Geometric Cafe , Bintaro Jakarta Selatan
13.00 WIB . (H-3 Surgery project)
Cuaca mendung di siang yang biasanya terik ini . tidak ada tanda tanda datangnya hawa panas yang setiap hari selalu membuat dirinya merasa kegerahan jika sedang mencari makan siang di tengah metropolitan ini. Karbon monoksida dan campuran efek gas kaca lainya kadang membuatnya bergidik ngeri untuk mengetahui nya . Untuk dokter ahli seperti dirinya, wajib hukumnya menjaga kesehatan tubuh dengan baik dan mencegah adanya penyakit . Keraguan pasien terhadap orang yang mencoba menyebuhkan penyakitnya adalah kesalahan fatal yang tidak boleh diabaikan.
Sebenarnya Hari ini dirinya ada meeting lagi mengenai projek besarnya . terlebih lagi akan ada dokter asing yang baru datang hari ini untuk menjadi asistenku saat di ruang operasi nanti. entah siapa dia , Hanine sudah bersumpah pada dirinya tidak akan mengulangi perbuatan memalukan pada orang yang belum ia kenal sama sekali . semirip apapun wajah orang ini dengan reval si unta yang sukar untuk ditemukan itu, dia tidak mau salah lagi .
Hujan berjatuhan dengan rintikan besarnya . entah apa makna nya tapi dia yakin waktu sudah menunjukan jarum jam nya ke arah angka 2 . duduk terdiam menyendiri di balik kaca cafe yang lonceng nya terus berbunyi di goyah angin . mencari cara untuk kembali ke rumah sakit tanpa merepotkan orang asing manapun . ia tidak bisa bergantung pada siapapun dikota ini kecuali tuhan nya dan juga pekerjaanya . tanpa membawa payung , tanpa diantar teman walaupun temanya banyak dan juga tidak ada taksi yang melintas .
"tumben sekali dia kesini ada apa .. " samar- samar suara seorang pelayan memecah keheningan yang ada di cafe ini.
mereka sibuk merapihkan diri setelah mobil mercedez hitam jenis sedan itu parkir dibawah hujan besar ini. Hanine meraih ponsel dari dalam saku jas putih kebanggaanya dan membuka chat yang muncul di daftar notifikasinya .
'Selamat siang dokter . maaf mengganggu waktu anda, Gib memanggil anda ke kantornya sekarang terimakasih' isi pesan singkat yang membuat helaan nafasnya terhenti sesaat. hujan ini terlalu garang untuk melakukan aksi nekat nya. yang dimaksudnya adalah hujan-hujanan . saat berusaha menelfon para anggota timnya, operator data seluler nya mengatakan denga jelas bahwa ponselnya tidak memiliki pulsa yang cukup . kesialan ini sungguh sial .
pria itu akhirnya keluar dari mobil dengan wajah gusar akibat dibasahi hujan. ia berjalan menunduk untuk menghindari kontak langsung dengan air hujan. beberapa sisi jasnya terbasahi air . membuka pintu cafe lalu langsung duduk terengah engah di belakang kursiku. beberapa pelayan menghampirinya dan menawarkan minuman hangat dari cafe ini . entah pilihkasih atau motif macam apa tapi menurutnya itu tidak adil . wanita yang sedang terhenyap dingin menusuk yang duduk di bangku ini tidak sekalipun ditawari menu hangat seperti itu.
"lil lo ko baru kesini lagi si? "
"iya gw sibuk biasalah "
"eh abang lo.."
"udah apa dip. gw baru dateng bahas abang mulu . gw aja kesini mau ngurusin orderan "
"ikhlasin lil . lu kurus amat kebanyakan ngurusin jeroan orang kali yak hahaha" tawaanya memenuhi ruangan sampai sampai pelanggan lainya mulai mencari sumber tawa itu ke arah mereka berdua. Logat betawi yang masih amat kental itu memenuhi otaknya . tafsiranya berjalan dengan baik. dan kesimpulan singkat dari fikiranya terkuak. Bahwa pria yang posisinya tepat di belakangnya itu merupakan dokter bedah juga. kata jeroan itu berarti organ dalam . konteksnya , tidak terlalu jauh dengan urusan para dokter bedah .
hujan meredakan rintiknya sedikit demi sedikit. yang penting untuknya sekarang adalah ia tidak kehujanan dalam perjalanan ke gib hospital .ia beranjak bangun dari kursi empuknya dan mengeluarkan dompet untuk melakukan transaksi pembayaran makanan yang ia beli dari cafe ini . wangi selewat itu memenuhi hidungnya . pria itu sedang menikmati minumannya saat dirinya terfokus memandang pola perilaku pelanggan disini .
KAMU SEDANG MEMBACA
HANINENERMOUS
Aktuelle Literatur"Ketika ketidakmungkinan dalam fiksi hidup , memang nyata ada nya "