"Perkakasnya sudah selesai diperbaiki. Kau bisa mengantarnya sekarang." Ucap kakek Saibara sambil membereskan semua alat-alatnya di bantu oleh Gray.
"Aku akan segera mengantarnya setelah ini."
***
Gray keluar dari toko Pandai Besi Blacksmith sambil membawa tas punggung berisi perkakas milik Claire. Ia berencana ingin langsung mengantar perkakas itu karena berfikir pasti Claire memerlukan barang-barang itu. Melihat kondisi kebun Claire yang sekarang, Gray berpikir apakah gadis itu sanggup menghadapi semuanya? Mengingat Claire yang tinggal sendiri dan ia adalah seorang gadis.
Tanpa sadar ia berhenti tepat di depan pagar kebun yang luas itu. Yang di katakan Claire benar. Belum banyak perubahan yang ada. Masih sama kacau balaunya dengan yang ia lihat beberapa hari yang lampau. Disana Claire terlihat tengah membersihkan kebun dengan alat seadanya. Kelihatannya kesulitan.
"Claire!!!" Panggil Gray sambil berjalan menuju Claire yang sedang memangkas rumput dengan parang tumpul.
"Oh, Gray. Ada apa?" Claire mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangannya.
"Hanya ingin mengantar ini," Gray menurunkan tas yang ada di punggungnya dan membukanya, "Aku yakin kau pasti sangat membutuhkannya."
"Syukurlah. Akhirnya aku tidak perlu membuang tenagaku lebih banyak lagi. Ini akan sangat membantu. Terimakasih, Gray." Ucapnya benar-benar lega, "Kau ingin mampir sebentar? Aku akan membuatkanmu minuman."
"Tidak. Tidak perlu. Aku harus kembali bekerja." Gray mengankat sebelah tangannya.
"Oh, baiklah kalau begitu. Tolong sampaikan pada kakekmu aku sangat berterimakasih."
***
Mineral Town, Autumn 2nd
Knock...knock...knock...
Claire memegang ganggang pintu dan membukanya perlahan. Sedikit demi sedikit sinar matahari masuk melalui celah pintu yang terbuka. Seorang pria gempal bertopi dan berjas merah berdiri menyunggingkan senyum. Semua orang tau kalau dia Thomas, Walikota Mineral Town.
"Hai, Claire! Maaf mengganggumu pagi-pagi begini." Thomas bergeser sedikit untuk memberi jalan Claire keluar dari dalam rumah.
"Tidak apa-apa, Mayor." Jawabnya sambil menutup pintu di belakangnya, "Apa ada yang bisa ku bantu?"
"Begini. Besok ada festival musik di Gereja pukul 6 sore. Kudengar kau bisa bermain *Ocarina. Maukah kau berpartisipasi untuk bermain Ocarina di festival musik nanti?" Tanya Thomas langsung ke intinya, dengan mata bersinar memohon.
*Ocarina adalah alat musik tiup. Gambarnya bisa liat di sampul di bab ini.
(Kalau di Game, Carter (Pendeta) yang akan datang dan meminta tokoh utama untuk berpartisipasi)
Claire menyetujui ajakan Thomas setelah berpikir beberapa saat. Senyum Thomas semakin merekah sampai menunjukan deretan gigi serinya. Thomas sangat berharap festival musik tahun ini akan semakin meriah. Ya walaupun sebenarnya Claire tidak tau banyak tentang Ocarina tapi, setidaknya ia bisa memainkan sedikit.
"Bagus. Kau bisa datang ke Gereja besok. Kalau begitu aku pergi dulu. Selamat bekerja."
Claire melambaikan tangannya lalu meregangkan tubuhnya sebentar dan mulai bekerja.
***
Keesokan harinya Claire datang ke Gereja tepat pukul 6 sore seperti yang di katakan Mayor kemarin. Di dalam semua penduduk berkumpul. Ada beberapa penduduk yang belum di kenalnya tapi, nampaknya mereka semua baik dan ramah. Lihat saja cara mereka tersenyum ketika mendapati Claire memasuki lorong di antara kursi-kursi panjang yang berderet kebelakang. Beberapa orang menyapanya termasuk Ann dan Cliff. Setelah itu Claire menuju ke atas panggung. Di sana sudah ada Mary, seorang gadis perpustakaan yang berkacamata dan rambutnya yang di kepang dua yang nanti akan memainkan organ. Ann juga ikut berpartisipasi. Ia memainkan seruling bersama dengan Ellie, asisten dokter atau perawat di Klinik. Dan Karen sebagai penyanyinya. Karen adalah anak dari pemilik Supermarket. Rambutnya pirang dan sedikit di cat berwarna ungu di salah satu sisi di poninya. Mereka sudah berkenalan beberapa waktu silam.
Malam itu festival berjalan lancar. Sangat lancar malah. Karena adanya tambahan satu alat musik yang menambahkan cita rasa nada yang harmonis. Beberapa orang terlihat mendengarkan sambil memejamkan matanya di tempat duduk masing-masing. Seolah-olah sedang mendengarkan dongeng pengantar tidur.
Buka ini kalau kalian ingin dengar musiknya : http://downloads.khinsider.com/game-soundtracks/album/harvest-moon-friends-of-mineral-town/12-music-festival.mp3
Sementara itu di atas panggung, Claire merasa gugup dan senang sekaligus. Gugup karena takut kalau-kalau ia akan memainkan nada yang salah. Dan senang karena ini adalah festival musik pertamanya. Namun, dengan rasa percaya diri, Claire menenangkan pikirannya dan berkonsentrasi pada permainannya. Ia tidak mau merusak pertunjukan hanya karena kesalahannya. Yang pasti ini festival perdana baginya dan ia tidak ingin mengacaukannya. Ia ingin mengingat bahwa festival musik pertamanya ini adalah festival yang menyenangkan. Di tambah lagi saat ia melirik ke arah penonton yang duduk ia menemukan sosok yang tadinya sedang ia cari-cari. Entah kenapa itu membuatnya semakin bersemangat.
Oh, Claire! Konsentrasilah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gray x Claire
FanficKisah yang saya angkat dari karakter favorite saya di game Harvest Moon yaitu Gray dan Claire. Kenapa rasanya Gray pernah mengalami hal seperti ini? Tapi, kapan? Ia sendiri tidak tau kapan tepatnya pernah terjadi hal semacam ini. Mungkin dulu. Ia ti...