Prolog.

15.7K 975 116
                                    

Mianhae, ini direvisi author mau coba sesuai pengalaman, dan realita kehidupan.. Wkwkwk

##

Semoga kalian suka yg udah di revisi ini.

TYPO..... MIANHAE!! Klau bisa Kasih tau, 😁

##

Kenyataan hidup tidaklah mudah.
Semuanya berbeda berdasarkan sebuah drama yg kau tonton di televisi.

Semua itu tipuan, kehidupan seakan begitu manis seperti sebuah coklat.
Tapi nyatanya, coklat busuk.
Kebohongan menjadi satu dengan rasa manis, tidakah dunia ini kejam.
Rasanya sulit membedakan sebuah kebenaran, seperti sebuah jarum yg berada ditumpukan jerami.

Pribahasa yg tepat, sesuai dengan kenyataan dunia yg ada.

##

Kakinya berlari menyusuri lorong kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kakinya berlari menyusuri lorong kelas.
Menuju belakang sekolah, suasana belakang sekolah terlihat begitu sepi, tidak ada yg berani kemari.

Sarang Yakuza kalau kalian mau tau..

Dia melangkah masuk pada sebuah pintu kecil disudut. Sudah terbiasa, wanita itu sering kemari.

Melangkah masuk, Ada beberapa orang disana.
Seorang pria berambut blonde menoleh padanya.

"Kau sudah datang?"ucapnya menghampiri.

"Ige"(ini) ucap wanita itu.

"Wah..Hyumi gomawo"(terima Kasih) ucapnya lagi.

Dia mengangguk kecil, lalu beralih pada seorang pria yg sedang terduduk dengan wajah lebam, terlihat begitu ketakutan pada pria yg sedang duduk dikursi dihadapannya.

"Aku sudah selesai, aku pergi"ucapnya tidak peduli.

"Ne... "

Selalu seperti itu, pria itu akan menyeret orang lemah, memukulinya hingga puas, hanya untuk kesenangan belaka lalu membuangnya begitu saja.

Dunia ini kejam benarkan, orang lemah selalu ditindas, demi kesenangan orang-orang kaya seperti mereka.

Wanita itu melangkah pergi, keluar dari sarang Yakuza itu menuju kelasnya.

Dia mendudukan dirinya, memasang earphone pada telinganya.

Tangannya mulai sibuk dengan seutas pulpen yg terapit pada dua jemarinya.

Menghabiskan waktunya pada sebuah buku matematika.

"AKU SUDAH BILANG RASA JERUK, KENAPA MALAH COKLAT. APA KAU TULI-HUH!"

PLAK!

Fenomena biasa, tamparan biasa, dan perlakuan biasa.

Sekarang siapa yg jadi budak, ternyata masih siswi yg biasa, siswi lemah.

School 2020 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang