Sebelas

13 1 2
                                    

Untukmu Adikku

Ketika pertama aku melihatmu, sungguh ... aku bahagia. Akhirnya aku memiliki saudara. Pipi gembulmu, hidung pesekmu, bahkan matamu masih belum mampu melihat jelas ketika pertama kali kudekap dalam gendonganku--karena usiamu masih beberapa jam.

Kau tahu Dek, sepi rasanya menjadi anak satu-satunya. Hadirmu itu seperti penyembuh akan kerinduanku, kerinduan orang tua kita, terhadap sosokmu. Walaupun dengan kehadiranmu banyak hal yang harus dikorbankan.

Salah satunya masa remajaku, tapi Dek aku sama sekali tidak keberatan. Bahkan aku suka, aku suka ketika aku mulai memandikanmu--waktu itu umurmu masih sekitar tiga hari.

Aku suka, ketika aku melihat dengan ganasnya kamu menyusu Ibuk.

Aku suka Dek, aku suka melihat senyum Ibuk dan Bapak ketika melihat kehadiranmu.

Aku suka ketika tiap tengah malam harus ikut terbangun untuk membantu ibuk membuatkanmu susu formula.

Dari umur dua tahun, kamu sudah mulai nakal. Kalau tidak bisa tidur atau sakit--nangis, selalu membuat orang rumah tidak bisa tidur--termasuk aku--. Sampai kadang aku tidak bisa fokus belajar, tapi aku tidak merasa terganggu Dek, justru aku kasian sama perut kamu kalau nangis terus.

Sekarang sudah gede ya kamu dek. Masih ingat sekali dulu ketika Ibuk lahirin kamu tengah malem, aku ikut nungguin sampai izin tidak masuk sekolah.

Masih ingat sekali, dari kamu lahir sudah kugendong. Terus, dari lahir sampai sekarang kamu selalu tidur sama aku.

Masih ingat sekali ketika pertama aku mandikan kamu umur tiga hari, kamu tahu, kamu kecil sekali Dek. Sampai aku takut kamu jatuh ketika aku mandikan.

Sekarang kamu udah besar. Lebih panjang dari guling, lebih gendut dari kecilku dulu--ini pasti--, sudah pinter nyanyi, baca doa, ngaji, pun pinter nabok 😖 (apa salah bunda mengandung?wkwk) sudah bisa milih sendiri chanel TV, pun sudah semakin nakal, tapi gak apa-apa dek. Nakal waktu kecil itu wajar dan asal nakalnya tidak melampaui batas, tapi janji kalau sudah gede harus pinter. Dari kesemua itu, kamu suka menolong mbak Dek, tiap mbak minta sesuatu meskipun 50% nya selalu nolak.

Dek ... kelak ketika kamu dewasa, pergaulan akan semakin bebas. Maka itu, selalu ingatlah kedua orang tuamu dan mbakmu yang payah ini setiap kamu akan melakukan hal yang negatif, kasihanilah kami jika harus mendapat dampak dari kenakalanmu. Kami tidak meminta banyak, cukup jadilah anak yang baik.

Dek ... orang tua, mbak, dan semua keluarga memang kelak tidak bisa selalu menjagamu. Yang bisa kita lakukan adalah membantu mendidikmu, memperkokoh imanmu agar itu bisa membantu menjagamu dan menjadi pagar saat besar nanti.

Dek, kelak ketika kamu beranjak remaja pasti akan banyak mendapatkan banyak masalah, maka itu, bijaklah dalam bersikap.

Dek, mungkin sekarang kamu tidak tahu apa yang mbak tulis ini, tetapi kelak kamu pasti bisa baca postingan ini seiring dengan berkembangnya zaman--mungkin SD.

Oia satu lagi, pas kecil kamu suka selfi dek 😂😂

Love you yang suka ngaku-ngaku dirinya sudah gede, yang suka meerubah lirik lagu, dan yang senang sekali ketika rambutnya mulai panjang

😘 Alma. --4th--

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang