18. Kesabaran Seorang Dhirga

81.3K 2.6K 42
                                    

Di pagi sebelum cerah Gray terbangun terlebih dahulu. Ia menatap lelaki disebelahnya yang masih tertidur pulas. Gray meminum air putih, lalu kembali menatap wajah Dhirga. Terlintas dipikirannya, ia ingin melakukan sesuatu.

Gray mengambil lipstick yang tidak pernah ia pakai karena berwarna merah gelap. Ia memakaikan lipstick itu di wajah Dhirga. Membuat bulatan di hidung Dhirga, dan pipi Dhirga, lalu bibir Dhirga. Dia melihat itu sampai menahan tawanya. Setelah melakukan itu, ia kembali tidur.

Dhirga terbangun, dan langsung meminum air putih. Setelah minum, digelasnya menempel warna merah. Ia berkaca dan alhasil menemukan coretan di wajahnya. Dia melihat ke Gray, istrinya masih tidur. Tetapi di nakas dekat Gray ada lipstick.

"Gray." gumam Dhirga.

Dia mengambil lipstick itu, lalu membalas perbuatan istrinya. Ia memberikan coretan di wajah Gray, dan bibir Gray. Setelah itu, dia membangunkan Gray. Saat bangun, Gray tertawa melihat wajah Dhirga yang penuh coretan. Tapi Dhirga menggendong istrinya dan membawanya duduk didepan kaca.

"Dhirga..." teriak Gray, yang membuat Dhirga tertawa.

"cantik kok." ledek Dhirga yang masih tertawa, "satu sama."

Gray mengerucutkan bibirnya karena coretan di wajahnya itu, "uh, padahal aku mau ngerjain kamu," ucap Gray sambil menguncir rambutnya.

Dhirga berjongkok di hadapan Gray, "kamu sih ngerjainnya sambil ngantuk, jadinya ga sesuai sama rencana kamu hahahaha..."

"kenapa kamu bisa tahu kalau aku yang nyoret-nyoret muka kamu?"

"lipstick nya kamu taruh di nakas."

Gray mengalungkan tangannya di leher Dhirga, lalu mendekat ke suaminya. Bibir Gray menempel pada bibir Dhirga.

"maafin aku hihihihi," ucap Gray sambil menunjukan sebaris giginya.
Dhirga mencubit hidung Gray,
"lain kali mainnya yang rapih hahaha... Kamu mau mandi dulu atau mau sarapan?"

"aku mau bantuin mbok Asih nyiapin sarapan deh, kamu mandi duluan aja."

Mbok Asih siapa? Dia adalah pembantu di rumah itu. Orangnya sangat ramah, dia juga bisa menjadi teman curhat Gray. Keberadaan mbok Asih sangat penting, karena Gray bisa belajar masak melalui dia juga.

"oke." Dhirga beranjak pergi ke kamar mandi. Gray menyiapkan pakaian kerja Dhirga, lalu menaruhnya di meja wastafel kamar mandi. Dia juga mencuci wajahnya di sana dan menyikat giginya, sedangkan Dhirga mandi di dalam kaca.

"Gray?" teriak Dhirga, memastikan bahwa itu Gray.

"yaa... Aku hanya menaruh baju mu, dan membersihkan wajah ku."
Gray membuka pintunya, "kamu mau bawa bekal ga?" tanya Gray sebelum keluar dari kamar mandi.

"engga."

Setelah mendengar jawaban Dhirga, perempuan itu keluar dan menutup pintu kamar mandi. Lalu menuju ke dapur menemui mbok Asih yang sedang memasak.

"hari ini masak apa mbok?" tanya Gray.

"masak sayur capcay non, sama ikan." sambil memotong sayuran untuk dicapcay nanti.

Gray mengambil pisau, lalu mengambil bakso yang ada didekat sayurannya. Dia memotong baksonya, dan mbok Asih menyiapkan wajan. Mbok Asih memasukin bahan-bahan tersebut, dan juga bumbu-bumbu. Gray melihat apa saja bumbu yang dimasukan oleh mbok Asih.

Gray menyampurkan tepung terigu, dan bumbu makanan untuk membuat ikan goreng tepung. Gray pun memasukan ikan yang sudah dipotong-potong ke tepung. Lalu langsung memasukan ke minyak yang sudah panas.

The Doctor Is My Husband [OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang