6. Pernikahan

96.7K 4.1K 40
                                    

Welcome back to my story guys.. Happy reading..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari pernikahan tiba, setelah melaksanakan akad nikah, Gray dan Dhirga pergi ke apartment dahulu. Tentunya dengan keadaan Gray sudah memakai baju biasa. Hanya saja makeup nya belum di bersihkan.
Di apartment itu hanya mereka berdua, Gray merasa canggung dengan adanya Dhirga.

Gray membersihkan makeup di toilet tentunya dengan pembersih. Dia membersihkan sampai benar-benar bersih karena terlalu risih jika memakai polesan tebal, dan juga membersihkan dirinya, menghilangkan hairspray yang melekat pada rambut indahnya.

Selesai mandi, Gray tidak mendapati seorang Dhirga. Ternyata suaminya sedang di ruang kerjanya. Disaat pernikahan seperti ini, suaminya masih harus mengurus pekerjaan.

"Dhirga, kamu ga capek?" tanya Gray yang masuk ke ruang kerja itu.

Dhirga tersenyum lembut pada Gray,
"engga. Ini cuma sedikit kok."

"oke... Kamu mau aku bikinin kopi, teh, atau yang lain?"

"bikinin anak, bisa?" pertanyaan Dhirga berhasil membuat pipi Gray merona.

"ck, kamu mau apa?"

"bikinin teh jahe dong, Yang." pinta Dhirga.

Ya ampun, Dhirga... Kenapa hanya dia yang bisa membuat pipi Gray memerah karena perkataannya. Gray hanya mengangguk, dia tidak bisa menahan rona merah diwajahnya dan juga senyum yang mengembang setiap Dhirga berbicara seperti itu.

Mereka sudah mengalami waktu untuk membuka hati. Sangat mudah bagi Gray, tapi sulit bagi Dhirga. Tapi mereka tetap bisa bertingkah sewajarnya. Sewajarnya itu seperti sekarang, Gray menjalani tugas sebagai istri, dan Dhirga masih berusaha menjadi suami yang baik.

"teh jahe sudah siap..." teriak Gray yang membawakan satu gelas teh jahe hangat untuk suami yang dia sayangi

"wuihh... Bukannya kamu ga bisa masak ya?"

"hehehe, iya sih aku ga bisa masak. Tapi, kalau bikin gini doang mah, gampang lah." ucap Gray yang sedikit membanggakan dirinya.

Dhirga melihat ke teh itu, aneh.. Teh itu menjadi warna orange. Dhirga menatap Gray dengan dia yang menahan tawanya. Harum teh itu pun berbeda dengan teh jahe.

"Gray, kamu yakin ini teh jahe?" tanya Dhirga.

Gray mengangguk bangga sambil tersenyum. Karena tidak bisa menahan tawanya, Dhirga tertawa terbahak-bahak dengan Gray yang melihatinya.

"Dhirga?" panggil Gray secara pelan.

Dhirga berhenti menertawai istrinya, "maaf maaf, tapi Grayela istri ku. Ini bukan jahe, yang kamu campur ini kunyit. Hahahahaha..."

Gray terkejut mendengarnya. Dia benar-benar malu sendiri. Wajahnya ia tutupi dengan kedua tangannya. Kali ini Gray benar-benar malu karena salah mencampurkan bahan. Gray berfikir bagaimana dirinya menjadi istri baik jika jahe dengan kunyit saja dia tidak tahu.

"belajar masak dong, kamu mau? Suaminya pergi sama cewek lain?"

Gray membuka tangannya yang menutupi wajahnya, dia mengerutkan dahinya dengan wajah yang sedikit kesal, "baru nikah, udah mikirin selingkuh. Dasar cowok."

"maaf deh, ya udah jangan cemberut gitu ah hahahaha... Sekarang kita ke dapur."

Jelas Dhirga cowok idaman. Profesi sebagai dokter tapi keahliannya bisa berbagai macam. Dokter tampan, pintar masak, cerdas, rajin, bisa main gitar, piano. Tidak heran jika followers Dhirga terus menambah, dari yang pernah menjadi pasiennya, sampai orang yang tidak pernah bertemu dengannya.

Gray hanya menatap punggung Dhirga yang berjalan di depannya. Dia masih sangat malu karena salah membuat minuman. Dhirga pun berhenti, akibatnya Gray menabrak tubuh Dhirga dari belakang.

"hayoo, melamun kan?" tanya Dhirga tanpa menengok ke belakang.

"kamu aja yang berhenti mendadak."

"ngelak hahaha.. Nih aku kasih tahu." Dhirga mengambil satu bahan masak.
"tahu ga ini namanya apa."

"kunyit?"

"bukan."

"oh itu jahe ya?"

Dhirga menepuk dahinya, "ini namanya lengkuas. Kamu cium baunya itu beda."
Dhirga menggores lengkuas sedikit, lalu Gray menciumnya. Setelah itu Dhirga mengambil jahe dan melakukan yang sama.

Lalu dia mengambil kunyit,
"nah kalau ini kunyit, warnanya orange. Susah hilang. Lihat tuh tangan kamu hahahaha..."

"yahh, Dhir, gimana biar hilang. Nanti malam kan resepsi kita."

"ciee yang mau sempurna malam ini hahaha.." ledek Dhirga.

"tuh kan bahagia banget kalau aku kaya gini! Kamu mau aku terlihat jelek, biar kamu bisa sama cewe-cewe cantik?"

"engga gitu, ya ampun Yang, ambekan banget sih." ucap Dhirga yang melihat Gray pergi ke kamarnya.

Dhirga mengambil minyak zaitun yang ada di apartment nya. Ia masuk ke kamar dan mengoleskan minyak itu di jari-jari Gray.

"buat apa?" tanya Gray.

"buat bikin kamu terlihat sempurna nanti malam. Udah dong jangan ngambek lagi." bujuk Dhirga.

Gray hanya berdehem membalas bujukan Dhirga. Setelah membersihkan bekas kunyit dari tangan Gray, Dhirga keluar kamar mengembalikan minyak zaitun itu di tempat semula.

Dhirga memeluk Gray yang tertidur, karena Gray belum tidur terlalu pulas, ia membuka matanya. Gray tersenyum pada Dhirga yang sedang menatap wajahnya. Dhirga mencium bibir Gray.

"tidur gih, nanti malam biar ga capek." suruh Dhirga.

"kan cuma pakai gaun doang, paling berdiri salaman sama tamu, abis itu-"

"malam pertama hahahaha..." Dhirga tertawa begitu keras melihat ekspresi wajah Gray.

Gray melempar guling ke Dhirga yang tertawa.
"ga lucu Dhirga..."

"kamu lucu beibii.." ucap Dhirga. Dia menurunkan wajahnya, dan meletakan di leher Gray. Dia menghirup wangi tubuh Gray, setelah itu tertidur dengan posisi seperti itu.

"I love you." gumam Gray yang memeluk Dhirga.

"I love you too." balas Dhirga yang mengubah posisinya menjadikan dadanya sebagai bantalan Gray.

"Dhirga, aku kalau tidur ga bisa diam loh." ucap Gray.

"santai aja, lagian kasurnya gede."

"oke."

++++++++++++++++++----------------+---+---

HAI...

Kalau kalian suka kasih bintangnya, kalau kalian ada kritik dan saran kasih komentar nya, kalau kalian sangat sangat suka silahkan share.

Follow my Instagram @ummu_syd

Thank you so much for reading, see you on the next part guys mwahhh...

The Doctor Is My Husband [OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang