16. Quote Tere Liye

38 3 0
                                    


Hari ini di sekolah sedang berlangsung pelajaran bahasa indonesia, anak-anak sebenarnya sudah bisa bahasa indonesia semua, sebab kampung mereka kan berada di negara Indonesia.

"Bu guru, kita kan sudah bisa bahasa indonesia, kenapa pelajarannya tetap harus diajarkan?" Tanya mimi centil. Sebab mimi kan anak cewek.

"Karena kalau kampung kita di korea, ya pelajarannya diganti bahasa korea." Jawab bu guru Encut malas-malasan, saat ia jawab, ia lagi ingat K-Pop.

Sebagai anak SD, mimi nggak harus mengerti, tapi ia selalu setuju dengan semua pendapat orang dewasa. Namanya juga anak kecil, sekalipun punya pendapat ya pengaruhnya juga kecil. Lagipula orang dewasa selalu ingin dituruti keinginannya.

"Baiklah anak-anak, hari ini kita akan belajar membuat kata-kata mutiara!" Seru bu guru mengagetkan ucil yang lagi ketiduran. Saat bangun, air liurnya nyaris berderai-derai, untungnya tangan kirinya dengan cekatan menyeka bibirnya.

"Bu guru aku tau, kata mutiara itu namanya kuat!" Seru maman kepedean.

"Maksudnya bukan kuat, tapi quote yah..." bu guru membetulkan maman sambil menulis kata 'quote' di papan tulis. Anak-anak satu kelas akan mengingatnya.

"Quote itu bahasa inggris artinya kutipan, nah kalau dalam bahasa indonesia biasanya kita menyebutnya kata-kata mutiara, maksudnya kata yang penuh makna, paham yah anak-anakku?"

"Tidaaaaaakkkk bu guruuuu!" Nyaris semua anak-anak menjawab berbarengan. Mendengar itu bu guru merasa stress. Tapi bu guru sudah terbiasa, jadi dia cuek aja.

"Ibu akan tuliskan salah satu contoh kata-kata mutiara yang ibu suka yah, nanti anak-anak boleh membuat kata-kata mutiara sebisa kalian."

Bu guru mengambil sebuah buku dari mejanya, kemudian membuka-buka halaman, menelitinya dan ia menuliskan quote di papan tulis. Begini bunyinya : 'Bumi memiliki daya tampung. Jika manusia terus berkembang biak, kita akan punya masalah serius' (Tere Liye).

"Coba kita baca bareng-bareng yah!"

Kemudian semua anak-anak membacanya keras-keras, suara di ruangan kelas jadi berisik sekali.

"Nah, ini contoh kata-kata mutiara yang ibu suka dari tere liye."

"Tere liye itu siapa bu?" Tanya Ucil

"Dia seorang penulis." Jawab bu guru

"Pasti cantik seperti aku." Kata mimi sambil kedua telunjuknya menempel dipipi, seolah sedang selfie. Tapi mimi nggak pernah selfie, karena nggak punya Telpon genggam.

"Dia itu penulis pria." Kata bu guru tersenyum. Mimi kemudian kecewa, tapi ia cepat lupa. Jadi biasa aja.

"Bu, kalau kata mutiaranya pak tere liye ditulis di papan tulis nanti pak terenya marah nggak?" Tanya budi curiga.

Bu guru bingung harus jawab apa. Kalau ia jawab boleh kan belum tentu juga diperbolehkan sama pemiliknya, tapi kalau jawab tidak juga belum tentu nggak, kan cuma untuk contoh belajar-mengajar. Jadi bu guru diam sambil berpikir.

"Oya bu, berkembang biak itu apa yah?" Tanya mimi penasaran. Bu guru kaget karena tadi lagi berpikir, kemudian kaget lagi dengan pertanyaan mimi. Kaget combo.

*****

Beberapa hari kemudian, bu guru Encut nggak mengajar selama tiga hari. Kepala sekolah dikirimi surat dokter. Katanya kepalanya sakit.

Kelak saat bu guru Encut sudah jadi nenek-nenek, dia baru menyadari kalau ia salah mengambil contoh quote tersebut.

***

Budi anak SD yang ceria, dan bob anak kambing yang direbondingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang