13. Sepeda Presiden

29 1 0
                                    



Setiap orang punya keinginan, baik orang dewasa maupun anak kecil. Keinginan anak kecil itu persis cita-cita, namanya anak kecil kadang mereka belum bisa membedakan antara keinginan dan cita-cita, jadi kalau orang dewasa belum bisa membedakan mana keinginan dan mana cita-cita, jangan-jangan dia belum dewasa.

Mimi punya cita-cita menjadi dokter, maman menjadi dokter pria, dan ucil menjadi pasien, Bob malah bercita-cita ingin jadi kambingman; yaitu kambing super hero (biasanya super hero namanya diberi kata 'man' dibelakang namanya), Budi bercita-cita ingin punya sepeda. Ya, sepeda.

"Itu bukan cita-cita Bud" kata Maman protes

"Itu keinginan" kata Mimi menimpali

Tapi Budi nggak terlalu peduli, yang jelas ia ingin sepeda. Mimi bisa mengerti, Budi adalah anak cowok, anak cowok tentulah ingin sepeda, masa ingin boneka-bonekaan.

***

Sekolah SD Budi adalah salah satu sekolah yang diundang ke Pesantren terbesar di Kabupaten untuk menghadiri Presiden Jokowi, katanya Presiden akan bagi-bagi sepeda, maka Budilah yang merasa bahwa ini adalah jawaban Tuhan atas keinginannya yang polos itu. Hari yang indah adalah hari dimana ketika harapan itu datang untuknya. Disamping itu begitulah cara Tuhan memberi, dari jalan manapun dan bagaimanapun cara yang tidak dapat disangka oleh siapapun. Maka, Budi paling bergegas bangun lebih pagi, berangkat dengan Bu Guru Encut dan rombongan dengan semangat yang hampir tidak bisa dipatahkan oleh kekuatan apapun.

Acara berlangsung dengan dialog-dialog dan ceramah-ceramah yang tidak dimengerti oleh anak SD, mereka kelihatan serius dan becanda, wajah-wajah mereka kelihatan rumit ditengah tawa sekalipun. Barangkali orang dewasa adalah orang yang rumit, begitu pikir Budi. Bob tidak diajak sekalipun ingin ikut, Bob kan tidak punya seragam.

"Baiklah sekarang giliran kuis yah" kata Presiden. Kemudian semua orang yang hadir bersorak gembira. Budi langsung tunjuk tangan ingin ikut kuis, padahal kan belum disuruh maju. Melihat begitu Presiden senang karena Budi kelihatan bersemangat sekali. "Ya! Kamu maju!" Katanya lagi. Budi maju dengan kewibawaan seorang anak SD yang kebanggaannya seperti para profesional dipanggil Presiden untuk dimintai pendapat terkait negara. Jadi Budi tidak ada rasa takut dan khawatir, hanya agak malu karena diperhatikan banyak orang.

"Baiklah, sebutkan tiga tokoh nasional!" Tanya Presiden setelah sebelumnya menanyai Budi nama dan sekolahnya.

"Satu Bu Guru Encut, dua Ustadz Unul, tiga Presiden Jokowi!" Jawab Budi cepat. Ia hampir nggak berpikir. Lompat begitu saja. Tentu saja semua yang menyaksikan itu ketawa riuh. Budi heran kenapa mereka semua ketawa.

"Siapa Bu Guru Encut dan Ustadz Unul?" Tanya Presiden lagi.

"Bu Guru Encut itu guru kelas pak, kalau Ustadz Unul guru ngaji pak, beliau pahlawan nasional karena mengajar, cuma nggak terkenal pak" jawab Budi tegas.

Orang-orang yang tadi ketawa langsung diam. Presiden merasa apa pertanyaannya itu tadi salah apa jawabannya yang salah yah?!, tapi seorang Presiden harus bijak dan bersabar terhadap situasi apapun yang datang begitu cepat dan hal-hal yang tidak terduga. Presiden juga harus membuat keputusan tepat dan cepat ditengah situasi yang keruh seperti ini. Ditengah keruh benar atau salah, tentu saja cara paling damai yang harus diambil adalah bersikap bijaksana. Maka...

"Ya sudah ambil sepedanya!" Kata Presiden untuk kebijaksanaannya terhadap keberanian Budi ditengah sorot mata para hadirin.

Budi berhore dan bersyukur gembira, Budi menyalami Presiden dengan perasaan yang seperti balon-balon udara. Kemudian ia digiring kebelakang panggung untuk menerima sepeda biasa yang diberi stiker Presiden.

***

Budi anak SD yang ceria, dan bob anak kambing yang direbondingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang