Part 1 - Sebuah Perjodohan

200K 4.9K 39
                                    


"Gray... Kamu tuh cewek susah banget dibangunin deh." omel mamanya.

"hooammm... Aaaaaahhh, ma, aku masih ngantuk."

Mamanya menarik selimut Gray, lalu membuka tirai di kamar Gray. Cahaya matahari masuk membuat Gray terpaksa membuka mata. Dia duduk bersandar pada kepala kasur.

"kamu itu udah mau jadi istri, jadi harus bangun pagi. Cepat mandi, Dhirga sudah di bawah."

"hah? Ngapain dia pagi-pagi ke sini?"

"ga usah banyak tanya, cepat mandi."

Gray langsung masuk ke dalam kamar mandinya. Setelah mandi, dia turun ke bawah. Benar saja ternyata Dhirga yang datang. Gray duduk di sebelah Dhirga yang sedang menonton tv, ayah dan mama Gray sedang mengurus pekerjaan di ruang kerja mereka.

"tumben ke sini?" tanya Gray.

"kalau ga disuruh juga aku malas." tanpa melihat wajah Gray.

"jalan yuk." ajak Gray.

"aku ada janji sama pasien."

Ada rasa kecewa yang terselip pada diri Gray tapi ya sudahlah, dia tidak ada hak untuk melarang Dhirga. Lagi pula, pasien Dhirga lebih membutuhkannya.

"jam berapa ketemu pasien? Nanti telat." ucap Gray.

Dhirga melihat jam, "aku jalan sekarang aja ya."

"oke, hati-hati."

Dhirga keluar dari rumah Gray, dan Gray ke dapur untuk mengambil roti tawar dan dimakan di ruang tv. Pagi ini roti dengan selai coklat ini sangat enak.
Ada suara hp berbunyi, dan itu bukan nada dering dari hp nya. Ternyata itu hp dari Dhirga.
Di layar hp itu bertuliskan 'BABY❤'. Gray menjawab panggilan telepon tersebut.

'sayang, kamu dimana sih? Aku udah sampai nih.' omel orang itu. Suara perempuan. Apa Dhirga membohonginya tentang janji bersama pasien.

'Dhirga sayang, kenapa diam aja?'

Gray mematikan sambungan teleponnya, dan naik ke kamarnya. Di kamarnya dia menangis karena ternyata Dhirga membohonginya. Gray hanya bisa menangis saat ini. Bagaimana jika mereka menikah nanti? Apa Dhirga masih tetap berdama perempuan itu.

**

Dhirga yang baru saja sampai di cafe tempat dia akan bertemu dengan kekasihnya. Dia langsung memeluk pacarnya yang bernama Kila, dan mencium pipinya. Serangkai bunga yang ia bawa, ia berikan untuk Kila.

"aaaa jadi kamu beli bunga ini untuk aku? Pantesan telat, udah aku telepon malah diam aja."

Telepon? Tanya hati Dhirga. Karena dari tadi dia tidak merasa mengangkat telepon. Tangannya merogoh kantong celananya, ternyata hp nya tertinggal di rumah Gray.

"kenapa?" tanya Kila yang melihat wajah Dhirga khawatir.

"eh, engga kok hehehe.. Ya udah, mau pesan apa?"

Kila melihat menunya, sedangkan Dhirga masih memikirkan siapa yang mengangkat teleponnya tadi. Apakah Gray yang mengangkatnya?

*_*

Gray sudah membicarakan kepada orang tua nya kalau ia ingin membatalkan pernikahan tersebut. Tapi tidak bisa dibatalkan, karena orang tua Dhirga tidak menyetujui pembatalan tersebut dan juga karena Gray tidak memberitahu alasan dia ingin membatalkan pernikahan itu.

Dengan terpaksa ia akan melewati hari-hari dengan Dhirga. Tapi semenjak hari itu, Gray tidak mau berbicara dengan Dhirga. Meskipun keluarga mereka mengadakan acara makan malam untuk sekalian mengurus acara pernikahan tapi Gray tetap diam. Dia menyetujui saja apa yang dipilih oleh orang tua nya, karena hanya untuk akad nikah saja. Gray menolak untuk mengadakan resepsi, bagaimana mengadakan resepsi jika mereka saja tidak pernah mencintai.

The Doctor Is My Husband [OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang