T i g a b e l a s

2.1K 58 7
                                    

T i g a b e l a s

'Demi apa demi apa demi apa astaga astaga ini seriusan ini seriusan?!'


Hanya kalimat itu yang terulang terus menerus diotak Jihan sejak 5 menit yang lalu. Kegiatan bodohnya itu bermula saat dia melihat gedung dimana dia akan melaksanakan pemotretan. Dia sudah berada di luar gedung selama 5 menit.

Dia melangkahkan kakinya maju. Tetapi kemudian dia memundurkannya lagi ketempat semula. Terus begitu sampai tiba-tiba Jihan merasakan tepukan dipundaknya. Sontak Jihan menoleh.

"Han?" Suara berat yang kini mulai membuat Jihan terbiasa kembali memenuhi telinganya.

Ghifar.

"Lo gak masuk? Ngapain dari tadi?" Kening Ghifar mengerut.

"Ini juga mau masuk" Dan akhirnya, Jihan benar-benar memasuki gedung itu. Tapi kemudian Jihan kembali ke tempat semula. "Duluan Ghi."

Ghifar tertawa kecil. "Lo kenapa sih Han? Hah?"

"Eng-enggak papa. Duluan Ghi." Jihan mengubah posisinya menjadi tepat dibelakang Ghifar.

Ghifar benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Dia telah memperhatikan Jihan sejak dia baru sampai didepan gedung ini. Dia— aneh. Jihan hanya berdiri mematung didepan gedung cukup lama. Lalu dia mulai melangkahkan kakinya maju, tapi sedetik kemudian dia memundurkannya ketempat semula. Dan itu berulang-ulang. Ghifar berani sumpah, itu adalah hal terkonyol yang pernah dia lihat!

Ghifar merasakan genggaman di bagian belakang jas nya. Dia kembali tersenyum. Tanpa ragu, Ghifar meraih tangan Jihan yang tadi sempat menggenggam bagian belakang jas nya. Jihan terlihat sedikit terkejut, tapi yang membuat Ghifar tambah terkejut adalah, Jihan membiarkannya. Membiarkan Ghifar menggenggam tangannya. Senyumnya kembali merekah.

Sesampainya di ruang pemotretan, senyum salah seorang yang Jihan asumsikan adalah fotografer itu langsung menyambut mereka.

"Ah, dateng juga!"

Ghifar tersenyum. "Sorry Yan, agak telat."

Pria yang di panggil Yan itu pun menepuk bahu kiri Ghifar. "Santai. Cepet ganti baju gih. Jihan juga ya." Jihan dan Ghifar mengangguk dan berjalan berlawanan.

Butuh waktu sekitar 30 menit hanya untuk ganti baju dan make up. Jihan menatap pantulan dirinya di kaca. Dia meringis. Konsepnya apa sih?!

"Selesai. Cantik banget bu." Ucap penata rambut itu setelah selesai menyanggul rambut Jihan.

"Yakin mba?" Jihan kembali meringis. Gaun hitam panjang tanpa lengan, dengan heels 10cm menghiasi kakinya. Ini jelas bukan dirinya.

"Cantik Han." Suara yang sudah sangat dihapal Jihan itu membuatnya menoleh.

Jihan sempat terpaku sepersekian detik melihat Ghifar. Sebenarnya penampilannya simple. Celana hitam panjang, dengan kemeja putih polos yang juga berlengan panjang. Tidak lupa sepatu pantople yang terlihat sangat cocok dengan penampilannya. Tampan. Siapapun pasti akan berpendapat sama.

"Lo ngeledek ya?!" Jihan bangun dari duduknya dan berjalan melewati Ghifar. Lancar.

"Udah bisa pake heels nih?" Ghifar menampilkan smirk nya.

As AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang