Sembilan

285 23 0
                                    

"Kalian lagi berantem ya?",tanya mellisa, teman kami. "enggak kok", jawabku berbarengan dengan adel. "hahahaha, kalian ini selalu aja kompak".kupaksakan untuk tersenyum lalu berkata " kita gak berantem kok, gue lagi males aja capek",kataku. "gue juga, gue juga ngantuk makanya males ngomong",jawab adel sambil menguap lebar. "hahahaha",tawa lisa. aku kembali tersenyum paksa lalu mengalihkan pandangan ke sekitar kelas.

"Del",panggilku sambil berjalan menuju parkiran. "hm",sahutnya. "lo marah sama gue ya?",tanyaku. "enggak kok",jawabnya lalu bersiul. "kenapa lo rada dingin gitu hari ini?",tanyaku. "cuek lebih tepatnya",koreksiku. "gue lagi capek aja semalem tidur jam 12 , ngantuk",jawabnya sambil masuk ke kursi pengemudi. "bener kan? gak ada hubungannya sama masa lalu lo?",tanyaku pelan. kulihat wajah adel tiba tiba pucat dan tangannya geneteran memegang stir. "engg.. enggak kok",katanya sambil mengatur nafasnya. aku terdiam, aku tau betul pasti adel lagi teringat sama masa lalu pahitnya.

Adeliya

"bener kan? gak ada hubungannya sama masa lalu lo?",tanya abel pelan. DEG -kedengerangak(?)-. Tanpa aba aba wajah ku memucat dan tanganku gemeteran memeganggi stir. "engg.. enggak kok", jawabku sambil mengatur nafasku. Lalu abel terdiam.

Aku berjalan menyusuri taman dengan menggunakan croptee putih dan celana highways juga sebuah converse biru yang bertengger di kakiku. 'bruk'. "eh lo kalo jalan liat liat dong punya mata gak sih",tanya seorang cowok yang gak sengaja ku tabrak. kulihat wajahnya lalu berkata "sorry gue gak sengaja", kataku lirih lalu pergi meninggalkan lelaki itu.

Nico

'bruk'. Ku lihat sang penabrak lalu berkata "eh lo kalo jalan liat liat dong punya mata gak sih". kulihat lagi wajah nya tak ada respon lalu ia melihat wajahku dan berkata "sorry gue gak sengaja", katanya lirih lalu pergi meninggalkanku. Lah? tumben tuh bocah gak adu mulut sama gue. aku berjalan menguntiti adel yang tengah berjalan ke suatu tempat entah dimana. kulirik jam tanganku "jam 6 malam",gumamku. Adel berhenti di sebuah kursi taman di dekat rerumputan. aku berjalan menghampirinya lalu duduk di sampingnya. "Lo kenapa sih del?",tanyaku pelan. "lo ngapain disini",tanyanya sambil menengelamkan kepalanya di kedua kakinya. "enggak ada, gue cuma mau nyamperin lo aja",kataku. "oh",jawabnya. "lo tumben del gak adu mulut sama gue", kataku sambil sedikit terkekeh pelan. "Ha.ha", tawanya garing. "lo ada masalah?", tanyaku lagi. "Penting gitu gue bilang sama lo?", tanyanya. "ya penting dong",jawabku. eh keceplosan duhhh. "emang lo siapa gue gitu?",tanyanya. "temen lo",jawabku. "sejak kapan gue punya temen kayak lo?",tanyanya. yaelah nih bocah ngeselin banget sih. " yaudah itu gak penting",kataku. "yaudah pergi sono",jawabnya. "dih galaknya keluar nih yee",kataku. "serah lo", jawabnya. "lo gak pulang? udah jam 6 lewat 23 noh", tanyaku. "gak gue mau disini dulu",katanya. "ngapain?",tanyaku kepo. "lo kepo banget sih dari tadi! ",katanya lalu menaikkan kepalanya keatas. dia menangis, adel menangis.. menangis dalam diam. " Udah gue tebak lo ada masalahkan?",tanyaku lagi sambil mengusap pipinya. "apa perduli lo?!",tanyanya. "Ya gue perduli lah",jawabku. "kenapa hah? siapa lo? sok perduliin gue? ",tanyanya. "gue emang bukan siapa siapa lo temen pun bukan tapi gue tuh perduli karna gue tuh gak suka nengok cewek nangis",jawabku. ia terdiam lalu menenggelamkan kepalanya di lututnya lagi. "lo pulang sekarang gue mau sendiri!", katanya. "gak gue gak mau",jawabku. "pergi lo sana",katanya lagi. "gak sebelum lo pulang gue gak mau pulang",jawabku nekat. "pergi!",katanya sambil keluar dari sangkarnya lalu mendorongku. reflek aku langsung memeluknya.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

6 detik

7 detik

8 detik

9 detik

10 detik

"Lo apa apaan sih!",katanya sambil mendorong tubuhku. "gue cuma kasian sama lo del!", jawabku. "gue gak perlu lo kasiannin",katanya. sebutir air mata keluar dari matanya. aku menyenderkan kepalanya di bahuku. ia tak memberontak. kurasa ia sudah larut dalam ke galauannya sehingga tidak tau apa yang terjadi. " lo gak perlu kasianin gue..",katanya lirih. "Udah udah del..",kataku sambil mengelus kepalanya. ia bangkit dari kursi lalu berdiri, kurasa dia sudah sadar dari alam sadarnya. "lo ngapain nyederin kepala gue di bahu lo? lo gak perlu kasianin gue! ",Katanya lalu pergi meninggalkan taman.

And Now I UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang