"Kau bisa memulainya dengan surat, atau sms. Dan jika berani face-to-face." ucap Eve. "Kalian tahu, aku tidak terlalu peduli dengan ini. Menghabiskan waktu untuk seseorang yang kita kagumi, yang belum tentu mengagumi kita." ucap ku tak peduli, aku ingin menuju lapangan dan kedua orang ini selalu mengikutiku.
"Aku dan Kath melakukan ini karna tidak ingin melihat kau basi dengan semua game-mu itu, Rey." ucap Eve, sedangkan Kath hanya memakan roti isi buatan Mrs.Darcy yang bahkan tidak memiliki rasa. "Guys?! kenapa kalian melihat ku seperti orang gila yang bertahun-tahun dikurung hanya dengan ps4?! Lagipula, game itu seru, dan tidak menyebabkan patah hati."
"Aku tak tahu bagaimana rasa nya 'kupu-kupu terbang didalam perutku', dan aku tak mau tahu." Eve menepuk pundakku dan menunjuk lapangan dengan jari telunjuknya. "Reece sedang latihan." bisik Eve, banyak perempuan mengerumuni luar lapangan, menyemangati Reece. "Look, these girls stare at him like a piece of meat!" komplain ku kepada Kath dan Eve.
Mungkin terlihatnya aku tak peduli tapi aku ingin sekali berada didekat Reece, JANGAN SALAH SANGKA DULU, kau tahu walau Reece sangat cuek, bisa-bisa pertanyaan ku tak dijawab sama sekali. Intinya, Reece pasti akan menjadi seorang teman yang baik. Dia juga orang yang cukup seru, entahlah, kepribadiannya membuatku yakin bahwa dia orang yang sangat baik, namun terus menutupinya, eh, apa aku terlalu berlebihan memberi komentar? astaga, hentikan suara yang ada di kepala ku ini!
"SHIT!"
"OH GOD!"
"HOLYYY SHIT!"
And guess what, Reece mengedipkan sebelah matanya kearah luar lapangan, dan itu menggemas-- REY FOKUS. "Yak, pasti tidak sengaja, haha! tidak mun-." ucapku spontan, para perempuan yang menjadi 'fans' Reece menoleh kearahku. "Duh, jika kau tak suka tak usah ikut menonton!" ucap Anna memberikan glare kearahku.
"Tapi kenapa Reece mau melakukan itu dengan sengaja?, mengedipkan matanya untuk perempuan-perempuan itu, tidak mungkin menurutku, dia kan cuek." ucapku, "Kau hanya cemburu Rey." Kath tersenyum miring lalu membuang roti isi yang ia pegang, "Roti isi Mrs.Darcy memang hambar." ucap Kath. "Hey, cemburu itu didasari oleh perasaan, memangnya aku punya perasaan untuk Reece? i don't think so."
Sejak keluar dari kelas aku sudah sedikit pusing, aku berniat tidak ikut latihan basket. Tapi, Dove mengirimi ku pesan kalau Jack sepertinya tidak masuk. Jadi, sebagai wakil ketua ekskul basket aku harus hadir. "Aku dan Eve akan ke kafetaria." aku mengangguk, mereka pergi dari hadapanku dan meninggalkan ku didepan lapangan.
"Rey."
"Rey."
Aku menoleh dan menemukan Blake, dan Jack. Aku kira dia tidak hadir?
"Aku--"
"Kau terlihat lemas." Jack memegang daguku dan mengelus kepalaku. "I'm okay." balasku. "Apa yang ingin kau katakan Blake?" tanyaku, Blake menatap Jack dan aku bergantian. Lalu tersenyum--palsu? "Tidak ada, aku akan ke lapangan sepakbola." Blake tersenyum lagi.
"Aku menunggu mu, tapi kau benar-benar terlihar lemas." ucap Jack. "Aku tak apa, Dove bilang kau tidak akan datang."
"Aku hanya telat, tadi Camila memintaku mengajarinya saat dikelas, memakan banyak waktu." Camila lagi... Aku bosan mendengar nama Camila diucapkan oleh semua orang.
Tapi... lagi-lagi ada apa dengan Blake?
Yawn
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope || New Hope Club
Fanfiction[Completed Story] A story about you, Reece, Blake, and George. (Indonesia) (mar-sha-king) (2017)