8 : Yang Paling menyebalkan .

15 1 0
                                    

GIB Hospital , Grand VIP room ICU (4th floor)
19.00 WIB
H-1 Surgery project

   Hanine mengusap -usap tengkuknya yang terasa dingin. Ruangan besar yang hanya dihuni oleh satu atau dua orang ini bahkan membuatnya berfikir hal yang 'mubazir'.telinganya masih dipenuhi suara alat medis yang masih terus terngiang di telinganya sejak dirinya menjadi dokter ahli . Kasur berukuran besar untuk ukuran seorang pasien itu , membuat dirinya masih takjub dengan benda di dalam ruangan ini . Siapa kira bahwa ruangan ini mempunyai keamanan yang sungguh ketat sekali . Bahkan konon ada beberapa sinar laser yang digunakan untuk mendeteksi orang yg tidak terdaftar di scanning .
   Hanine mengerjap saat melihat ada sesi motorik yang aktif dari jari pasien . Ibu dari 4 bersaudara itu telah siuman walaupun tidak terlalu agresif . Ia dengan cepat meraih senter dan stetoskop yang langsung di dekatkan ke dada nya .
"Ibu bisa dengar saya sekarang? Kalau bisa gerakan jari anda 2 kali " perintah si dokter yang mengurusi nya . Ibu itu menggerakan jarinya dengan baik . Hasil dari biopsinya kemarin menunjukan konektivitas yg baik . Hanine tidak ingin melewati momen ini sendirian , ia tahu bahwa 4 anaknya kini sedang mengkhawatirkan keadaan pasien yg belum siuman juga .
"Jangan .. saya ..mo..hon" lirihnya. Hanine lantas menoleh ke arah nya dan menghampiri kursi di sebelah kasur itu .
"Ibu , perkenalkan . Saya dokter yang akan mengoperasi jantung ibu besok malam . Nama saya Hanine asya . Ibu sudah hampir 2 minggu tidak sadar . Makanya 4 anak ibu sangat khawatir, jadi saya ingin memberi tahu mereka kabar baik ini sekarang . Boleh ya.. " jelasnya dengan senyuman khasnya kepada setiap pasien .
   Ibu hanya menatapnya dengan wajah masih lemas namun sesekali mengangguk dan memperlihat raut wajah yang berubah ubah. Ia menggenggam tangan dokternya dan hendak mengatakan sesuatu . Lalu ia tersenyum di depan nya .
"Kamu cantik nak.. saya yakin kamu bisa melakukanya . Apapun itu , kamu harus janji bahwa kamu yg akan membedah jantung saya besok . Berikan saya yg terbaik agar bisa membuat masakan untuk 5 pria itu di rumah "  . Katanya dengan nada yang semakin jelas . 5 pria mungkin di nalarnya adalah suaminya juga yang tersohor itu 'Kemal Tan ' .
    Hanine mengiyakan permintaan dari orang yg memiliki peranan amat penting dalan eksistensi nya . Karena tidak lah hanya menjadi istri dari pengusaha yang memiliki seribu saham di berbagai belahan negara tapi beliau juga adalah Ketua koordinator Manajemen BI (Bank Indonesia). Ia harus membetulkan jantung orang pemilik eksistensi bergengsi dengan cara yang efisien dan tepat .Kemudian wanita yang wajahnya persis dengan Rey ini menanyakan satu persatu keadaan anaknya dan meminta agar tidak diberitahu bahwa ia telah sadar dari koma nya .
"Hanine .. "
"Iya ibu? Ada hal lain yang bisa saya bantu? "
"Menikahlah dengan salah satu diantara mereka" ujarnya dengan cukup leluasa tanpa keraguan . Namun dirinya masih terhentak membeku dengan kalimat yang ibu katakan . Ia masih diam tidak begitu mengerti dengan kalimat tersebut . Terlintar difikirnya bahwa ia tidaklah lebih sebagai dokter yang keseharianya berwangian zat kimia . Mungkin anak anak ibu itu memiliki wanita dengan selera level atas .
"Kamu anak baik . Saya senang sama kamu dokter hanine . Anak anak saya cukup bijak untuk hal ini . Saya ingin salah satu diantara mereka akan segera menikah bukan hanya sekedar manipulasi saja " jawabnya kembali . Hanine lantas menelan ludahnya karena ingat ucapan gibral beberapa hari kebelakang di ruangan ini juga . Ibu merasa nyaman berada di samping wanita bertubuh ramping itu .
    Sudah hampir malam ternyata . Ia bahkan lupa belum mengisikan perutnya yang terus keroncongan sampai sampai ibu menyuruhnya pergi ke bawah beli makanan . Hanine melangkah cepat ke arah kantin dibawah. Ia mengambil beberapa croissant kesukaanya . Melahap dengan ambisi laparnya adalah hal yang sering ia jumpai .  Tak lama , muncul pria yang kemarin ditolongnya dari pintu masuk . Ia sebenarnya ingin mengecek kembali kondisi pria itu tapi adiknya mengambil alih langsung terhadap kondisinya .
" dia malu .." gumamnya sambil tertawa kecil .
   Tiba tiba ia berlanjut membawa sepiring makanan . Dengan langkahan tegap ala seorang inteligent terkenal datang ke arah dirinya dengan tatapan dingin mengerikan. Hanine mungkin sadar langsung dengan apa yang ia lihat sekarang . Tapi ia berusaha untuk tetap tenang melanjutkan lahapan makanan ke mulutnya .
"Selamat makan hanin "
"Selamat makan juga..mm.."
"Sebut saja , arta tanpa mr dan pak .catat baik baik " perintah nya dengan suara samar akibat makanan di dalam mulutnya .
   Entah apa yang ia maksud dengan posisi nya saat ini juga . Hanine merasa bulu kuduknya merinding duduk dihadapan orang berpengaruh di interpol ini . Namun dirinya teringat kata kata dari pasienya beberapa menit yang lalu . Tentang siapa yg harus mengoperasikan nya tanpa alasan apapun . Ia harus meyakinkan anaknya jika sang ibu meminta agar operasi di berikan sepenuhnya kepada tugas Hanine .
"Maaf , arta . Boleh tidak saya meminta tolong . Ini menyangkut ibumu " mohonya kepada orang dihadapan nya yang telah meminum air putih itu .
" to the point.. "
Hanine menarik nafas sebelum melanjutkan perkataanya karena resiko salah bicara saat menjelaskan kepada orang ini .
" sepertinya saya benar benar harus mengoperasi ibumu besok . Walaupun adikmu khalil tidak terlalu menyukai saya . Bisakah kamu pastikan saya akan berada disisi kanan saat operasi itu dimulai? " ia yakin bahwa kata kata itu mudah dan tidak salah satu kata pun . Ia terus memandangi orang yang sedari tadi menghabiskan minumanya . Dia benar benar intelligent ber bakat .
      "Khalil? Cumlaude lulusan harvard itu punya keahlian lebih . Apa posisi mu itu tidak terbalik? Mungkin kamu lebih cocok berada di sisi kiri ibu " jawabnya dengan muka datar . Ia masih diam namun pula geram di dalam hatinya . Pipi nya langsung menunjukan reaksi berwarna merah dan langsung hangat di rasanya . Sisi kiri artinya asisten ketua bedah bukan sebagai penguasa ruang operasi . Secara tidak langsung orang yg kemarin ditolongnya ini . Ia sedikit menyesal karena tindakan heroik nya kemarin .
    "Terimakasih telah mendengarkan saya . Maaf mengganggu waktu anda arta " ucapnya sebelum enyah dari pria arrogant ini . Ia mencaci dirinya sendiri karena telah berbicara hal yang aneh kepada arta . Tapi ia yakin bahwa besok hanya Hanine seorang yang akan  berdiri di sisi kanan pasien .

White horse eyes can pull anyone who want makes her fall . The one of victims is 'unta gurun '. He always tell her some unecessary of words because he have been died when they talk.- Haninermous

HANINENERMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang