11 : The last one

7 0 0
                                    

Bumi Parahyangan , Bandung
19.00 WIB
Tubuhnya tergontai berjalan ke arah sofa besar itu. Ia terus memikirkan bagaimana caranya menikmati sisa liburan di rumah kelahiranya ini . Suara rintikan hujan di luar sana membuat suasana semakin dingin . Walaupun Hanine tidak memakai pakaian yang serba mini , Tapi dingin ini tidak bisa dihalaukan .
"Hanine makan dulu ibu udah bikinin sop nih kamu pasti kangen kan .." suara wanita paruh baya dari balik ruangan ini . Adiknya yang masih kuliah sedang sibuk dengan laptop nya di depan nya . Ia lalu mengajak pria berkumis tipis itu ke ruang makan .
"Asik makasih ya bu hehe " jelas hanine senang bukan main ada acara penyambutan untuk dirinya seperti ini . Lahapan nya membuat sang ibu tersenyum lebar dan sang adik tertawa . "Yaiyalah gimana mau punya cowo, makan aja masih kaya bocah" ledek melky . Ia mengabaikan semua ocehan adiknya yang menggeluti dunia desain grafis itu.
Setelah makan , Hanine kemudian membereskan kembali meja makan besar itu dan duduk santai sambil berbincang dengan ibunya .
"Eh nin, Reval .."
" apa bu? Sampe sekarang belum ketemu" cetusnya dengan memotong pembicaraan .
"Loh? Belum ketemu? Bukanya dia bilang kerja dijakarta juga ya . Lusa dia kesini tuh bawain oleh oleh dari mana gitu .. " jawab ibu merinci.
Dirinya terhenyak kaget saat ibu nya sendiri menjelaskan hal yang nihil akan ia dapati . Masihkah ada harapan untuk bertemu reval . Ia memang telah tenggelam pada linimasa Reval si unta yang memang suka membuat orang merasa bodoh.
"Reval kesini ky? Kamu masih inget sama wajahnya? Salah orang kayanya " ia masih menduga duga bahwa iti fakta yang salah . Melky hanya mendecak sambil memberikan satu gambar di dalam amplop. Entah apa tapi ia yakin itu berasal dari Reval . Benar saja , kuda putih itu memang tergambar diatas kertas ini. "Katanya, kalau kamu ga percaya reval kesini.. kasih aja itu" ujar melky . Ia masih mencari cari informasi nya bagaimana bisa reval belum sama sekali muncul dihadapanya. Walaupun ia menduga bahwa ini kerjaan Khalil, ia belum puas dengan thesis aslinya.
Minggu pagi yang sejuk. Kota ini menyimpan sejuta cerita . Senang ataupun duka ada disini . Bahkan , dirinya mengulas kembali kisah kasih dari sekolahnya dulu . Namun sayangnya , hari ini tepat dimana ia harus segera kembali ke negara asalnya setelah beberapa hari yg lalu berpamitan dengan segenap keluarga Tan . Ia menggapai mimpinya untuk memiliki beberapa investasi dengan modal yang cuma cuma .
"Nin ibu sama melky anter kamu sampai bandara . Cepet siap siap" perintah ibu. Dengan cepat ia mengganti setelanya dengan gaya rambut khas di sanggul sederhana . Koper sudah di simpan di dalam Bagasi mobil nya . Melky mendecak kagum saat tau isi rekening dokter muda ini. "Ka, uang semester melky.."
"Udah aku transfer . Lunasin sampai semester akhir, buat s2 udah masuk deposito.."
"Thanks ka hehe . Kalau boleh nih ka.."
" holiday trip? Kayanya uang yang aku send juga cukup kalau mau ke maldives . " kedipan mata hanine membuat dirinya jatuh ke pelukan pria yang tingginya abnormal ini . Berulang kali pria ini berterimakasih sampai ibunya sendiri kebingungan . Ingin sekali rasanya bagi Hanine untuk membawa keduanya pergi ke U.S . Hanya saja mereka mempunyai kepentingan masing masing yang tidak bisa ditinggalkan . Ibunya yang sibuk mengurusi catering dan toko kue nya yang sudah besar itu dan adiknya sibuk kuliah .
Hanine sudah memesan tiket pesawatnya dari sejak 3hari lalu. Ia harus segera kembali ke rutinitas setelah projek besar nya usai dan kini impian saham itu ada di genggamanya .
"Nin, safe your self . Cepet nikah, ibu gak main main untuk ini . Umur kamu udah lebih dari cukup ya. Kerja yang baik disana .. kalau ada waktu harus ke rmh lagi okay? " pamitnya kepada anak sulungnya itu .rasa haru juga pilu membuat Hanine membutuhkan tissue untuk membersihkan airmatanya .
Ia rasa ini cukup untuk sekedar ucapan pamit . Hanine mulai menarik kopernya untuk bergerak ke arah pengecekan barang . Tentang Reval, menurutnya itu sudah terlalu jauh untuk di fikirkan . Ia tidak akan bertemu lagi mungkin . Hanine mulai tertidur pulas dalam kursi vip nya di pesawat konvensional itu .
7 Jam perjalanan . Pesawat mulai mengeluarkan roda rodanya untuk bersiap menyentuh aspal di landasanya . Telinganya tersiksa akibat suara decitan roda . Ia pun mulai menuruni anak tangga satu demi satu setelah pesawat mutlak diam beberapa menit. Newyork bersalju pagi ini. Sudah lama rasanya tidak melihat salju pertama yang turun . Ia melihat ada pria tinggi ber jas hitam dan rambut yang helainya dijatuhi butiran salju. Pria itu memasukan tanganya ke dalam saku di depan tangga besar ini .
"Hanine? "
"Artha?! What are you doing here?"
" i am reval . Saya nunggu kamu disini . Ya .. ini saya temen Sma yang kamu lupa sama wajahnya . "
Hanine lalu memeluk badan tegap reval dengan kuat . Artha si pria menyebalkan itu diluar dugaan nya . Ia merasa amat bersalah karena tidak bisa mengingat wajahnya dengan baik . Reval memegang lekuk Hanine dengan tanganya agar tidak jatuh . Cukup airmata nya saja yang jatuh di waktu ini. Ia belum bisa mengucap sepatah katapun kecuali desakan tangisnya .
"Nin , saya nunggu momen kaya gini dari SMA . Dan sekarang juga saya mau jawab pernyataan kamu yang dulu . Oke , saya suka sama kamu saya tertarik sama kamu bahkan dari kita sekelas dulu . Tapi , nyatanya saya terlalu sayang sama kamu nin . Hati saya tidak bisa lepas dari kamu dan saya sudah coba itu berulang kali. Haha maaf terlalu berlebihan ya . Jadi i tinya , saya ingin kamu jadi istri saya tahun ini . May i? " reval kemudian mengulurkan tanganya sambil merundukan badanya bak seorang pangeran yang melamar pujaanya. Beberapa polisi terlihat mengangkat papan besar dari arah depanya dengan tulisan yang jelas sekali
"I find you white horse! "
    Kali ini ia tidak akan lagi pergi jauh dari unta itu. Setelah waktu bergulir amat lama, takdir mempertemukan 2 manusia yang saling mencari di alam yang baik. Hanine sudah benar benar terbenam pada Reval yang mempunyai nama intelnya yaitu Artha . Hanine menggapai impian nya itu pada waktu yang tepat .
-end

*epilogue
  " Reval ! "
   "Apa?" (Menoleh ke belakang kursi)
    " i got pregnant! "
    " serius? "
     "Tapi bohong hehe " meledek reval .
     "Aku lagi pusing nyelidikin kasus nin , bicaranya yang benerbener aja "
      "Kalau aku serius , cium aku 10 kali setiap pulang kerja! ".
      "Hm "
( Hanine berdiri lalu berlari ke kamar mandi )
  "Huueeek .. " (muntah )
".........ng.." reval berlari ke arah nya .
  "Oh iya , ternyata kamu hamil nin " .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANINENERMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang