NHC - 4

1.4K 194 2
                                    

"Dad pergi kemana lagi?" tanya Sean yang mulutnya diisi oleh kue coklat yang sudah ia kunyah.

"Hey, jangan berbicara saat makan." tegurku dan menutupi mulutnya, dia menelan semua coklatnya.

"Jadi, kemana Dad?" tanya Sean yang mengaduk-aduk minumannya.

"Dad mempunyai urusan di Jepang dan London." balasku.

"Akan kah itu lama?" tanya Sean yang menyeruput minumannya.

"Dad bilang itu hanya akan 1 bulan lebih 4 hari." balasku lagi. Sean mengangguk. Sean dan aku bukan pertama kalinya ditinggal oleh ayahku.

Setelah selesai aku membayar bill, dan pulang dengan naik taxi di mall ini.

"Rey, aku pusing." keluh Sean. Dia terlihat lemas. Aku menempelkan punggung tangan ku dengan keningnya. Suhu badannya cukup panas.

"Setelah sampai kau harus minum obat ya." ucapku, Sean mengangguk. Aku mengacak rambutnya.

"Hey, Rey hentikan itu." Sean menyingkirkan tanganku dari rambutnya. Aku hanya bisa menyeringai. Belum lama, Sean langsung tertidur pulas.

"Stop disini." ucapku kepada supir taxinya. Dia berenti disini. "Hey, Sean. Bangun. Kita sudah sampai." bisikku membangunkannya.

Perlahan dia membuka matanya dan mengerjapkannya. "Apa kita sudah sampai?" tanyaku.

"Ya, ayo keluar." aku membuka pintu taxinya dan membawa Sean keluar. Aku memberi uang kepada supir taxinya. "Terimakasih." ucapku.

"Kau masih pusing?" tanyaku. Sean mengangguk lemah.

Aku masuk kerumah dengan kunci cadangan ku dan memberi Sean obat.

Yawn

I Hope || New Hope ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang