Pulang dari kampus, Gray langsung membereskan baju yang akan ia bawa esok hari. Dhirga merencanakan untuk pergi ke Malang. Dhirga ingin mengajak Gray ke pantai tiga warna, gunung Bromo, dan tempat lainnya. Sungguh Gray sangat senang dengan rencana itu.
Gray mengambil handphonenya lalu menelpon Dhirga, tidak lama Dhirga menjawab telepon Gray.
'yes beib,'
'kamu mau bawa baju berapa?' Tanya Gray sambil mengeluarkan pakaian miliknya dari lemari.
'kaos tiga, celana pendek dua, celana panjang satu.'
'udah?'
'iya..'
'oke, cepat pulang.'
'iya sayang.'
Gray memutuskan sambungan teleponnya. Dia merapihkan baju milik Dhirga, tapi ia menambahkan baju juga. Karena tidak mungkin baju itu cukup untuk seminggu lebih.
Setelah semuanya siap, Gray menonton tv di kamarnya.***
"Gray..." Panggil Dhirga yang sudah pulang.
"di kamar." Jawab Gray yang masih menonton tv. Dhirga menghampiri Gray, dia mencium istrinya. Gray menaruh tas Dhirga di meja, lalu merapihkan rambut Dhirga.
Dhirga memindahkan tubuh Gray dipangkuannya."kamu mau teh?"
Dhirga mengangguk, Gray bangun dari posisinya lalu ke dapur membuat teh hangat. Dhirga menyusulnya ke dapur, lalu duduk di bangku meja makan. Dia menatap istrinya yang mengaduk teh itu.
Gray memberikan teh itu pada Dhirga, lalu duduk di samping Dhirga.
"terima kasih istri ku." sambil tersenyum. Gray mengangguk."Gray." Panggil Dhirga, mereka saling menatap.
"kamu suka anak kecil?""suka banget. Tapi, aku belum siap Ga.." ucap Gray sambil menunduk.
"kalau aku bawa anak kecil ke sini? Kamu mau rawat dia?"
Gray melebarkan matanya, "apa itu anak kamu?"
"bukan."
"terus?"
"tadi ada suami istri yang hampir aku tabrak. Mereka bawa anaknya, umurnya sekitar satu setengah tahun. Anaknya sakit, akhirnya aku tolong mereka bawa ke rumah sakit. Suami istri itu cerita ke aku tentang hidup mereka. Dan mereka minta tolong ke aku buat rawat anak mereka. Aku belum mengiyakan itu, karena aku dipanggil suster untuk mengurus biaya administrasi. Saat aku masuk ke ruang rawat itu lagi, orang tua anak kecil itu udah pergi, mereka cuma ninggalin kertas."
Dhirga merogoh saku celananya, dia mengeluarkan sebuah kertas.
Tolong jaga anak kami Naufal Azafran.
Terima kasih.
Gray menutup kertasnya lagi setelah membaca surat itu. Dia menatap Dhirga, "aku mau rawat anak ini."
"kalau liburannya aku tunda, sampai anak ini sembuh gimana?"
"liburan bisa kapan-kapan."
Dhirga memegang tangan Gray, "maafin aku." Dhirga mencium jemari Gray, "Tapi, gimana sama kuliah kamu? Aku udah izinin kamu."
"bukan berarti ga boleh untuk batalin izin kan? Besok aku libur, aku akan ke rumah sakit. Lusa, pulang dari kampus, aku ke rumah sakit lagi. Oke."
Dhirga mengangguk, dia mencium jemari Gray lagi. Dhirga memeluk istrinya, "maafin aku," ucap Dhirga. Gray mengangguk. Dhirga melepaskan pelukan mereka,
![](https://img.wattpad.com/cover/88352989-288-k761471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is My Husband [OPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER]
RomantizmOPEN PO DI MILLENIUM PUBLISHER CEK INSTAGRAMNYA YAAA Masih ada beberapa yang belum di hapus ❤️ Terima kasih ❤️❤️🙏 #144 dalam romance 21-11-17 #156 dalam romance 10-9-17 26 maret 2017 Pengumuman pengumuman... Cerita ketiga telah dibagikan, bagi par...