17. Rumah Baru

70.5K 2.3K 17
                                    

Tidak perlu berlama-lama untuk menempati rumah baru itu. Saat umur kandungan Gray memasuki 5 bulan, mereka pindah ke rumah baru itu. Badan Gray sedikit membengkak karena kehamilannya, tapi tidak masalah untuk Dhirga karena Gray tetap cantik. Barang-barang sudah diangkut dan ditata rapih di rumah barunya, Dhirga mengurus barang-barang itu dalam 3 hari bersama orang yang disuruhnya.

Dhirga memarkir mobilnya di depan rumah. Tampak dari depan rumah mereka biasa saja, namun saat masuk ke dalam rumah, sungguh luar biasa. Gray juga kaget melihatnya, karena yang ia tahu rumah yang mereka pesan tidak seperti ini. Samping rumah ada sebuah tempat untuk berkumpul dengan duduk lesehan, ada prosotan untuk anak-anak, dan juga ayunan.

"aku yakin, pasti diam-diam kamu ngubah pesanan rumah yang kemarin kan?" Tanya Gray mengintimidasi.

Dhirga mengangguk, "ga papa ya, rumah kan harus senyaman-nyamannya."

Gray hanya mengangguk saja. Ruangan keluarga mereka sangat colorful, Dhirga memberi tahu sebuah kamar utama untuk mereka, dan juga 1 kamar untuk pembantu mereka.
Kamar mereka begitu indah, dengan cat warna putih dan juga hiasan foto-foto mereka.
Bagian dapurnya sangat rapih, dan tempat makan yang langsung menghadap ke taman.
Mereka ke kamar yang ada di lantai 2, ada 3 kamar untuk anak mereka, dan kamar tamu.

"Dhirga, terima kasih untuk semuanya." ucap Gray yang memeluk Dhirga.

"sama-sama sayang hahahaha... Ke supermarket yuk, belum ada bahan masakan." ajak Dhirga, yang langsung disetujui Gray.

Mereka menuju supermarket, padahal belum sempat istirahat. Dhirga melajukan mobilnya menuju supermarket. Tiba-tiba dia meminggirkan mobilnya, dan turun menghampiri sepasang suami istri. Gray memperhatikan mereka. Sepasang suami istri itu menghampiri mobil Dhirga. Gray turun, karena Dhirga mengambil Naufal.

Kedua orang itu histeris memeluk Naufal, Gray hanya diam tidak mengerti dengan semuanya.

"mereka siapa?" tanya Gray.

Dhirga memeluk pinggang Gray, "mereka orang tua Naufal."

Gray menutup mulutnya tidak menyangka. Kedua orang itu menatap Dhirga, "terima kasih sudah merawat Naufal, ka-kalau bisa jadikan Naufal anak angkat kalian." Ucap seorang ibu.

"Naufal membutuhkan orang tua kandungnya, dia butuh kasih sayang dari orang tua kandungnya." Ucap Dhirga.

"tapi rumah kami tidak layak untuk ditinggali, kami tidak punya apa-apa." Ucap seorang bapak.

"kalian boleh tinggal di apartment saya, dan bapak bisa bekerja di kantor ayah saya." Ucap Dhirga sambil memegang pundak bapak itu.

"benarkah? Ya, saya mau den, saya mau. Tapi, saya hanya ingin menjadi OB di kantor itu, saya tidak mengerti komputer."

Dhirga mengangguk, "baiklah. Mari saya antar menuju apartment saya."

"terima kasih den,"

"sama-sama, dan berterima kasihlah pada Tuhan," ucap Dhirga sambil tersenyum. Gray menatap Dhirga dengan kagum dan senyumnya.

Mereka menuju apartment terlebih dahulu untuk mengantar mereka. Dhirga memberitahu password apartment, dan juga menjelaskan kegunaan barang-barang yang ada disini.
Sebenernya Dhirga ingin memperkerjakan mereka di rumah baru, tapi Dhirga sudah mendapatkan orang yang akan bekerja disana.

Setelah mengantar mereka, Dhirga dan Gray mencium Naufal. Lalu berpamitan untuk pulang. Bukan menangis tapi Naufal ceria, mungkin karena ia merasakan kasih sayang seorang ibu kandungnya lagi.

"proud of you." Ucap Gray yang menatap Dhirga yang sedang menyetir mobil.

"aku juga sangat bangga dengan mu, kau bisa menyayangi anak yang bukan anak kandung mu."

The Doctor Is My Husband [OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang