Story 9

3.2K 335 43
                                    


Perlahan kakinya membawanya kearah kamar yang tak tertutup. Dengan wajah yang kusut, dia melihat seulgi berdiri sambil memegang tangannya yang terluka.

Air wajahnya sulit untuk diartikan. Mata mereka bertemu dalam diam. Dia sendiri tak mengerti, tapi setiap langkahnya menuju gadis itu terasa sakit. Penumpukan rasa takutnya bertambah secara berkala setiap jarak mereka berkurang.

Hingga pupil matanya melebar, ketika seulgi langsung memeluknya dengan satu tangannya yang tidak terluka. Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada bidang sehun.

Tenggorokan sehun tercekat. Kata kata yang ingin ia katakan terasa berat untuk keluar. Jelas sekali seulgi mendengar semua perbincangannya dengan ibunya tadi.

Disana, seulgi bisa mendengar jelas detak jantung sehun yang cepat. Emosi yang bergejolak di hati pria itu bisa seulgi rasakan hanya dengan memeluknya erat. Dengan tangan kirinya yang sehat, ia mengelus punggung sehun lembut.

"Maafkan aku" ucap sehun bergetar.

Beberapa detik seulgi terdiam, kemudian ia menggeleng "untuk apa kau meminta maaf?"

"Karena.. Karena.." sehun tak bisa menemukan kata katanya. Banyak hal yang harus ia mohonkan maaf pada seulgi. Tapi semuanya terlalu berat untuk di katakan.

"Jika kau meminta maaf karena semua penjelasan eommamu. Aku tak akan menerimanya karena itu bukan salah siapa siapa" jelas seulgi.

Ia mendongakkan kepalanya agar bisa melihat sehun "tapi kau harus meminta maaf karena satu hal padaku" ucapnya. Membuat kening sehun berkerut bingung dan juga takut.

"Bagaimana bisa kau berpikir aku akan meninggalkanmu hanya karena hal ini? Sampai kau berusaha menutupinya dariku. Apa kau pikir perasaanku padamu hanya sedangkal itu?" Tutur seulgi langsung membuat bungkam.

Tidak, sehun sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu. Ia hanya terlalu takut untuk kehilangan seulgi sehingga melakukan ini semua. Entah apa yang terjadi padanya jika tak ada seulgi di dalam hidupnya.

Tangan sehun langsung meraup tubuh kecil seulgi kedalam pelukan eratnya. Matanya terpejam, perasaannya terus berusaha menyerap rasa percaya yang ingin ia miliki.

Bukannya meragukan perasaan seulgi. Ia hanya takut karena ia terlalu mencintai gadis ini. Ia mencintai seulgi lebih dari seulgi mencintainya.

"Maafkan aku.. Untuk itu" ucap sehun di telinga seulgi. Tak akan ada yang tahu betapa bersyukurnya ia sekarang. Betapa leganya ia sekarang.

Seulgi tersenyum di dada sehun. Sekuat tenaga ia menahan rasa tangisnya. Ia tidak menangis dikala tangannya terluka, tapi ia merasakan kepedihan yang sehun rasakan. Dan itu juga menyakitinya.

"Jangan khawatirkan hal itu lagi.. Semuanya akan baik baik saja. Ingatlah jika kau hidup di masa ini sekarang. Masa dimana semuanya akan menjadi lebih baik" jelas seulgi.

Sehun melepaskan dekapannya dan menatap seulgi lekat lekat. Entah berapa kali ia harus bersyukur karena memiliki seulgi. Bisa membuat gadis ini selalu disisinya. Menjadi kekuatannya.

Diciumnya bibir seulgi singkat dan manis. Tangannya mengelus lembut pipi gadis itu. Senyum akhirnya tersungging di wajah sehun. Ini adalah senyum perrtamanya di hari ini. Dan ia itu semua berkat seulgi.

"Aku merindukan senyummu" ucap seulgi ikut tersenyum.

^_^

Tangan sehun memegangi seulgi dengan erat. Perlahan memapah gadis itu menuju rumahnya. Tapi seulgi malah terkekeh, dan membuat sehun kebingungan.

"Yang terluka kan tanganku bukan kakiku. Kau tak perlu seperti ini" ucap seulgi masuk akal.

"Aku melakukan ini akibat rasa bersalahku juga" tutur sehun.

Our Love | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang