3.5

10.5K 2.2K 41
                                    

"Aduh!"

"Maaf, maaf!"

Setelah insiden high kick tadi, Miu membawa Sehun ke rumahnya dengan panik. Ia sudah kerepotan karena belanjaannya, dan sekarang tambah repot karena Sehun.

Sepertinya high kick Miu berakibat lumayan fatal, karena dalam waktu singkat saja tulang pipi Sehun yang terkena high kicknya sudah mulai lebam. Miu jadi panik sendiri mengobati Sehun.

Sementara Sehun, jangan ditanya, ia hanya meringis sejak awal Miu mengobatinya dan menatap Miu bagai orang bodoh. Atau mungkin dia memang bodoh. Bukannya langsung mengajak Miu bicara, ia malah mengikuti Miu seperti penguntit.

Percuma saja gelar lulusan terbaik yang ia sandang jika kelakuannya sebodoh ini.

"Pelan-pelan, Miu!" ringis Sehun lagi.

"Aish! Kau benar-benar! Salahmu sendiri kenapa mengikutiku seperti itu!" omel Miu kesal sambil memperkuat tekanannya pada luka Sehun.

"Ah, sakit!"

Miu mendengus pelan dan menempelkan plester ke tulang pipi Sehun untuk menutupi lebamnya.

"Dasar dungu! Percuma saja kau ikut kursus bela diri jika high kickku saja tidak bisa kau hindari!"

"Bukan salahku! Lagipula aku kan tidak tahu kau akan menendangku."

Miu memukul kepala Sehun pelan karena mendengar jawabannya.

"Kau tidak tahu yang namanya refleks ya? Hah? Mau kuajari apa itu refleks?"

Sehun menatap Miu dengan wajah cemberut.

"Dasar galak! Tujuh tahun tidak bertemu kau masih saja galak! Malah lebih galak daripada waktu SMA."

"Terserah kau saja!" gerutu Miu sambil membereskan kotak P3Knya. "Sana pulang!"

"Kau mengusirku?"

Miu menatap Sehun kemudian memutar bola matanya jengah. Ia beranjak bangkit, meletakan kotak P3Knya ke tempat semula. Ia berjalan menuju dapur, mulai sibuk entah membuat apa. Sementara Sehun ditinggalkan sendirian di ruang tamu.

Sehun hanya duduk diam sambil menatap sekitar ruang tamu Miu yang nampak rapi. Ia mengamati foto-foto yang terpajang di ruang tamu dan menyeringai lebar karena kesenangan ketika melihat foto kelulusan Miu.

Bukan karena Miu kelihatan cantik di foto itu, tapi karena ada dirinya di sebelah Miu. Ia memang sempat berfoto bersama Miu saat upacara kelulusan. Untuk kenang-kenangan, walau saat itu ia sama sekali tak bisa tersenyum karena mendengar berita kepindahan Miu.

Miu kembali sambil membawa nampan yang berisi dua cangkir dan sepiring kue kering. Ia meletakannya di hadapan Sehun.

"Kau masih suka cokelat kan?"

Sehun mengangguk dan langsung meraih salah satu cangkir dan menyesap cokelat panas yang dibuat Miu.

"Enak sekali," gumam Sehun berlebihan membuat Miu tertawa geli.

"Dasar. Setelah ini, langsung pulang sana. Nanti kau kemalaman."

"Aku kan bukan anak kecil."

"Memang, tapi memangnya kau tidak kerja besok?"

"Oh iya. Aku besok ada pemotretan!"

Miu terdiam sejenak dan menatap Sehun panik.

"Ya Tuhan, lalu bagaimana dengan wajahmu?!"

Dear Mine ; OSH au✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang