19.30 WIB
GIB International Hospital ,Bintaro Jakarta Selatan
(Mr.Gib Room's )
Petang begitu cepat merubah warna langit menjadi gelap malam yang sebenarnya. Riuh kota dan desis kendaraan di bawah gedung ini terdengar samar saat dirinya berdiri di lantai 5 .seharusnya Malam ini ia dibebaskan karena tepatnya ini adalah Malam minggu . sudah bukan Hal yang terlalu unik jika para pemuda pemudi diluar sana memenuhi tempat romantis. Jangankan pergi mencari referensi tempat dinner romantis, sekedar keluar menghirup udara dan bebas dari gedung tinggi ini saja amat sulit dirasanya .
Dirinya terus menghujat pria itu walaupun hanya sekedar bergumam . karena dialah waktu ini harus terpakai sia-sia dengan beban yang dipikulnya . ekspetasi di fikiran nya hancur seketika saat sekertarisnya , auryn menghubunginya untuk segera menemui gibral malam ini juga .Gibral .. seseorang yang dianggapnya sebagai Reval atau mungkin memang dia itu benar - benar si Unta Gurun yang ia cari . Tapi Anin tidak merasa keberatan jika tidak boleh memaksa untuk mengakui hal sebenarnya .
"Selamat malam Hanine, silahkan duduk maaf membuat anda merasa lama untuk menunggu kedatangan saya . Orang orang dijalanan itu terlalu sesak untuk prioritas ini " ujarnya sambil menepuk nepuk jas nya dibagian lengan atas nya . Gaya bahasa orang ini sangat dijaga dengan formalitas .
"oh iya tentu saya tidak keberatan juga Mr.Gib . saya cukup terhibur dari ruangan anda disini" sedikit kebohongan bercampur fakta telah ia ungkapkan di hadapan bosnya .
Ia masih menunjukan sikap canggungnya dengan kejadian beberapa waktu lalu yang memanggil bosnya sendiri dengan panggilan yang membuat orang di Lobby penuh bingung dan langsung menatap kearahnya tajam . bahkan pria yang dipanggil itu tidak menunjukan sikap apapun selain menatap wanita di depanya dengan senyuman khasnya .Selain hal itu, Mr.Gib menegaskan kembali bahwa nama nya adalah Gibral Tan bukan Reval seperti yang wanita itu tanya berulang-ulang di satu waktu dan tempat itu juga .
"benarkah? saya harap juga begitu . okay baiklah , ini mungkin jarang sekali saya lakukan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter bedah di ruangan ini . Karena mama , ya baiklah akan saya lakukan . jadi Hanine , Anda sanggup membedah Jantung mama saya ? " tanyanya lugas .
Gibral duduk tepat diseberang meja yang ada di didepan sofa nya . kini hanya mereka berdua di ruangan ini setelah para pengamanya dan para asistenya enyah dari tempat ini . tatapanya terus tersenyum dengan membuat kondisinya sedikit lebih santai. Suara detikan Jam itu kadang membuat dirinya merinding karena tersadar dengan sunyinya keadaan.
"saya Sanggup . saya percaya Ibu bisa dioperasi sesuai prosedur yang telah dilakukan sebelumnya oleh Tim bedah jantung " akhirnya dengan menganggukan kepalanya penuh Yakin . Hanine hanya perlu masuk ke ruang operasi dan membuka Dada pasienya lalu menyelesaikan masalah Jantung ibu dari Tuanya ini.
Gibral mengajaknya pergi langsung ke ruangan pasien yang sedang mereka bicarakan . Gibral merubah wajahnya agak sedikit serius saat ini agar dirinya dapat meyakinkan dokter itu bahwa tekad untuk menyembuhkan ibunya tidak main - main. Namun , Sepertinya ada hal penting yang benar - benar harus ia bicarakan sebelum wanita ini menyentuh pisau bedah itu.Kemudian Mereka masuk dengan Fingerprint Code yang disediakan khusus untuk keamanan ibu tercintanya itu .
Hanine beranjak langsung memeriksa semua alat yang berbunyi dengan Angka angka yang hanya dimengerti oleh dokter ahli saja . Sedangkan Gibral langsung duduk menyandar ke sofa tanpa mendatangi ibu nya itu . Hanine lalu memperhatikanya dan duduk di depanya dengan sopan dan Formalitas . Gibral meraih ponsel nya dan terlihat membuka galeri untuk membuka sebuah foto . Tidak lama, ia menunjukan kearahnya foto tersebut . Hanya terlihat 2 orang diantaranya , Ibu dari gibral dan Rey . Gibral masih terus menggenggam ponselnya di hadapan Hanine sambil memperhatikan ekspresi Dokter ini.
"Sadar sesuatu? " tanyanya pelan . Hanine mulai mengerjapkan matanya sesaat ditanya . Tentu saja wanita dengan intelektual cukup tinggi itu mulai menarik kesimpulanya .
"Jadi , mama anda itu adalah mama Mr.Rey juga? " jawabnya .
"Hampir benar , Lebih tepatnya ibu itu adalah mama kandung Rey bukan untuk saya" jelasnya dengan tetap serius .
Fakta pertama yang terkuak cukup mengejutkan baginya . Sekretarisnya auryn sepertinya tidak mengetahui hal yang baru saja diungkap .Entah apa yang dibenaknya sekarang, namun fikiranya langsung tertuju pada perasaan bosnya itu . Ia yakin bahwa ini rumit sebelum cerita ini dilanjutkan semakin mendetail .
"Ibu Rey menikah dengan ayah setelah sahabatnya sendiri meninggal akibat kecelakaan tunggal 9 tahun yang lalu. mereka Karib yang tidak terpisahkan . sampai sampai menitipkan suaminya ke sahabat sejatinya . ibu rey tidak jauh berbeda dengan ibu saya, ia baik dan tidak jahat seperti dongeng aneh itu. saya mengkhawatirkan Rey jika ibunya yang telah merawat saya dengan baik sampai seperti ini , berakhir dengan tidak baik . " lanjutnya dengan penuh kegelisahan yang nampak dari raut wajahnya .
Hanine mulai tersentuh saat mendengarkan ceritanya . Bahkan sampai bosnya melupakan keformalitasan yang sebelumnya selalu dipakai berbahasa. mungkin itu adalah bahasa keseharianya dan wajar saja ketika seseorang bercerita seperti ini, pasti tidak akan memperdulikan kosa kata yang akan dipakainya .
"Tentang pernikahan itu.. itu manipulasi yang sudah saya dan Rey buat . hanya kami berdua dan ayah saja yang tahu menahu masalah ini . Faktor aslinya , ibu Rey itu memang aktifis jadi jantungnya tidak terawat baik . publik tidak tau masalah ini dari awalnya maupun ujungnya . dan kali ini kamu saja Hanine . " lanjutnya lagi .
Hanine Tidak mengedipkan matanya setelah bosnya melanjutkan cerita itu tadi . ia masih belumbisa menduga akan seperti ini jadinya . Ia hanya menanggapi nya dengan sebuah anggukan dan yakin bahwa apa yang telah di bicarakan pria tadi benar adanya . kisah pilu yang pernah di dengarkan saat pertama kali sampai ke jakarta itu ternyata tipuan . mereka selanjutnya berbincang hangat mengenai prosedur yang Hanine jelaskan . Tanpa formalitas dan kaku yang sebelumnya terjadi .
"Hanine, kalau kamu berhasil operasi saya bakal kasih apapun yang kamu mau " tawarnya begitu saja .
"seriuskah? ini tipuan lagi untuk saya atau apa ? haha " candanya yang membuat direktur itu ikut tertawa .
"ya seriuslah, ayo jawab aja kamu mau apa.."
Selanjutnya Hanine berfikir dan menurutnya ini adalah kesempatan emas baginya . Tawaran yang membuatnya langsung mencari akal untuk bisa menemukan tambatan hatinya itu . Hanine tidak terlalu bodoh untuk tawaran sekali ini . ia tidak ingin menyia-nyiakan begitu saja dengan ringan . maka ia pasti akan menjawab
"give me the truth Mr . Gib.. keluarkan unta gurun itu dari tempat persembunyianya dan suruh dia untuk menjawab kebenaranya ."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANINENERMOUS
Fiction générale"Ketika ketidakmungkinan dalam fiksi hidup , memang nyata ada nya "