GIB Internasional Hospital, Bintaro Jakarta Selatan
12.00 WIB
(VIP Room Care 2 )
" Ibu belum sadar sudah 2 hari dokter anin. beliau masih menunjukan grafik yang sama pada kondisi vital nya . ECG dan hasil MRI juga menunjukan pergerakan jantungnya cukup lemah " Laporan yang cukup dilontarkan oleh sang sekertaris direktur . ini Hari pertama nya untuk mengecek dan mengenali pasien yang menjadi target terbesar untuknya tahun ini . Anin cukup dipercaya karena dulunya ia adalah bagian dari Tim bedah ahli Cardiologi pada saat perdana menteri Korea Selatan mengalami penyakit Jantung . beberapa lisensi, piagam penghargaan dan juga sertifikat selalu diterima oleh dirinya yang dulu di sebut sebagai 'si Dokter Gagal' . Anin dipercaya sebagai Hiu Panas di dalam ruang Bedah saat kecekatan dan ketelitianya diuji maksimum .
Wanita yang menurutnya belum terlalu tua ini masih terus berbaring dan memejamkan matanya. Seesekali alat komputer itu berbunyi untuk menandakan naik/turunya kekuatan Jantung dirinya sendiri . Hanine sesekali menatap gusar pasienya itu sama halnya dengan ryn di samping kasur .
"oh iya ryn, saya ingin bertanya sesuatu . mungkin saya merasa penasaran untuk hal ini bisakah?" tanyanya Halus tanpa basabasi yang terikat.
"oh tentu dokter, Tanyakan saja . anda adalah bagian dari penyembuhan ini " lugasnya untuk siap menjawab pertanyaan Hanine .
"Kamu tau? Dari kemarin, saya belum bertemu dengan anak ibu ini atau maksud saya direktur rumah sakit ini . Kamu adalah sekertaris nya , jadi kenapa dia tidak ada disini dan memprioritaskan kondisi ibu ini?". Hanine mulai merasa sangat penasaran dengan berbagai tebakan yang ada di otaknya saat ini juga. ia hampir pusing memikirkan keanehan yang uncul dari kisah ini. Karena, biasanya seorang pria dewasa selalu meluangkan waktunya lebih banyak bahkan jika ibunya hanya sakit ringan . Tetapi, menurutnya orang yang meminta atasanya untuk meminta dokter Ahli itu tidak berada disini sama sekali .
Lalu sekertarisnya langsung menjawab pertanyaan itu dengan kalimat yang mudah untuk dipahami . ia lalu menarik kesimpulan bahwa pria itu sedang tugas luar di Oxford karena faktanya , Direktur itu merupakan mantan Dekan di perkuliahan populer itu . ia jelas Takjub dengan penjelasanya itu .
" Lalu ryn .. apa dia itu seorang dokter?"
tanya nya kembali dengan nada sedikit rendah agar suara tidak menggema .
"baiklah dokter sepertinya anda sangat penasaran dengan ini ya haha oke saya jelaskan . namanya adalah Gibral . oh lebih tepatnya Prof.Dr . Gibral Tan SE,MM . Ph.D. maaf kalau sedikit lebih panjang namun memang fakta nya seperti itu. profesor tidak ingin dipanggil professor, doktor atau semacamnya . cukup dengan Mr.Gib . singkatnya, ia adalah Ahli manajemen keuangan dia bukan dokter . pernah bekerja di Bank dunia sebagai staf perencanaan dan di Esson sebagai general manager . Saya takjub sekali dengan professor , ia tidak sombong bahkan gaya hidupnya tidak melebihi Manager biasa . Sayangnya ya begitulah, ia belum mau melihat dunia rumah tangga . " jelasnya sambil tersenyum pada akhiranya .
Hanine menatap nya dengan mata membulat . Seakan akan apa yang ryn bicarakan itu hanya tipuan saja agar dirinya mendecak takjub . dengan umur yang masih muda dan poensi hidupnya cukup diakui oleh dunia . Hanine mengakui bahwa dirinya pernah membaca artikel di 'Newyork Times ' dan topik nya adalah nama yang disebut Ryn tadi . Gibral Tan . Dugaanya muncul ke arah yang bebas setelah auryn menjelaskan sedikit Biografinya .
Siang menuju petang masih terasa di atas awan sana . Walaupun dirinya tidak merasakan langsung hawa panas yang ada diluar Gedung ini . Jakarta , punya cerita . Sama halnya dengan Bandung kota yang dirindukan . ia sangat ingin pergi dulu kesana dan segera menemui ibu nya , Tapi Tugas ini bisa dimaklumi oleh sang ibu . Para dokter berlalu lalang melangkah di atas porselen dengan suara ketukan berbeda-beda . Nafas Hanine terasa belum bisa adaptasi dengan suhu disini yang terus menerus memakai AC,
Hanine duduk diruanganya dan menganalisis kembali Pasien yang akan ia Operasi 3 hari mendatang. Ketelitian dan Kecekatan untuk menghadapi kasus seperti ini harus siap dihadapinya . Ditambahlagi jika ada variabel tak terduga dalam proses jalanya Operasi. ia terus menatap layar tepat didepanya sambil memikirkan pemecahan masalah .
"Hanine? " seseorang membuatnya tertegun . Karena disini tidak ada satupun orang yang dikenalinya selain Anggota tim bedah dan Auryn .
"ya? saya Hanine, Ada yang bisa saya bantu pak?" Hanine membalikan kursi putarnya lalu berdiri menatap keseluruhan orang didepanya itu. Badanya cukup tinggi dan kokoh . dan sepertinya wajah seperti ini sangat tidak asing untuknya . pria ini mirip dengan seseorang .
"oh excellent . you are Hanine right? hello my Name is Rei Tan i am a board of direction in Gib . nice to meet you ms. Hanine . See you in meeting Room " Tutupnya dengan singkat . Lepasan senyumnya yang cukup membuat perempuan manapun terpesona . Hanine diam sesaat melihat jam di meja kantornya yang memaksanya untuk segera pergi ke meeting room membahas proyek besarnya.
REI TAN . Manusia itu sangat mirip dengan Reval . orang yang masih ia cari sampai saat ini . mencari cari tambatan Hatinya bukanlah Hal mudah . kisah-kasih SMA yang masih cukuo berbekas itu, belum bisa ia hapus di benaknya . walaupun bisa, Memori itu terus menggucang minta kembali dan disimpan selama waktu hidupnya .
----
"White Horse , Saya akan kembali di waktu yang tepat dan membawa hal yang asing untuk kamu liat . Ingat bukan? Saya sangat suka hal yang tidak serius dan mengandung unsur candaan. Anggap saja ini Lelucon yang saya Hadiahi untuk kamu dokter.."
saat white horse dan unta gurun mulai menemukan arah nya, mereka saling bertaut dalam pertemuan indah . Unta membawa banyak sekali cadangan air terbaiknya untuk dinikmati oleh white horse disaat ia harus meminum air itu di waktu yang tepat .
KAMU SEDANG MEMBACA
HANINENERMOUS
Ficción General"Ketika ketidakmungkinan dalam fiksi hidup , memang nyata ada nya "