9. Agama bob

53 3 0
                                    



Setiap sore dan setelah sholat maghrib budi mengaji di musholla, ada ustadz Unul yang mengajarinya iqro bersama teman-teman sekampungnya. Budi nyaris nggak pernah melewatkan satu kalipun mengaji. Kata ayah, kelak di surga bahasa yang digunakan adalah bahasa arab, jadi sebelum benar-benar kesana harus belajar bahasa arab dulu dari sekarang. Kalau nggak nanti di surga dia nggak bisa punya teman karena nggak mengerti bahasanya. Karena budi ingin sekali ke surga, jadi budi bertekad untuk belajar iqro agar bisa membaca dan menulis arab.

Hari ini budi ngajak bob kambing kesayangannya, ada hal yang sangat ingin dia jelaskan pada ustadz unul, "ustadz, aku juga ingin bob masuk surga, jadi dia aku ajak mengaji iqro." Kata budi menjelaskan, ketika bob dilarang masuk musholla sama ustadz unul.

"Semua makhluk itu dikasihi sama Allah, termasuk bob," kata ustadz, "jadi budi nggak usah khawatir"

"Tapi bob bisa masuk surga juga kan tadz?" Tanya budi penasaran.

"Insya Allah," Jawab ustadz unul singkat agar budi tenang aja. Padahal yang nggak tenang adalah ustadz sendiri.

"Tapi bob kan belum syahadat tadz, jadi aku ajak bob kesini biar dibacakan syahadat dan belajar iqro." kata budi tegas.

Ustadz Unul adalah lulusan pesantren Mbulus Purworejo, dia telah berhasil menamatkan banyak kitab kuning. Tapi dalam literasi apapun, rasanya dia belum menemukan kewajiban kambing untuk bersyahadat. Karena hewan, yang dia tahu, nggak kena hisab. Apa baiknya dia tanyakan dulu ke guru ngajinya?, pikir ustadz. Siapa tahu ada salah satu bab yang ketinggalan waktu dia ngaji.

"Nanti kalau bob nggak bersyahadat, takutnya bob nggak ketemu aku di surga," lanjut budi mengagetkan ustadz.

"Kasih aku waktu yah bud, kamu temani bob dulu," kata ustadz menemukan cara sebentar agar tersingkir dari sesuatu yang tidak dia harapkan.

"Baiklah tadz." Budi segera menghampiri bob yang lagi tunggu didepan teras pintu musholla, bob kan nggak boleh masuk musholla tadi. Padahal bob sudah dipakaikan sarung dan peci hitam, nanti saat belajar iqro, budi sudah siapkan bab pertama untuk bob, budi sudah bab enam.

Sementara ustadz Unul mencoba membuka kitab-kitabnya, siapa tahu dia menemukan sesuatu seperti apa yang diminta budi. Atau barangkali dia menelepon seseorang.

"Bob, kata ustadz kita harus tunggu sebentar," budi duduk diujung teras, menyamakan posisi muka dengan bob. "Mbbekkm?" Artinya apakah aku diizinkan ikut ngaji?. "Kelihatannya sih begitu." Jawab budi.

"Kata ayah, kita harus punya agama," budi memilin-milin jari kakinya, kelihatannya masih ada daki sedikit, "kamu kan belum punya agama bob, aku ingin kamu beragama islam."

"Mbekkk mekmbe" jawab bob artinya aku juga mau.

"Tapi nggak boleh memaksa, okay, kamu nggak merasa terpaksa kan bob?" Tanya budi serius, "mbeeek," jawab bob artinya nggak. Mendengar itu budi senang sekali.

***

Satu jam kemudian ustadz kelihatannya sudah telepon seseorang, dia mendekati budi dan bob. Kedua murid yang bersemangat itu beranjak dari duduknya. Sementara anak-anak lain disuruh mengulang pelajaran yang kemarin.

"Okay budi, baiklah, aku akan ajari bob bersyahadat." Katanya sambil senyum.

"Horeeeee!!!" Budi bersorak gembira, bob lompat-lompat pelan sekali, bob khawatir sarungnya terinjak dan lepas. "Mbeeeeeekk!!!" Bob juga girang.

"Tapi, jangan kelihatan orang lain," kata ustadz unul. Hal itu dimaksudkan karena dia sendiri ragu.

"Baiklah!" Budi kelihatannya nggak masalah.

Akhirnya mereka bertiga dipojokkan musholla sebelah luar, dekat pohon pisang. Ustadz unul melafalkan dua kalimat syahadat yang, tentu saja kita tidak bisa mendengar suara yang sama dari mulut bob, tapi baik budi maupun bob, baik ustadz unul itu tak masalah.

Sebelumnya, tadi ustadz unul bicara ditelepon dengan teman mondoknya dulu, orang yang dia hubungi adalah teman curhatnya ketika menghadapi berbagai murid. Kasus ini sebenarnya juga belum dia alami, tapi dia bicara sama ustadz unul untuk ikuti saja, agar budi tenang. Bob nggak perlu dipikirkan. "Bahkan sekalipun kita nggak tahu agama bob apa, kita tetap harus mengasihinya sebagai makhluk." Kata suara diseberang telepon.

------------
Facebook.com/budikambing.id
Twitter: @budi_kambing

Budi anak SD yang ceria, dan bob anak kambing yang direbondingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang