Bimbing Aku (ON HOLD)

BAB 7

 Dulu aku kau puja
Dulu aku kau sayang
Dulu aku sang juara
Yang selalu engkau cinta
Kini roda telah berputar

Kini aku kau hina
Kini aku kau buang
Jauh dari hidup mu
Kini aku sengsara
Roda memang telah berputar

Mana janji manismu
Mencintai ku sampai mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku terpuruk sendiri
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Sakit teriris sepi
Ketika cinta telah pergi
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Mana janji manismu
Setia sampai aku mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku jatuh dan sendiri
Mana janji manismu
Mencintai ku sampai mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku terpuruk sendiri
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Mana janji-janji mu

Lagu yang berjudul Sang Mantan dendangan Nidji yang sedang dimainkan melalui corong radio itu membuai Aqim dalam memori silamnya. Bait-bait kata di dalam lagu itu umpamanya ditujukan pada Aqim. Rasa kecewa itu bertandang lagi. Sudah puas diusir, ditepis jauh perasaan itu namun, kenangan itu terus-terusan memakan dirinya. Aqim terus hanyut bersama memori silamnya yang begitu melukakan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

5 tahun yang lalu...

Aqim meneguk air mineral dengan rakus sekali. Haus benar dia. Tugasan di kilang pada hari itu terlalu banyak sehingga memaksanya mengerah tulang empat keratnya. Peluh yang menitis di wajahnya diseka. Satu tamparan yang agak kuat mengenai bahagian belakang tubuhnya. Hampir-hampir sahaja air di dalam mulutnya tersembur. Sesusuk tubuh sedang berdiri di sebelahnya sambil tergelak kecil.

"Kalau ya pun haus, perlahan-lahanlah minum tu. Main teguk saja. Entah baca bismillah ke tak tu," ujar Ris sambil tersenyum sinis.

"Kau ni kan Ris. Terkejut aku. Nasib tak bersembur tadi aku minum. Kalau tak, memang aku sembur kat muka kau," Aqim mengelap sisa air yang meleleh di bibirnya. Wajahnya dimasamkan. Geram dengan kelakuan Ris yang kasar itu.

"Alah sorrylah. Saja nak bergurau senda di tengah hari," Ris masih lagi dengan selorohnya. Gemar benar dia menyakat Aqim.

"Banyaklah kau punya gurau senda. Kau tak penat ke hah? Aku letih gila kot,"

"Gila kau tak penat. Hari ni saja dah banyak barang kena reject kau tahu. Aku juga yang kena buat semua. Ni semua pasal budak baru tulah. Menyusahkan betul," Ris mengeluh sambil menghenyakkan punggungnya di atas bangku bersebelahan dengan Aqim. Kedua belah tangannya di letakkan pada bahagian belakang kepalanya manakala kakinya pula diluruskan lalu disilangkan.

"Budak baru? Budak baru yang mana? Aku tak tahu pun," Aqim mengerutkan dahinya. Ris yang sedari tadi memejamkan matanya membuka sebelah matanya lalu dikerling ke arah Aqim.

"Seriuslah kau tak tahu. Awal pagi lagi budak-budak kilang ni semua sibuk duk gosip pasal minah baru tu. Takkan kau tak dengar kut?" Ris memandang wajah Aqim dengan reaksi yang pelik. 

"Aku tak layan gosip-gosip ni semua. Buat tambah dosa saja," jawab Aqim selamba.

"Habis tu kau nak tuduh aku ni kaki gosiplah? Sorry sikit. Aku terdengar saja. Maklumlah telinga aku ni telinga lintah," ujar Ris sambil menyangkan telinganya. Aqim sudah mula tergelak melihat gaya Ris seperti gaya Kartina Aziz sewaktu menayangkan subang emasnya di dalam filem Mami Jarum.