Chapter 8

56 8 9
                                    

Austin POV

"Pagi Austin."
"Halo kapten."
"Pagi kak Austin."
"Halo kakak, apa kabar?"
"Pagi kak Austin, ganteng banget hari ini."
"Pagi Austin, udah sarapan belum?"
Dan masih banyak lagi sapaan murid-murid di sekolah yang gue dengar dari parkiran. Mayoritas yang menyapa gue memang cewek. Mayoritas, bukan semua.
Sialnya gue, pagi ini sebelum masuk kelas, gue ditahan sama Dino— si cowok paling kemayu se-SMA Harapan Bangsa. "Pagi Austin, apa kabar? Ih pagi-pagi liat kamu jadi makin semangat deh," sapanya. Dia ini bukan cewek. Dibilang cowok, sama sekali ngga menunjukkan kalau dia cowok. Gue sebenarnya risih kalau ketemu dia. Tapi tiap pagi, pasti dia nunggu gue di kursi depan kelas gue.
"Eh Dino, lo ngga usah ngedeketin Austin deh, Austin tuh masih normal. Dia masih milih gue daripada lo!" ketus Rena yang tiba-tiba muncul bersama kedua temannya—Jenny dan Nita. Gue emang super sial. Kelas gue sampingan persis sama XI IPS 1 kelasnya si Rena, makanya tiap hari pasti ketemu sama dia.
"Apasih lo cabe. Austin juga kagak bakal mau sama cabe-cabean kaya lo," balas Dino ketus. Gue cuma senyum-senyum aja. Ngga tau lagi gue musti ngapain kalau udah berurusan sama mereka.
"Iya gue emang cabe, makanya gue hot, emang lo bencong!" balas Rena.
"Eh Dinosaurus, mending lo sekarang pergi deh," tambah Jenny.
"Sembarangan lo manggil gue dinosaurus, ngaca tuh muka lo kaya kaleng kerupuk," balas Dino. "Lagian ya, gue tuh mau ngeliat muka gantengnya Austin, bukannya mau berantem sama lo pada," tambahnya.
   "Iya, lo enak ngeliat mukanya Austin. Austinnya yang enek liat muka lo! Udah sana pergi," balas Nita yang ditanggapi dengan tertawaan murid-murid yang ada di sekitar kami. Ngga perlu gue jelaskan bagaimana volume suara mereka, kalian pasti sudah tau.
   "Dasar cabe bawel! Yaudah deh Austin, aku pergi dulu, males nih ketemu sama mereka," ucap Dino sambil menunjuk ke arah Rena dkk. "Oh iya Austin, kasih tau, temen kamu dong, si Matthew, jadi cogan jangan jutek banget," tambahnya
   "Eh, sembarangan ngomongin Matthew. Matthew tuh punya gue," tegur Nita yang dibalas Dino dengan menjulurkan lidahnya sambil berlari ke kelasnya. Kepedean! Matthew jelas-jelas suka sama Milla.
   "Masih ada yang mau diomongin? Gue mau masuk kelas nih," ucap gue bermaksud menutup pembicaraan.
   "Austin bentar dulu," Rena menahan gue yang baru mau masuk kelas. Ada apa lagi sih? Padahal gue daritadi di depan kelas, tapi susah banget mau masuk. "Nanti kan pulang cepat, kamu temenin aku latihan cheers yaa... Kita punya gerakan baru loh, nanti bakal kita tampilin di hari klub basket kalian main di cup. Sebelum hari itu, aku pengen kamu lihat duluan."
"Iya Austin, sekalian ajak Matthew ya," tambah Jenny yang dibalas anggukan setuju oleh Nita.
"Wah, wah. Girls, sayangnya Austin siang ini lagi ada keperluan lain, jadi ngga bisa nemenin kalian," ucap Matthew yang keluar dari kelas dan berdiri disamping gue. Gue yakin daritadi dia pasti nguping di balik pintu.
"Yaah... Emangnya ada keperluan apa sih?" tanya Rena.
"Ada sesuatu hal yang musti gue kerjain lah pokoknya," jawab gue. Gue ngga bakal bilang kalau mau jalan sama Donna. Bisa repot urusannya kalau mereka tau.
"Matthew, kalau kamu aja yang ikut gimana?" tanya Jenny manja.
"Ngga bisa, gue ada latihan futsal," jawab Matthew dingin.
"Gimana kalau aku aja yang ikut temenin kamu latihan," tawar Nita.
"Udah ya, bentar lagi mau bel, kasihan si Austin masih nenteng tas daritadi, dan lo ngga usah repot-repot temenin gue latihan. Gue udah minta Milla buat temenin gue," jawab Matthew yang gue yakin bikin Jenny dan Nita emosi. Kemudian Matthew langsung menarik gue masuk kelas meninggalkan ketiga cewek tadi.
"Matthew, apa sih lebihnya Milla dari gue?! Sebaik apa sih Milla di mata lo?! Kita juga masih lebih cantik dari dia!" ujar Jenny sambil berteriak saat kami berada di dua jengkal depan pintu kelas.
Matthew menghentikan langkahnya dan menoleh. "Cantik itu relatif. Tapi kalau gue, lebih milih cewek yang ngga cantik, tapi sifatnya baik, dan ngga mempermalukan dirinya dengan ngemis-ngemis cinta," ketus Matthew yang kemudian masuk ke ruang kelas bareng gue. Begitulah sifat Matthew. Bukan berarti dia jahat atau kejam, tapi dia memang ngga suka sama orang-orang macam mereka.
"Thanks bro," ucap gue sambil menaruh tas di kursi. Matthew hanya membalasnya dengan acungan jempol. "Oh iya, kalau ngomong jangan terlalu dingin, kasihan, gitu-gitu mereka cewek," ucap gue yang hanya direspon dengan tawa renyah Matthew. Memang Matthew adalah manusia yang paling sulit dibilangin.

◾️◾️◾️

Jam istirahat yang ditunggu semua murid pun datang. Banyak murid berhamburan keluar kelas. Ada yang makan—atau sekadar nongkrong— di kantin, ada yang menggunakan waktu istirahat untuk berpacaran, dan lain-lain.
"Eh, Matt, kok motor lo ngga ada di parkiran?" tanya gue pada Matthew.
"Gue bawa mobil," jawabnya.
"Wah, mantap. Minjem boleh nih, ngga enak pertama kali jalan bareng Donna naik moge, nanti kasihan, dia duduknya ribet," pinta gue.
"Enak aja, lo yang mau ngajak jalan cewek tapi pakai mobil gue! Lagian kalau jalan bareng cewek enakan pakai moge nanti kalau kita ngebut dikit dia langsung meluk deh, asyik kan!" ucapnya dengan ekspresi yang memuakkan.
"Emangnya gue kaya lo, yang kerjaannya modus mulu ke cewek!"
"Hahahaha.... Gue juga bukan tukang modus kali!" jawabnya. "Daripada ngomongin modus mending sekarang kita ngumpulin tugas rangkuman sejarah."
"Tumben lo inget tugas," ledek gue.
"Udah ngga berani lagi gue bermasalah sama guru, kemaren gue udah diancam mau dipanggilin orang tua sama guru BK!"
"Hahahaha! Mampus! Lagian ngumpulin tugas telat mulu! Syukurin, biar kapok!"
"Bawel lu, udah kuy ke ruang guru!" ajak Matt dengan muka kesal karena gue ledek.

◾️◾️◾️

Donna POV

Kriiiiinggg

Pukul 11.30, biasanya saat ini adalah waktunya istirahat kedua, tapi karena hari ini ada rapat guru, sekarang kita sudah diharuskan pulang. Dan hari ini aku akan jalan bareng si Austin, walau cuma antar surat undangan. Sebenarnya aku males, tapi udah janji.
"Donna, yuk keluar, lo mau antar undangan pensi kan sama Austin?" tanya Milla.
"Iya Mill. Milla, emang ngga bisa lo aja apa? Lo gantiin gue ya, lo aja yang pergi sama Austin, please," pintaku pada Milla.
"Gue ada kegiatan photography, gue juga harus urus seminar yang diundur gara-gara pensi," ucapnya.
"Yaudah deh."
Aku dan Milla keluar dari kelas setelah merapihkan tas kami. Dan tanpa kami sangka, Austin udah menunggu kita—atau aku— di depan pintu kelas.
"Hi Donna!"
"Ha–hai Austin. Lo disini dari kapan?" tanyaku gugup.
"Baru kok, jadi ikut kan?"
"I–iya"
"Jawabnya nyantai aja Don," ledek Milla. Aku membalasnya dengan tatapam sinis. Milla sama sekali tidak membantuku!
"Yaudah Donna kita langsung jalan aja ya," ajak Austin.
"Oh, ceritanya gue dianggap ngga ada nih?" ledek Milla, lagi.
"Urusin aja tuh seminar photography yang dibatalin. Gue udah pernah bilang waktunya ngga cukup, lo ngga percaya sama gue! Salah sendiri," jawab Austin.
"Mulai ngeselin kan lo!" balas Milla.
"Udah-udah, gitu aja ribut. Sekarang mendingan kita jalan aja ya Austin. Milla gue duluan ya, bye!" pamitku sambil menarik Austin pergi sebelum debat mereka berdua semakin panjang.
Selama aku berjalan bersama Austin sampai di parkiran motor banyak pasang mata memandang ke arah kami berdua. Tapi aku tak mau terlalu ambil pusing, jadi aku hanya terus melihat ke depan.
"Gue pakai motor gede, ngga masalah kan?" tanya Austin ketika kami sampai di parkiran.
"Iya, ngga masalah kok."
"Bagus deh, nih helmnya," ucap Austin sambil memberikan aku helm. Austin kemudian menghidupkan mesin motor saat aku sedang memakai helm, lalu sedikit memanaskan motornya. "Naik Donna," ucap Austin.
Aku mengangguk dan naik ke atas motor. Austin memacu motornya keluar dari gerbang sekolah. Jujur saja, sedari tadi aku sudah tersenyum-senyum sendiri dibalik helm.

◾️◾️◾️

Hello my beloved readers!!! Pertama-tama biarkan aku meminta maaf atas update yang kelewatan lamanya...
Makasih ya udah mau baca sampai ke chapter 8 🙏🙏 💕 Chapter ini sengaja aku bikin gantung yaa... Nanti lanjutnya ada di Chapter 9 yang akan diupdate secepatnyaa 💖💖🎉🎉Don't forget to vote and comment yaa kawan-kawan 😃
Have a nice day ❤️❤️



2 April 2017

Diary DonnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang