"Trims." aku mengambil botol dari Dina. Aku tak bisa terlalu dekat dengan Kath dan Eve sekarang. "Ada apa dengan kalian bertiga? biasanya kau hanya bersama Kath dan Eve."
"Kau tidak mau denganku? tidak masalah sih..." aku mengangkat kedua bahuku, "Kau sangat aneh, bodoh." Dina mendorongku, "Tentu aku mau, hanya saja... ya... aneh."
"Kenapa semua orang selalu menghina diriku, aku ini pintar tidak bodoh."
"Sudahlah, pertandingannya akan dimulai sebentar lagi. Aku ingin makan." Dina pergi meninggalkanku sendiri. Semakin lama aku semakin sendiri saja.
Sport day~ hari yang sangat dinantikan murid-murid-- maksudku hanya atlit saja, yang lain hanya menonton. Maaf, aku bukan menyindir.
Tentu saja ini hari yang sangat langka. Aku tidak boleh sakit atau bolos pada hari seperti ini, hanya ada setiap 1 tahun sekali.
Hari ini yang terus bersama ku hanya Dina. Teman-teman ku seperti Jack, Josh, Gray, Kevin, dan lain-lain sibuk dengan kegiatannya. Sedangkan ketiga laki-laki itu Reece, Blake, dan George... entahlah, di lapangan bola aku tidak melihatnya bertanding. Lagipula untuk apa aku mencarinya.
Pertandingan basket akan dimulai beberapa menit lagi, aku malas bergabung dengan yang lain. Jadi aku menonton saja dari kejauhan. Tapi belakangan ini Eve jarang bersama dengan Kath, dia menghabiskan waktunya dengan perempuan populer disekolah.
Seperti Camila, Olivia, Taya, Veronica, dan lain-lain. Eve bilang dia kesal dengan orang seperti itu, katanya seperti alergi. Apa ada alergi pada perempuan populer disekolah, astaga anak itu. Jika Eve kesal bagaimana dia terus dekat dengan mereka. Selain dekat dengan mereka, Eve juga dekat dengan Blake. Itu aneh, Eve bilang dia juga kesal dengan Blake. Karna setiap hari Blake selalu menjahilinya, ya semuanya benar-benar aneh.
"Hey." aku menoleh dan menemukan Blake yang menyapaku. "Oh hi." sapaku balik, dia duduk disampingku. "Kenapa kau diam disini? bukankah kau akan bertanding sebentar lagi?" tanya Blake. "Malas, mereka jarang mengobrol denganku, lagipula untuk apa." jawabku. "Kau bertanding bola? aku tidak melihat mu dilapangan." ucapku. "Kau mencariku?" tanya Blake menaikan kedua alisnya. "Um, tidak. Hanya melihat saja tadi, tapi tidak ada kalian." jawabku lagi. "Kalian?" tanya Blake. "Ya kalian. Kau, Reece, dan George."
"Oh." Wow, dia cukup... ah, bukan apa-apa. "Kau dekat dengan Eve sekarang." aku menguncir rambutku, sebenarnya aku tak mau mengucapkan itu pada Blake, tapi ya sudahlah. Aku penasaran. "Kenapa memangnya?" tanya Blake. "Tidak apa. Hanya saja, kalian seperti anjing dan kucing. Aneh melihat kalian berdua."
"Jadi..." dia menggantungkan kalimatnya. "Kau menyukaiku atau tidak?" tanya Blake. "Menyukaimu?" tanyaku. "Aku sudah menanyakanmu, tiga kali bahkan lebih. Kau menyukaiku atau tidak." ucapnya, aku mengedikkan bahuku. "Sepertinya... tidak." jawabku.
"Sungguh, Blake. Aku tak pernah bertemu laki-laki seperti dirimu, tidak ada laki-laki yang menanyakan apa aku menyukai dirinya atau tidak seperti itu." ucapku. "Dan aku juga tak pernah bertemu perempuan seperti dirimu, kau menolakku mentah-mentah." Blake tersenyum.
"Menolak? aku sepertinya tidak menolakmu, aku hanya--"
"Rey! pertandingannya sudah dimulai!" teriak May dari lapangan. "Blake, aku--"
"Ya, aku akan menonton mu." ucap Blake. Aku berlari kearah lapangan. Perutku menjadi agak geli saat berbicara dengan Blake, haha. Aneh.
Yawn
yawn, yawn, yawn. '~'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope || New Hope Club
Fanfiction[Completed Story] A story about you, Reece, Blake, and George. (Indonesia) (mar-sha-king) (2017)