perutnya itu, tetapi jam istirahatnya tersita karena harus mengerjakan PR fisika yang baru ia ingat, ia takut pak Endang mengamuk kepadanya lagi, cukup sekali saja Rachel merasakan amukan pak Endang yang sampai sekarang masih membekas di otaknya ditambah tragedi pura-pura kesurupan Rehan.

"Han, kita makan dulu yuk? Gue laper nihhh," ucap Rachel sambil memajukan badannya supaya Rehan bisa mendengar ucapannya tadi.

"Iya, gue juga laper, cafe di depan aja ya?" tawar Rehan, kepalanya sedikit ke kanan supaya Rachel bisa mendengar lebih jelas ucapannya.

"Iyaaa," jawab Rachel seraya mengangguk, padahal Rehan saja tidak melihat anggukannya.

Setelah Rehan memarkirkan motornya di depan Caccoffe, keduanya pun masuk ke dalam cafe tersebut. Seketika terdengar lagu Perfect yang dinyanyikan boyband asal Inggris yaitu One Direction memenuhi cafe tersebut.

"Cafenya asik kan, Hel?" ungkap Rehan nadanya seperti orang yang sering mengunjungi tempat ini.

"Bangettt! Terus rame lagi." kata Rachel, ia melihat kesekeliling cafe seraya mencari meja yang kosong.

Tak lama, Rachel menemukan meja yang kosong, meja itu berada di tengah cafe agak jauh dari pintu masuk membuat Rachel agak sedikit kecewa, padahal ia ingin sekali duduk di meja pojok karena ia merasa lebih leluasa untuk mengobrol di sebelah pojok karena tidak ada orang yang lewat dan menatap ke meja pojok kecuali meja sebelahnya, ia merasa risih saja, tapi apa daya Rachel? Cafe ini ramai, dari pada tidak dapat tempat sama sekali lebih baik ia duduk di meja tengah itu saja.

Caccoffe sore ini cukup ramai, rata-rata yang meramaikan cafe ini adalah mahasiswa yang baru pulang sekolah, Cafe ini didesain dengan vintage sangat klasik khas Eropa, polesan dinding grafiti dengan coretan khas jalanan, ditambah lagi replika-replika unik yang terpampang di dinding menambah daya tarik cafe ini terutama untuk kalangan anak muda.

Setelah mereka duduk di kursi, tak lama kemudian mereka di sambut oleh pelayan cafe.

Pelayan itu terlihat membawa dua buah menu di tangannya,"Selamat sore, silakan dilihat dulu menu-nya," ucap pelayan wanita yang terlihat muda menggunakan baju berwarna coklat mocca dengan rok hitam selutut di tambah topi bertulisan 'Caccoffe Cafe' yang Rachel yakin itu adalah seragam cafe ini.

Kebahagiaan Yang Tak BetahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang