"Akhh..." aku memijat dahi ku, rasanya hari ini aku sangat pusing. "Ada apa Rey? kau terlihat sedang stres." komentar Jack, wajah nya tampak khawatir hanya saja aku tak tahu apa itu sungguhan wajah khawatir nya. "Yah kelihatannya memang seperti itu." pusing ini kadang datang dan pergi, aneh sekali.
Ah, aku baru ingat kakak dari ayah ku akan datang ke rumah. "Mr.Harold akan menjemputmu?" tanya Jack, aku berjalan keluar dari sekolah bersama dengan Jack. "Dia bilang tadi pagi dia hanya bisa menjemput Sean, Mr.Harold akan mengirimkan dokumen-dokumen Dad lagi."
"Mau pulang bersamaku?" tawar Jack, "Hmm, mungkin aku akan naik uber saja..." aku mengedikkan bahuku. "Rey." Jack menghela nafasnya, "Mengapa kau selalu berusaha untuk menghidariku?" Jack menatapku dengan wajah pasrahnya, aku sekarang tak tahu mau bicara apa. Aku tidak sedang menjauhinya ataupun menghindarinya.
"Rey." panggil seseorang dibelakang ku, dia menepuk bahuku. Aku menoleh dan George berada dibelakang ku, "Rey, kami akan ke rumah Reece, kau bermain PS4 bukan?" tanya George, aku hanya menganggukan kepalaku. "Reece baru pindah rumah, kau bergabung?" tanya George, aku mengangguk lagi. Ah mungkin suatu hal yang baik menghabis kan waktu bermain game dengan mereka.
"Kau sekarang tambah dekat dengan mereka." gumam Jack pelan, aku mengerutkan keningku. "What's wrong Jack?" balasku sambil menggumam. "Ah, tidak. Jika ini alasan mu menghindari ku, selamat bersenang-senang." Jack tersenyum dan pergi berlalu lalang diantara para murid lainnya. Sudah kuduga dia pasti cemburu karna aku dekat dengan ketiga orang ini, kau tahu seorang sahabat yang sangat over protective. Aku juga tidak terlalu mengerti dengannya, namun apa salahnya dekat dengan mereka? aku mempunyai teman baru dan mereka juga sangat baik.
"Ooh..." desis George, "Ada apa dengan sahabatmu itu." George menatap punggung Jack aneh. "Entahlah."
Terdengar suara notification dari ponsel yang dipegang George, dia mengeceknya dan merapikan rambutnya, "Aku akan menemui Eve dulu, jam 4 kau ke parkiran dan cari mobil Reece." ingat George. "Oh ya baiklah, semoga kencanmu berjalan baik." godaku, George tersenyum salah tingkah, dia menggaruk tengkuknya. "Baiklah kalau begitu aku pergi."
Jam 4... aku mengecek jam tanganku. Masih jam 2 berarti aku harus menghabiskan 2 jam ku disekolah. Mungkin aku akan menemui Kath atau Dina... Ah Dina, dia rajin dan selalu pulang tepat waktu, aku kurang yakin bisa bermain bersamanya. Aku berjalan kearah perpustakaan, Kath sepulang sekolah biasanya diam disini dan membaca 3 buku besar atau lebih... kutubuku.
"Kath!" seruku, Kath menoleh bersama dengan Kevin. Mereka tampaknya sedang membicarakan buku atau mungkin mereka berkencan didalam perpustakaan, mengingat keduanya adalah kutubuku sejati.
"Hai Rey." sapa Kevin sambil membenarkan letak kacamatanya. Ooo, lihat siapa yang sedang berduaan di perpustakaan, sahabatku telah menjadi remaja astaga!
"Hai Rey, ada apa?" tanya Kath.
Aku menyeringai, lalu menggigit bibirku untuk menahan tawa.
"Ada apa sih?" tanya Kath melepaskan kacamatanya dan menaruhnya disakunya, lalu menatapku heran. "Umm, tidak." aku menjabat tangan Kath lalu menjabat tangan Kevin, "Aku tidak tahu kenapa bisa secepat ini melihat kalian tumbuh menjadi remaja."
"Selamat datang ke jaman remaja, nak."
"Uhhh, Rey apa yang kau pikirkan... kami hanya akan membicarakan buku sejarah perang." gerutu Kath. Kevin yang melihatnya hanya tersenyum.
"Kami hanya berteman Rey." elak Kath, "Iya bukan, Kev?" tanya Kath. "Hmm, aku tak merasa begitu." Kevin tersenyum. "Ah aku jadi merasa tidak enak berada disini, lanjutkan drama kalian."
Aku keluar dari ruang perpustakaan, mataku tiba-tiba menangkap seseorang... Blake. Entahlah, dia duduk sambil mendengar kan musik dengan earphone nya. Biasanya dia bertingkah dengan Reece dan George, tapi sekarang George bersama Eve.
Daripada aku terus sendirian dan berakhir mengusili orang-orang, lebih baik aku menemuinya. Aku berjalan mendekat dan duduk disampingnya, sepertinya dia sangat serius hingga tidak menyadari keberadaanku. Aku intip sedikit layar ponselnya, DETECTIVE CURRY. Dia membaca nya di wattpad, aku tidak tahu orang sepertinya bisa menyukai cerita itu, maksudku itu cerita yang sulit dipahami, isinya membingunkan dan membosankan, dan memakai bahasa yang sangat berat.
"Kau membaca Detective Curry?" tanya ku, Blake menoleh kearahku, menatapku dingin lalu mengangguk. Aneh, dia tak seperti biasanya. "Kau tak bersama Reece?" tanyaku. "Untuk apa?" tanyanya balik. "Aku hanya bertanya." ucapku. "Kau ikut ke rumah Reece bukan?" tanyaku. "Rumah Reece? memang nya ada apa?" Blake menaruh earphonenya dan mematikan ponselnya. "Kita kan akan bermain PS4." aku menatapnya heran. "Mereka tidak mengajakmu?" tanyaku, Blake memfokuskan pandangannya kearah ponselnya, seperti sedang menghindari kontak mata denganku. "Mungkin aku lupa, tapi tetap tidak tertarik, aku sibuk."
Tapi kenapa, "Blake kau tidak seperti biasanya." komentarku, "Biasanya? memang biasanya aku bagaimana?" tanyanya, ada nada sarkas didalam kalimatnya, Blake sungguh berbeda, dia dingin. "Maaf Rey. Tapi aku sedang tidak niat mengobrol." Ucap Blake.
"Kau benar tidak akan ikut?" tanyaku, dia menggeleng, dia seperti ingin tersenyum namun tertahan oleh wajah dinginnya. "Aku juga banyak pekerjaan SBK dari Miss Puffley." ucap Blake memberi alasan. "Baiklah." ucapku pasrah, entahlah yang kukenal baik diantara mereka adalah Blake, jadi kurang pas saja tanpa Blake. "Kau akan senang disana, tanpa aku juga pasti kau senang." Blake tersenyum, ah akhirnya dia tersenyum. Aku memandangnya sebentar. Dia pergi dengan tas penuh karya hasil tangannya. Aku tahu ada yang salah denganmu Blake.
Yawn
Sup KFC yow
Ik cover nya jadul bat, pgn ngedit tp memory hape penuh. #RIP
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope || New Hope Club
Fanfiction[Completed Story] A story about you, Reece, Blake, and George. (Indonesia) (mar-sha-king) (2017)