"Gray.." Dhirga baru saja sampai, dan langsung mencium pipi dan perut Gray, lalu duduk disamping Gray yang sedang menonton tv.
Gray melihat Dhirga, wajahnya pucat. Tangan Gray terulur untuk mengusap dahi Dhirga dan ternyata suhu tubuh suaminya meninggi."kamu sakit."
"engga." Nada bicara Dhirga terdengar seperti jawaban.
"aku buat pernyataan bukan pertanyaan. Sekarang kamu mandi, aku siapin makan."
Dhirga mengangguk, dia membawa tasnya ke dalam kamar. Sesuai perintah Gray, dia langsung membersihkan dirinya.
Sedangkan Gray menyiapkan makanan untuk suaminya. Dia hanya memanaskan sayur sup yang tadi pagi, dan juga menggoreng nugget.Gray membuatkan teh hangat, lalu membawakan makanan dan teh tersebut ke kamar. Ia melihat Dhirga sedang mengeringkan rambutnya, dengan keadaan belum memakai kaos.
"pakai baju kamu," suruh Gray sambil menyodorkam kaos panjang yang ada di kasur. Dhirga menuruti istirnya.
Ia makan di kasur, dan Gray kembali ke dapur untuk mengambil air putih dan obat. Dhirga makan begitu lahap, apa Dhirga kelaparan? Gray memaruh air putih dan obat untuk Dhirga di nakas.
"ga kerasa ya, anak kita udah mau lahir ke dunia." Ucap Dhirga saat Gray duduk disebelahnya.
"makanya cepetan sembuh, aku ga mau ya proses lahiran anak kita bukan kamu yang ngurus."
Dhirga tertawa kecil lalu mencubit pipi Gray, "disayang-sayang sama kamu, aku pasti sembuh kok. Hahahahaha..."
Gray tertawa, sambil memakan nugget yang ia ambil dari piring Dhirga. Selesai makan, Dhirga langsung meminum obatnya. Teh yang dibuatkan Gray sudah habis terlebih dahulu. Gray membawa bekas makan Dhirga ke dapur, dan gelas air putih untuk ditambahkan airnya.
"non, ada tamu, namanya... Dimas." Ucap mbok Asih.
Gray segera mencuci tangannya, lalu mematikan kerannya.
"mbok, tolong buatin minum, dan lanjutin cucinya ya."Mbok Asih mengangguk.
Gray membawa gelas air putih ke kamar, sekalian memanggil Dhirga. Mereka pun keluar kamar dan menemui Dimas. Dhirga dan Gray terkejut dengan perempuan yang sedang bersama Dimas, dan juga seorang anak perempuan."Kila? Kok bisa sama Dimas?" Tanya Dhirga.
Mereka menunjukan sebuah cincin kawin. Gray tersenyum bahagia sekaligus ia khawatir dengan keadaan sahabatnya yang menikah bersama Kila, bahkan mereka sudah punya anak.
Dhirga dan Gray duduk dihadapan kedua orang yang sudah menikah."Dimas, lo hutang penjelasan sama gue." Ucap Gray.
"yaa, kita udah nikah. Ini hasil pernikahan kita." Sambil menunjukan anak perempuan.
Dhirga mengerutkan dahinya, dia bertanya-tanya dalam dirinya. Apakah Dimas menerima seorang Kila yang sudah bercinta dengan banyak lelaki.
"orang yang pertama kali merenggut harga diri dia adalah gue. Yaa, gue terlalu brengsek buat dia, setelah melakukan itu, gue pergi dari dia. Saat dia pacaran sama Dhirga, mungkin dia lagi hamil anak gue. Tuhan memberikan kesempatan buat kita ketemu lagi. Dengan keadaan Kila yang sudah membuncit, bahkan dia sempat ngidam minta dicium sama Dhirga. Gue dan Kila udah bisa saling mencintai, sama kaya kalian yang butuh waktu untuk mencintai."
"kenapa ga ngundang kita?" Tanya Dhirga.
"yang hadir di pernikahan kita hanya keluarga kita saja."
Dhirga mengangguk, lalu menyodorkan tangannya pada Dimas.
"selamat ya," ucap Dhirga. Lalu disusul oleh Gray yang mengucapkan selamat pada mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is My Husband [OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER]
Любовные романыOPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER CEK INSTAGRAMNYA YAAA Masih ada beberapa yang belum di hapus ❤️ Terima kasih ❤️❤️🙏 #144 dalam romance 21-11-17 #156 dalam romance 10-9-17 26 maret 2017 Pengumuman pengumuman... Cerita ketiga telah dibagikan, bagi par...